BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisis Ketimpangan Ekonomi Antar KabupatenKota di Provinsi
Jawa Timur
Ketimpangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur dihitung menggunakan data PDRB Provinsi Jawa Timur. Jumlah penduduk yang
terus meningkat dari tahun ke tahun juga mempengaruhi PDRB per kapita yang diperoleh dari pembagian antara PDRB Provinsi Jawa Timur dengan jumlah
penduduk.
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2001-2010 diolah
Ga upatenKota di Provinsi
Trend ketimpangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur diamati melalui indeks ketimpangan antar wilayah yang dihitung dengan teori
Williamson Lampiran 5. Nilai tersebut kemudian digambarkan dalam sebuah grafik. Grafik pada Gambar 5.1 yang berfluktuasi menunjukkan adanya perbedaan
ketimpangan pendapatan yang berbeda setiap tahun. Trend ketimpangan pada
0.48 0.5
0.52 0.54
0.56 0.58
0.6
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Nilai CVW
Tahun
mbar 5.1 Trend Ketimpangan Ekonomi Kab Jawa Timur Tahun 2001-2010
ndeks Williamson yang kecil menggambarkan tingkat kesenjangan renda
5.2 lasifikasi Pola Pertumbuhan Ekonomi KabupatenKota di Provinsi
Jawa Timur
diana gambar cenderung menurun meskipun terjadi peningkatan pada tahun 2002.
Namun mulai tahun 2004 hingga 2009 trend ketimpangan cenderung terlihat stabil pada nilai 0,54. Hasil akhir analisis trend ketimpangan berdasarkan grafik tersebut
menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan mengalami penurunan sebesar 0,015 pada akhir periode analisis yaitu tahun 2010. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ketimpangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur mengalami penurunan, meskipun masih termasuk dalam karakteristik ketimpangan dengan
taraf tinggi. Nilai I
h ataupemerataan yang baik, dan sebaliknya nilai Indeks Williamson yang besar maka tingkat kesenjangan semakin tinggi. Indeks Williamson Provinsi Jawa
Timur menunjukkan nilai lebih dari 0,5 yang berarti ketimpangan ekonomi di daerah tersebut tinggi. Nilai indeks tertinggi diperoleh pada tahun 2003 sebesar
0,59. Namun nilai Indeks Williamson dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan. Hal ini menandakan adanya peningkatan pemerataan antar wilayah di
Provinsi Jawa Timur. Sedangkan nilai Indeks Williamson yang terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 0,52. Meskipun masih dalam taraf kesenjangan
yang tinggi, tetapi Provinsi Jawa Timur telah berhasil mengurangi ketimpangan yang terjadi di daerahnya.
K
Pola pertumbuhan ekonomi kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur lisis menggunakan Tipologi Klassen.Tipologi Klassen dilakukan dengan
cara membandingkan PDRB per kapita masing-masing kabupatenkota dengan
Tahun 2010 Menurut Tipologi Klassen
PDRB per Kapita Provinsi Jawa Timur dan membandingkan laju pertumbuhan ekonomi masing-masing kabupatenkota dengan laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan data pada lampiran 6, Provinsi Jawa Timur dapat dibagi menjadi empat klasifikasi Tipologi Klassen sebagai berikut:
Tabel 5.1 Klasifikasi Pola Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur
PDRB per kapita y y
1
y y
1
y Laju Pertumbuhan r
r
1
r Daerah maju dan
pertumbuhan cepat:
ggo
to Daerah berkembang
cepat:
Kab. Tulungagung Kab. Gresik
Kota Malang Kota Probolin
Kota Mojoker
Kota Madiun Kota Surabaya
Kab. Pacitan Kab. Malang
Kab. Mojokerto Kab. Jombang
Kab. Bojonegoro Kab. Lamongan
Kota Batu Kota Blitar
r
1
r Daerah maju tetap
tertekan:
Kot latif
l: K
Kab. Trenggalek
ng i
oso
an i
Daerah re Kab. Sidoarjo
a Kediri tertingga
ab. Ponorogo Kab. Blitar
Kab. Kediri Kab. Lumaja
Kab. Jember Kab. Banyuwang
Kab. Bondow Kab. Situbondo
Kab. Probolinggo Kab. Pasuruan
Kab. Nganjuk Kab. Madiun
Kab. Magetan Kab. Ngawi
Kab. Tuban Kab. Bangkal
Kab. Sampang Kab. Pamekasan
Kab. Sumenep Kota Pasuruan
Berdasarkan Tabel 5.2, terdapat enam daerah yang m asi
daerah maju dan pertumbuhan cepat. Lima daerah yang termasuk ke dalam daerah maju dan pertumbuhan cepat merupakan wilayah perkotaan dan satu wilayah
enunjukkan bahwa daerah perkotaan bertumbuh lebih cepat dan m
ilan daerah. Sisanya berada pada kategori daerah maju tapi tertekan, yaitu sebesar 5,26 pe
Fokus utama yang dianalisis pada penelitian ini adalah melihat seberapa besar pengaruh kualitas pendidikan, kesehatan, jumlah pekerja, panjang jalan,
produksi air yang disalurkan, luas pertanian teririgasi, tabungan, dan anggaran latif tertinggal di Provinsi Jawa Timur yang
diperoleh dari hasil analisis Tipologi Klassen. Faktor-faktor yang mempengaruhi asuk dalam klasifik
kabupaten. Hal ini m aju daripada daerah kabupaten. Sedangkan pada daerah relatif tertinggal
didominasi oleh daerah kabupaten. Terdapat 21 wilayah yang masuk ke dalam daerah relatif tertinggal, 20 wilayah merupakan daerah kabupaten dan satu daerah
perkotaan, yaitu Kota Pasuruan. Daerah relatif tertinggal memiliki persentase sebesar 55,26 persen.
Sedangkan daerah maju dan pertumbuhan cepat memiliki persentase sebesar 15,80 persen. Kabupatenkota yang termasuk dalam daerah berkembang cepat ada
23,68 persen atau sebanyak semb rsen. Dari perbandingan persentasi pada
masing-masing kategori wilayah, terlihat bahwa jumlah daerah relatif tertinggal di Provinsi Jawa Timur masih sangat banyak, sedangkan hanya beberapa daerah saja
yang maju. Hal ini membuktikan bahwa ketimpangan ekonomi antar kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur masih tinggi.
5.3 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi PDRBDaerah Tertinggal