Rancangan Penelitian Rancangan Sistem Akuaponik

II. METODE PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan yaitu perbedaan waktu retensi sistem akuaponik waktu tinggal air buangan dari proses budidaya ikan nila BEST dalam wadah pemeliharaan tanaman kangkung. Waktu retensi yang diujikan yaitu 30 menit, 60 menit, dan 120 menit. Pengaturan waktu retensi dilakukan dengan cara mengatur debit air buangan dari proses budidaya ikan yang masuk ke dalam wadah pemeliharaan tanaman kangkung. Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y ij = µ + τ i + ε ij Keterangan: Y ij = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i = pengaruh perlakuan ke-i ε ij = galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Parameter penelitian yang diamati adalah tingkat kelangsungan hidup ikan nila BEST, laju pertumbuhan spesifik ikan nila BEST, dan kualitas air selama pemeliharaan.

2.2 Rancangan Sistem Akuaponik

Sistem akuaponik dirancang dengan cara menempatkan wadah tanaman di atas kolam ikan sehingga hampir menutupi sekitar 30 luasan kolam ikan. Wadah pemeliharaan tanaman dilengkapi dengan batu apung yang berfungsi sebagai filter fisik, media tempat tumbuh mikroorganisme, dan tempat berdirinya tanaman kangkung. Wadah tanaman juga dilengkapi dengan pipa PVC berdiameter 1 inchi sebagai saluran inlet dan outlet. Bagian ujung pipa yang berada dalam kolam disambungkan dengan pompa untuk menyedot air naik ke wadah pemeliharaan tanaman, sedangkan bagian ujung pipa lainnya disambungkan dengan keran air untuk mengatur debit air yang masuk ke dalam wadah pemeliharaan tanaman. Air 5 dialirkan dengan prinsip resirkulasi. Rancangan sistem akuaponik yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Rancangan sistem akuaponik. Air dialirkan dengan prinsip resirkulasi, sehingga air buangan dari proses budidaya ikan yang masuk ke dalam wadah pemeliharaan tanaman kangkung selanjutnya akan digunakan kembali sebagai sumber air pada proses budidaya ikan. Penghitungan waktu retensi dilakukan dengan cara menentukan t o pada saat air limbah pertama kali masuk ke dalam wadah tanaman kangkung, kemudian dicatat waktunya hingga air tersebut keluar dari wadah tanaman kangkung menuju kolam ikan t 30 , t 60 , dan t 120 . Efektifitas dari sistem akuaponik terhadap pemeliharaan ikan dan pengelolaan kualias air diketahui dengan adanya kolam kontrol, yaitu kolam pemeliharaan ikan tanpa diintegrasikan dengan tanaman kangkung kolam non-akuaponik. Sirkulasi air dan limbah nitrogen pada sistem akuaponik dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. Gambar 2. Sirkulasi air dan limbah nitrogen pada sistem akuaponik. 6

2.3 Persiapan Wadah dan Bahan