Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

pada tahun 2002 dengan kabupatenkota yang termasuk daerah maju dan pertumbuhan cepat sebanyak 18,18 persen dari jumlah total kabupatenkota. Sedangkan kondisi terburuk terjadi pada tahun 2007 dengan kabupatenkota yang termasuk daerah kurang berkembang sebanyak 63,64 persen dari jumlah total kabupatenkota di Jawa Barat. Sedangkan model data panel digunakan untuk mengestimasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto PDRB kabupatenkota sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang dapat mendorong untuk membantu peningkatan PDRB terutama bagi daerah miskin agar dapat mengejar ketertinggalan. Hasil analisis menggunakan data panel menunjukkan bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif secara signifikan terhadap PDRB, sedangkan pangsa sektor pertanian dan pangsa sektor industri berpengaruh negatif secara signifikan terhadap PDRB. Indeks pendidikan dan indeks kesehatan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB.

2.5 Kerangka Pemikiran

Karakteristik alam, ekonomi, sosial, dan budaya yang beraneka ragam pada masing-masing daerah menimbulkan pola pembangunan ekonomi yang berbeda. Hal ini menyebabkan adanya beberapa wilayah mampu tumbuh dengan cepat sementara wilayah lain tumbuh dengan lambat. Perbedaan kemampuan untuk bertumbuh menimbulkan kesenjangan ekonomi seperti ketimpangan pendapatan antar wilayah, sektor, golongan, dan desa-kota. Desentralisasi sistem pemerintah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi ketimpangan. Melalui kebijakan otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki wewenang dalam mengatur pembangunan wilayahnya. Setiap daerah diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerahnya agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi ketimpangan pendapatan. Tujuan pembangunan ekonomi dapat dicapai melalui suatu perencanaan yang baik dan terkendali. Perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah. Potensi yang ada diharapkan dapat memberikan sumbangan atau kontribusi yang besar dalam penerimaan dan pengeluaran pemerintah sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Berdasarkan pernyataan di atas, penelitian ini berupaya menjawab beberapa tujuan yaitu mengukur tingkat kesenjangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur dengan menggunakan Indeks Williamson. Besarnya nilai ketimpangan ekonomi setiap tahun selama periode penelitian dapat diketahui, kemudian diplot ke dalam sebuah grafik agar terlihat trend ketimpangan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Analisis pola pertumbuhan ekonomi dilakukan menggunakan Klassen Typology . Klassen Typology dianalisis menggunakan data PDRB per kapita dan laju pertumbuhan ekonomi dari masing-masing daerah di Provinsi Jawa Timur. Sehingga diperoleh hasil wilayah-wilayah yang mengalami kemajuan atau kemunduranpada tahun 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju PDRB di setiap kabupatenkota yang masuk ke dalam daerah tertinggal pada Klassen Typologydianalisis menggunakan metode data panel dengan beberapa indikator yaitu kualitas pendidikan, kesehatan, jumlah pekerja, panjang jalan, produksi air yang disalurkan, luas pertanian teririgasi, tabungan, dan anggaran pembangunan. Setelah diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laju PDRB, diharapkan pemerintah dapat menentukan kebijakan yang sesuai agar terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya mampu mengurangi ketimpangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur. Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Analisis Ketimpangan Ekon Indeks Williamson omi • Daerah maju dan pertumbuhan cepat • Daerah berkembang cepat • Daerah maju tetapi tertekan • Daerah relatif tertinggal Rekomendasi Kebijakan Pemerintah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju PDRB Daerah Tertinggal Klasifikasi Pertumbuhan Ekonomi Daerah Klassen Typology Ketimpangan Ekonomi Antar KabupatenKota Ketidakseimbangan Pertumbuhan Ekonomi Antar Wilayah

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder periode tahun 2001-2010 mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten dan kota yang dianalisis berjumlah 38, terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Data yang diperlukan meliputi: 1 jumlah penduduk, 2 PDRB, 3 jumlah pekerja, 4 luas pertanian teririgasi, 5 panjang jalan, 6 anggaran pembangunan daerah, 7 produksi air yang disalurkan, 8 tabungan, 9 rasio murid terhadap guru, 10 rasio dokter setiap puskesmas. Sumber data tersebut diperoleh dari: 1 BPS Pusat, 2 BPS Provinsi Jawa Timur, dan 3 literatur lain yang mendukung. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan software Eviews 6.

3.2 Metode Analisis

Metode yang digunakan untuk menganalisis tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah, analisis trend ketimpangan, dan analisis pola pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan metode deskriptif. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan PDRB.

3.2.1 Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar Wilayah

Ketimpangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur diukur menggunakan Indeks Williamson. Rumus Indeks Williamson adalah sebagai berikut: