Kesesuaian Lahan Dr. Ir. Sri Yanti Wibisana, MPM.

14 beberapa lokasi yang dipilih, seperti menentukan tipe penutupan vegetasi tertentu, jenis tanah, dan kepemilikannya. Hubungan antara data spasial dan atribut ini dapat pula menentukan obyek dengan kriteria titik seperti lokasi yang menghasilkan macam bahan pencemar. Berbagai bentuk analisis spasial dapat dilakukan dengan menggunakan SIG. 1 operasi titik point operation, yaitu tipe analisis dengan memasukan beberapa formula aljabar dan overlay beberapa layer data; 2 operasi tetangga operation neighbourhood yakni tipe analisis yang menghubungkan titik pada suatu lokasi di permukaan bumi dengan semua informasi atributnya, dengan lingkungan disekitarnya, sebagai contoh menentukan kesesuaian lahan untuk berbagai kegiatan pembangunan; 3 analisis jaringan network analysis yakni tipe analisis yang menghubungkan beberapa tampilan data feature berupa garis, seperti menentukan jalan dengan jarak terdekat di antara dua kota. Alat untuk melakukan analisis-analisis seperti tersebut di atas telah tersedia pada beberapa perangkat lunak SIG. Pada aplikasi penggunaan ketiga tipe analisis tersebut, sepenuhnya tergantung kepada keterampilan pengguna untuk menentukan tipe analisis mana yang akan di pakai. Beberapa perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas bahasa pemrograman makro yang da pat diintegrasikan pada semua bentuk pekerjaan SIG. Dengan bahasa pemrograman tersebut pengguna dapat membuat aplikasi rutin untuk tujuan tertentu. Produk atau output SIG dapat berupa peta berwarna atau hitam putih, tabel, angka statistik, dan laporan.

2.4 Kesesuaian Lahan

Harjowigeno S. dan Widiatmaka 2001 menyatakan bahwa lahan adalah suatu lingkungan fisik yang meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi, dimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaanya . Termasuk didalamnya adalah akibat-akibat kegiatan manusia, baik pada masa lalu maupun sekarang, seperti reklamasi daerah -daerah pantai, penebangan hutan, dan akibat-akibat yang merugikan seperti erosi dan akumulasi garam. Faktor -faktor sosial dan ekonomi secara murni tidak t ermasuk dalam konsep lahan ini. Selanjutnya dijelaskan bahwa kesesuaian lahan adalah kecocokan adaptability suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan tertentu. P enggunaan lahan secara umum adalah penggolongan penggunaan lahan secara umum seperti pertanian tadah hujan, pertanian beririgasi, padang rumput, kehutanan, atau daerah 15 rekreasi. Perkembangan penguasaan dan penggunaan lahan erat kaitannya dengan perkembangan populasi manusia dan tingkat kebudayaannya dalam upaya manusia mempertahankan kehidupannya. Perubahan penggunaan lahan yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan terganggunya ekosistem di suatu wilayah apalagi bila wilayah tersebut adalah pulau kecil. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengendalikan penggunaan lahan agar sesuai dengan peruntukannya. Tentunya peruntukan suatu lahan disusun berdasarkan gambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu yang di lakukan dengan menganalisis dalam bentuk klasifikasi kesesuaiannya. Berdasarkan UU PWP-PPK Pasal 23 angka 2 yang di muat juga dalam penjelasan SK Dirjen KP3K No. 31KP3KIX2008 dalam bentuk Lampiran pada Bab III Sub Bab 3.1 huruf b menyatakan bahwa pemanfaatan PPK dan perairan disekitarnya diprioritaskan untuk salah satu atau lebih kepentingan sebagai berikut: 1 konservasi; 2 pendidikan dan latihan; 3 penelitian dan pengembangan; 4 budidaya laut; 5 pariwisata; 6 usaha perikanan dan kelautan; 7 industri perikanan lestari; 8 pertanian; danatau 9 peternakan . Sementara itu berdasarkan Kemente rian Lingkungan Hidup dan FPIK IPB 2002 bahwa atas dasar karakteristik PPK, maka arahan peruntukkan dan pemanfaatan PPK adalah kegiatan konservasi, perikanan tangkap dan budidaya, pariwisata bahari, dan pertanian. Dalam menentukan peruntuk an bagi arahan pemanfaatan di pulau kecil, perlu di lakukan analisis terhadap kualitas lahan daratan dan perairan sehingga dapat di peroleh lahan yang diinginkan. Analisis ini disebut sebagai analisis kesesuaian berdasarkan kriteria kesesuaian lahan untuk suatu pulau kecil yang disusun dalam bentuk matriks kesesuaian lahan land suitability matrix. Kualitas perairan untuk budidaya laut dan pariwisata di analisis dengan berpedoman pada baku mutu air laut yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Hidup melalui SK Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut, seperti yang tertera pada Tabel 2 . Baku mutu di atas juga digunakan sebagai acuan penyusunan matriks kesesuaian, antara lain untuk matriks kesesuaian budidaya laut terdiri pH 6-9, DO 5 mglt, salinitas 30-35 o o o, fosfat 0-0.5 mglt, nitrat 0-0.5 mglt, suhu permukaan laut 26-30 °C, kecepatan arus =0.5 mdt, dan kecerahan 5 m. 16 Tabel 2 Baku mutu air laut untuk budidaya laut dan wisata bahari Baku mutu air laut No. Parameter Satuan wisata bahari budidaya laut 1 DO mgl 5 5 2 pH - 7–8.5 a 7–8.5 3 Salinitas o alami 1b alami 1b 4 Nitrat mgl 0.008 0.008 5 Fosfat mgl 0.015 0.015 6 BOD5 mgl 10 20 7 TSS mgl 20 coral: 20 e mangrove: 80 e lamun: 20 e 8 Suhu O C alami 1c alami 1c 9 Kecerahan m 6 d coral: 5 d mangrove: - lamun: 3 d Sumber: Lampiran II dan III SK Menteri Lingkungan Hidup No 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut Keterangan: 1. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, berva riasi setiap saat siang, malam dan musim a. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 0 .2 satuan pH b. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 5 salinitas rata -rata musiman c. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 2 o C dari suhu alami d. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 10 kedalaman euphotic lapisan paling atas dari tubuh air yang menerima cukup cahaya untuk fotosintesis e. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 10 konsentrasi rata2 musiman Sementara itu untuk wisata bahari dapat dikelompokkan menjadi 2 dua bagian yaitu kesesuaian pariwisata pantai dan pariwisata bahari, untuk kesesuaian pariwisata pantai meliputi jarak dari sumber air tawar =0.5 km, DO 5 mgl, kecerahan 5 m, kecepatan arus =0.3 mdet, dan material dasar perairan berpasir, sedangkan untuk kesesuaian pariwisata bahari meliputi jarak dari sumber air tawar =0.5 km, DO 5 mglt, dan kecerahan 5 m kecepatan arus =0.5 mdet, tutupan komunitas karang 75 Bakosurtanal ,1996; Dahyar, 1999; Arifin, 2001; Soselisa, 2006. Analisis kesesuaian permukiman dan budidaya pertanian mengacu Harjowigeno dan Widiatmaka 2001, dan Sjafii 2000 . Syarat lahan yang diperuntukan untuk permukiman yaitu jarak dari sumber air tawar =0.5 km , jarak dari jalan =0.1 km, kemiringan 0-5, jarak dari pantai 200 m, drainase porous, erosi tanah tidak ada, dan kedalaman efektif tanah 30 cm. Syarat lahan 17 yang dapat diperuntukkan budidaya pertanian yaitu jarak dari sumber air tawar =0.5 km, jarak dari jalan 0-1 km, kemiringan 8, ketinggian 6-20 m, jarak dari pantai 200 m, drainase porous, dan kedalaman efektif tanah 30 cm. Kesesuaian suatu ruang untuk kegiatan tertentu akan dapat berkurang bahkan menjadi tidak sesuai jika kemampuan sistem yang ada dida lamnya tidak mampu lagi untuk menanggung beban kegiatan yang dilakukan diatasnya. Oleh karena setiap sistem miliki ambang batas atau kemampuan untuk mendukung aktifitas didalamnya. Kemampuan dimaksud disebut sebagai kemampuan mendukung atau daya dukung yan g ada di suatu sistem tententu.

2.5 Daya Dukung