Sumbu penglihatan visual axis Jarak pandang maksimum maximum sighting distance

sesuai untuk tujuan menangkap jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan sebaiknya diperhatikan karena sangat mempengaruhi hasil tangkapan.

6.2 Pengamatan Contoh Mata Ikan Karang yang Tergiring oleh

Leadernet 6.2.1 Tipe reseptor mata ikan karang Berdasarkan gambar preparat histologi di atas, pada retina mata ikan sersan mayor dan ikan kerapu ditemukan cone cells yang merupakan fotoreseptor utama. Cone cells yang ditemukan terdiri dari dua tipe yaitu tipe single cone cell dan tipe twin cone cell. Menurut pendapat Matsuoka 1957, pada ikan bertulang sejati, ditemukan twin cone dan single cone. Penelitian yang telah dilakukan oleh Razak 2005 pada kelompok ikan karang Chaetodontidae menunjukkan pada fotoreseptor terdiri cone cells ganda dominan yang tersusun membentuk mosaik bujur sangkar memiliki ketajaman mata yang kuat agar mampu menangkap invertebrata kecil yang menjadi ma ka nannya disa mpi ng polip koral . Adanya dua tipe cone cells pada ikan sersan mayor dan ikan kerapu menunjukan kedua ikan tersebut dapat mengenal warna. Hal ini sesuai dengan pendapat Fitri 2002, menyatakan bahwa ikan yang memiliki fotoreseptor cone cells, baik tunggal maupun gandakembar dan membentuk susunan mosaik maupun tidak mengindikasikan bahwa ikan tersebut mampu membedakan warna. Berdasarkan uraian diatas, jika dihubungkan antara tipe cone cells ikan sersan mayor dan kerapu dengan warna leadernet maka dapat dikatakan bahwa kedua ikan karang tersebut yaitu ikan sersan mayor dan ikan kerapu dapat membedakan warna leadernet hijau dan leader kuning pada small bottom setenet.

6.2.2 Sumbu penglihatan visual axis

Menurut Purbayanto et al. 2010 sumbu penglihatan mata ikan dapat ditentukan dengan terlebih dahulu mengetahui kepadatan cone cells pada area dorso-caudal, caudal, atau ventro-caudal pada retina mata ikan. Selanjutnya menurut Fitri 2008 sumbu penglihatan mata ikan dapat ditentukan dengan melihat kebiasaan makan dan posisi densitas cone cell tertinggi pada ikan tersebut. Kebiasaan makan ikan kerapu dilakukan dengan cara menyergap mangsa dari tempat persembunyiannya Sale 2002. Ikan kerapu yang dipelihara pada kolam pemeliharaan akan mempunyai kebiasaan makan dengan menyergap pakan yang diberikan satu per satu sebelum pakan itu sampai ke dasar. Demikian juga kebiasaan makan ikan sersan mayor dengan cara menyantap makanannya sebelum sampai ke dasar perairan. Hasil pengamatan densitas cone cells tertinggi retina mata ikan sersan mayor terletak pada nomor sampel 22 dengan jumlah 90. Selanjutnya hasil pengamatan densitas cone cells tertinggi retina mata ikan kerapu terletak pada nomor sampel 21 dengan jumlah 98. Nomor sampel 21 dan 22 terletak pada bagian ventro-caudal, sehingga dapat dikatakan bahwa kepadatan cone cells ikan sersan mayor dan ikan kerapu berada pada bagian ventro-caudal.

6.2.3 Jarak pandang maksimum maximum sighting distance

Berdasarkan kebiasaan makan dan posisi densitas cone cells tertinggi ikan sersan mayor dan ikan kerapu di atas maka dapat ditentukan sumbu penglihatannya yaitu arah depan ke atas. Menurut Blaxter 1980 kepadatan tertinggi cone cells di bagian ventro-caudal, maka perubahan arah pada diopter ke arah depan-naik upper-fore maka sumbu penglihatan juga akan ke arah depan-naik upper-fore pada sudut 30°. Hasil yang terlihat pada Bab 5, menunjukan bahwa semakin besar diameter objek yang dilihat oleh ikan sersan mayor dan ikan kerapu maka akan semakin besar pula angka jarak pandang maksimum MSD. Hasil analisis jarak pandang maksimum pada ikan sersan mayor dengan diameter objek 3 mm berkisar antara 0,30 m sampai 0,43m sedangkan jarak pandang maksimum pada ikan kerapu dengan diameter objek 3 mm berkisar antara 0,44 m sampai 0,68 m. Demikian halnya hasil analisis jarak pandang maksimum pada ikan sersan mayor dengan diameter objek 4 mm berkisar antara 0,39 m - 0,57 m sedangkan jarak pandang maksimum pada ikan kerapu dengan diameter objek 4 mm berkisar antara 0,58 m - 0,91 m.

6.3 Pengoperasian