9
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perikanan Setnet
Setnet adalah salah satu jenis alat tangkap yang dikategorikan pada alat tangkap bentuk perangkap dan menetap sifatnya. Baik dalam konstruksi maupun
dalam pengoperasiannya jenis alat tangkap bentuk perangkap bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi nelayan di Indonesia. Alat penangkap ikan
bentuk perangkap yang mirip dengan setnet adalah sero, perbedaannya sero terbuat dari bilah-bilah bambu sedangkan setnet terbuat dari bahan jaring. Alat
alat tangkap setnet sendiri masih dalam tahap ujicoba dan belum banyak berkembang di tanah air. Menurut Nasution et al. 1986, ujicoba pertama setnet
di Indonesia dilakukan di Pacitan dan Teluk Segarawedi Prigi pada tahun 1982, dengan hasil tangkap utamanya adalah Carangidae, Trichiuridae, Priacanthidae,
Sphyraenidae, Scombridae, Stromateidae dan Clupeidae. Menurut Baskoro 1995, beberapa kelebihan setnet adalah sebagai
berikut: 1 dapat dioperasikan sepanjang hari, 2 ekonomis karena umumnya dioperasikan di daerah pesisir yang dekat dengan pantai sehingga hanya
memerlukan sedikit bahan bakar, 3 mudah dalam pengoperasian, 4 memerlukan sedikit waktu dalam pengoperasian sekitar dua sampai tiga jam, 5
hasil tangkapan dalam keadaan hidup sehingga ikan tetap segar dan yang berukuran kecil dapat dibudidayakan, 6 alat tangkap yang menetap dan selektif
karena hanya menangkap spesies yang bermigrasi. Ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan dengan setnet adalah ikan
yang datang beruaya ke arah pantai. Ikan yang dalam ruayanya dihadang dan diusahakan dengan penghadangan itu, ikan akan merubah arah ruayanya menuju
jaring yang telah dipasang. Ikan yang menjadi target penangkapan adalah ikan yang beruaya maka jaring haruslah dipasang pada tempat yang dilalui ikan
sehingga diperlukan pengetahuan tentang “jalan yang dilalui ikan” dan untuk menemukan hal ini menghendaki pengamatan dan pengalaman Ayodhyoa 1981.
Jalan yang dilalui oleh ikan ini, dihadang oleh leadernet sehingga ikan diharapkan menuju ke arah jaring. Karena struktur dari jaring besar dan dipasang
10
disuatu musim, maka sukar untuk dipindah-pindahkan, maka faktor penentuan tempat sangat penting. Kemudian jaring itu sendiri merupakan suatu bangunan
dalam air, maka perlu perhitungan yang teliti tentang material, kekuatan, ketahanan dan lain-lain terhadap arus, gelombang, angin serta faktor oseanografi
lainnya. Fishing ground alat tangkap setnet harus berlumpur, pasir, ataupun
campuran keduanya. Arus pada daerah fishing ground harus sekecil mungkin. Akibat dari arus jaring akan mengalami perubahan bentuk, menghalang-halangi
ikan untuk memasuki jaring dan akan mengalami kesukaran pada waktu pengangkatan jaring. Prinsip-prinsip
pengoperasian setnet
telah lama dimanfaatkan di Indonesia, misalnya pada jermal, sero, kelong, dan lain-lain
sebagainya. Umumnya ikan yang tertangkap oleh setnet dalam keadaan hidup sehingga
alat ini cocok dikembangkan untuk menangkap ikan karang dan ikan hias. Untuk lebih mengoptimalkan hasil tangkapan, perlu terus dilakukan pengkajian dan
penelitian yang mendalam mengenai setnet. Dengan melihat kondisi negara kita yang merupakan lintasan beberapa jenis ikan, luas terumbu karang dan perairan
dangkal Indonesia yang sangat besar, jumlah pulau-pulau yang banyak dengan bentuk teluknya yang beraneka ragam, maka jenis alat tangkap ini dapat
berkembang pesat, sebagai salah satu usaha atau cara memodernisasi perikanan rakyat dalam memanfaatkan sumberdaya ikan sebagai alternatif alat pemanfaat
sumberdaya ikan karang, yang berarti pula memajukan sumberdaya manusia khususnya nelayan.
2.2 Konstruksi Setnet