Tabel 9. Pola Penggunaan Lahan di Kabupaten Enrekang dan Tator,Tahun 2005 Enrekang Tator
No Penggunaan Lahan
Luas Ha Luas Ha
1 Tanah sawah
12 206 6.83
21 005 5.95
2 Pekarangan
2 730 1.53
12 331.50 3.49
3 Tegalan
7 065 3.96
59 894.50 16.96
4 Padang rumput
22 046 12.34
12 118.50 3.43
5 Kolamtambak -
- 7.50 0.002
6 Perkebunan
26 483 14.83
32 609.80 9.23
7 Hutan negara dan
rakyat 90 150
50.48 108 345.00
30.68 8
Tanah belum diolah 14 660
8.21 106 882.50
30.25 9 Lain-lain
3 261
1.83 -
- Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Enrekang dan Tator, Tahun 2005
dan pemukiman untuk Enrekang 1.53 persen, Tator 3.49 persen, Kolamtambak
untuk Enrekang tidak ada dan Tator hanya 0.002 persen.
5.2. Penduduk dan Mata Pencaharian
Keadaan penduduk di wilayah MADUTORA dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jumlah penduduk terbesar dari dua kabupaten tersebut
adalah kabupaten Tator sebanyak 394 141 jiwa dengan pertumbuhan rata-rata 2.1 persen dan kabupaten Enrekang sebesar 16 327 jiwa dengan pertumbuhan
rata-rata 1.58 persen. Bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun telah mengakibatkan jumlah angkatan kerja juga meningkat secara proporsional.
Jumlah angkatan kerja berumur sepuluh tahun ke atas di kabupaten Tator mencapai 44.35 persen dari jumlah angkatan kerja tertinggi untuk wilayah
MADUTORA; yang sudah bekerja dan mencari pekerjaan 45.35 persen; sedangkan di kabupaten Enrekang angkatan kerja sebanyak 42 persen sudah
bekerja dan mencari pekerjaan sebanyak 24 persen BPS Makassar, 2003. Pola mata pencaharian masyarakat di dua kabupaten ini dominan sebagai
petani, masing-masing mencapai 74.40 persen untuk kabupaten Enrekang dan 65.11 persen di kabupaten Tator. Disamping itu, khusus untuk kabupaten Tator,
sektor industri kecil berupa kerajinan rakyat yang berbentuk ukiran dan tenunan tradisional, dapat dikembangkan sebagai komoditi ekspor non migas karena
keunikan dan ciri khasnya. Dari berbagai jenis mata pencaharian penduduk di dua wilayah ini, angkatan kerja berusia 10 tahun ke atas masih dominan bekerja
pada sektor pertanian. Komposisi mata pencaharian penduduk menurut sektor usaha disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10. Mata Pencaharian Penduduk Menurut Sektor di Kabupaten Enrekang dan Tana Toraja,Tahun 2005
Enrekang Tator No Mata
Pencaharian Jumlah
jiwa Jumlah
jiwa 1
Pertanian 61 312
74.40 79 907
65.11 2 Pertambangan
dan galian
728 0.88
915 0.75 3
Industri kecil dan pengolahan
2 664 3.20
3 152 2.57
4 Listrik, gas dan air
168 0.20
- -
5 Bangunan 992
1.20 53
0.04 6 Perdagangan
besar dan eceran 10 904
13.20 31 774
25.89 7 Rumah
makan dan
hotel -
- 6 926
5.64 8 Angkutan
dan komunikasi
888 1.07
- - 9 Lembaga
keuangan -
- -
- 10 Jasa
kemasyarakatan 4 952
5.95 -
- Total
82 608 100.00
122 727 100.00
Sumber : Badan Pusat Statistik. Sulawesi Selatan dalam Angka, 2005
Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa 65 sampai 74 persen dari seluruh penduduk di dua wilayah ini memiliki mata pencaharian di sektor pertanian. Ini
menunjukkan bahwa perekonomian di wilayah tersebut masih bersifat agraris. Kemudian disusul oleh perdagangan sebesar 13.20 persen Enrekang dan
25.89 persen Tator; bermata pencaharian perdagangan besar dan industri, dan jasa kemasyarakatan 5,95 persen Enrekang, rumah makan dan hotel serta
industri kecil dan pengolahan masing-masing sebesar 5.64 dan 2,57 persen Tator.
5.3. Perkembangan PDRB Wilayah