Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDRBDaerah Tertinggal

Berdasarkan Tabel 5.2, terdapat enam daerah yang m asi daerah maju dan pertumbuhan cepat. Lima daerah yang termasuk ke dalam daerah maju dan pertumbuhan cepat merupakan wilayah perkotaan dan satu wilayah enunjukkan bahwa daerah perkotaan bertumbuh lebih cepat dan m ilan daerah. Sisanya berada pada kategori daerah maju tapi tertekan, yaitu sebesar 5,26 pe Fokus utama yang dianalisis pada penelitian ini adalah melihat seberapa besar pengaruh kualitas pendidikan, kesehatan, jumlah pekerja, panjang jalan, produksi air yang disalurkan, luas pertanian teririgasi, tabungan, dan anggaran latif tertinggal di Provinsi Jawa Timur yang diperoleh dari hasil analisis Tipologi Klassen. Faktor-faktor yang mempengaruhi asuk dalam klasifik kabupaten. Hal ini m aju daripada daerah kabupaten. Sedangkan pada daerah relatif tertinggal didominasi oleh daerah kabupaten. Terdapat 21 wilayah yang masuk ke dalam daerah relatif tertinggal, 20 wilayah merupakan daerah kabupaten dan satu daerah perkotaan, yaitu Kota Pasuruan. Daerah relatif tertinggal memiliki persentase sebesar 55,26 persen. Sedangkan daerah maju dan pertumbuhan cepat memiliki persentase sebesar 15,80 persen. Kabupatenkota yang termasuk dalam daerah berkembang cepat ada 23,68 persen atau sebanyak semb rsen. Dari perbandingan persentasi pada masing-masing kategori wilayah, terlihat bahwa jumlah daerah relatif tertinggal di Provinsi Jawa Timur masih sangat banyak, sedangkan hanya beberapa daerah saja yang maju. Hal ini membuktikan bahwa ketimpangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur masih tinggi.

5.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDRBDaerah Tertinggal

di Provinsi Jawa Timur pembangunan pada daerah re laju P itian. Heterogenitas unit cross sectionyang ditun DRB pada daerah relatif tertinggal di Provinsi Jawa Timur dianalisis agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut. Sehingga daerah-daerah relatif tertinggal dapat memacu pertumbuhan ekonominya dengan membuat kebijakan yang sesuai dan pada akhirnya dapat mengurangi kesenjangan yang terjadi di Provinsi Jawa Timur. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB Kabupatenkota yang termasuk dalam daerah relatif tertinggal di Provinsi Jawa Timur diestimasi menggunakan metode data panel. Keunggulan dari metode data panel adalah model ini memberikan keleluasaan bagi peneliti untuk melihat heterogenitas tiap unit cross section dari contoh penel jukkan oleh perbedaan antar kabupatenkota dapat diperoleh dengan pendekatan fixed effect ataupun pendekatan random effect. Uji Chow tidak digunakan dalam penelitian ini karena apabila menggunakan pendekatan pooled least square, heterogenitas tiap unit cross section tidak dapat diestimasi. Dasar statistika untuk memutuskan apakah akan menggunakan pendekatan fixed effect atau random effect menggunakan Uji Hausman. Nilai probabilitas Uji Hausman sebesar 0,0000, lebih kecil dari taraf nyata 5 persen. Artinya tolak H , maka model yang digunakan adalah model fixed effect. Tabel 5.2 Hasil Uji Hausman Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 32.934585 8 0,0001 Hasil estimasi menggunakan fixed effect model dapat dilihat pada Tabel 5.4. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat lima variabel yang berpengaruh signifikan aerah relatif tertinggal di Provinsi Jawa Timur. secara statistik terhadap PDRB d R-squ efisien deter hasil estimasi se 0,466575 yang menunjukkan PDRB daerah relatif tertinggal di Provinsi Jawa Timur dapat dijela Daerah Relatif Tertinggal menggunakan Fixed Effect Model Variabel Koefisien Std. Error t-Statistik Prob. ared R² atau ko minasi pada besar skan oleh variabel-variabel bebas dalam model sebesar 46,66 persen. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Pada tingkat kepercayaan 95 persen taraf nyata 5 persen, nilai probabilitas F-statistic yaitu 0,000000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat dan dapat dinyatakan pula bahwa hasil estimasi tersebut mendukung keabsahan model. Uji signifikansi individu uji t menggunakan t-statistik dengan taraf nyata 5 persen yang dibandingkan dengan nilai mutlak t-statistik dari hasil estimasi, menunjukkan bahwa empat variabel penjelas signifikan mempengaruhi variabel terikat. Satu variabel penjelas lainnya signifikan pada taraf nyata 10 persen dan terdapat tiga variabel yang tidak signifikan dari delapan variabel bebas yang digunakan. Tabel 5.3 Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju PDRB di LNAIR LNJLN LNPEM 0,146504 0,300261 0,083601 0,094421 0,190789 0,029128 1,551596 1,573783 2,870121 0,1225 0,1173 0,0046 LNDIK LNKES LNPTN LN C -0,380196 -0,417015 -0,114202 -17,98781 0,119492 0,094195 0,249117 5,378209 -3,181757 -4,427126 -0,458425 -3,344573 0,0017 0,0000 0,6472 0,0010 LNTAB TK -0,028604 1,364902 0,016568 0,275378 -1,726493 4,956470 0,0860 0,0000 Kriteria Statistik Nilai R A -sq F- Pr isti D tson -squared djusted R uared statistic obF-stat c urbin-Wa stat 0,466575 0,384056 5,654159 0,000000 1,453012 ∗ S pad a 5 p S pad a 10 ignifikan a taraf nyat ersen ignifikan a taraf nyat persen Men t Guj , u pe l y k harus memenuhi asumsi regresi klasik, model harus terbebas dari asalah dalam itu heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas, diberikan perlakuan bandingkan Sum Square Resid pada Weig kan. si sebagai berikut: uru arati 2003 ntuk mem roleh mode ang bai masalah-m regresi ya Generalized Least Square GLS dan mem hted Statistics dengan Sum Squared Resid Unweighted Statistics. Karena model fixed effect yang digunakan telah diberi perlakuan GLS dengan Cross- section weights maka asumsi adanya heteroskedastisitas dapat dihilangkan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai probabilitas t-statistik dan nilai probabilitas F-statistik. Dari hasil regresi, empat variabel bebas signifikan pada taraf nyata 5 persen dan satu variabel signifikan pada taraf nyata 10 persen, sedangkan nilai probabilitas F-statistik signifikan pada taraf nyata 10 persen. Sehingga asumsi adanya multikolinearitas dapat diabai Untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi, maka dideteksi dengan melihat nilai Durbin-Watson statistik. Nilai Durbin-Watson sebelum diberi bobot dibandingkan dengan nilai sesudah diberi bobot. Apabila nilai Durbin-Watson setelah diberi bobot lebih besar, maka asumsi adanya autokorelasi dapat diabaikan. Berdasarkan estimasi dan pengujian asumsi regresi klasik terhadap model fixed effect, maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut layak untuk digunakan. Berdasarkan hasil estimasi model data panel dengan menggunakan fixed effect setelah melalui serangkaian uji, maka diperoleh model terbaik dengan hasil estima LPDR ggal di Provinsi Jawa Timur antara lain : kualitas endidikan LNDIK, kesehatan LNKES, jumlah pekerja LNTK, anggaran pembangunan LNPEM, dan tabungan LNTAB. Sedangkan interpretasi dari hasil estimasi adalah sebagai berikut: Tabel 5.4 Notasi Variabel Bebas dan Deskripsi pada Model Estimasi Laju B it = 0,1465 LNAIR it – 0,3802 LNDIK it + 0,3003 LNJLN it – 0,4170 LNKES it + 0,0836 LNPEM it – 0,1142 LNPTN it - 0,0286 LNTAB it + 1,3649 LNTK it - 17,9878 + [CX=F] + e it Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi laju PDRB daerah relatif tertin p PDRB di Daerah Relatif Tertinggal Provinsi Jawa Timur No. Notasi Variabel Deskripsi 1. LNDIK Setiap peningkatan rasio murid terhadap guru sebesar 1 satuan maka laju PDRB akan berkurang sebesar 0,3802 satuan ceteris paribus. sebesar 1 satuan 2. 7. 8. LNKES NPTN Setiap peningkatan rasio jumlah penduduk terhadap dokter maka laju PDRB akan berkurang sebesar 0,4170 satuan ceteris paribus. ceteris paribus. 3. LNTK Setiap peningkatan jumlah pekerja sebesar 1 orang maka laju PDRB akan meningkat sebesar 1,3649 satuan 4. 5. 6. LNPEM LNTAB LNAIR LNJLN L Setiap peningkatan anggaran pembangunan sebesar 1 satuan maka laju PDRB akan meningkat sebesar 0,0836 satuan ceteris paribus. Setiap peningkatan tabungan sebesar 1 satuan maka laju PDRB akan berkurang sebesar 0,3802 satuan ceteris paribus. Produksi air bersih tidak berpengaruh nyata terhadap laju PDRB di daerah relatif tertinggal. Panjang jalan tidak berpengaruh nyata terhadap laju PDRB di daerah relatif tertinggal. Lahan pertanian teririgasi tidak berpengaruh nyata terhadap laju PDRB di daerah relatif tertinggal.

5.4 Implikasi Kebijakan untuk Memacu Pertumbuhan Ekonomi Daerah Re