Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Buah-buahan

yang terkandung di dalamnya. Semakin penting suatu komoditi, permintaannya akan cenderung inelastis. Oleh karena itu, peningkatan atau penurunan harga sendiri pada buah tidak akan terlalu berpengaruh terhadap jumlah buah yang diminta. Dari semua buah yang dianalisis, terdapat satu buah yang sensitif terhadap perubahan harga, yaitu buah pepaya dengan nilai elastisitas harga sendiri sebesar - 2.076. Peningkatan pada harga buah pepaya sebesar 10 persen, akan menyebabkan jumlah buah pepaya yang diminta turun sebesar 20.76 persen. Hal ini diduga terjadi karena karakteristik buah pepaya yang ketersediaannya selalu ada sepanjang tahun dengan harga yang relatif murah. Oleh karena itu jika terjadi peningkatan pada harga buah pepaya, akan menyebabkan konsumen cenderung berpindah konsumsinya dari buah pepaya ke buah lain dengan kandungan vitamin yang relatif sama seperti yang ada dalam buah pepaya. Jika dilihat dari tanda elastisitas harga silang, diketahui bahwa terdapat nilai elastisitas yang bertanda positif dan negatif pada masing-masing jenis buah yang dianalisis. Nilai elastisitas silang yang bernilai negatif menunjukkan bahwa hubungan kedua buah adalah komplementer, sedangkan nilai yang positif menunjukkan bahwa hubungan kedua buah adalah substitusi. Jika dilihat dari besaran nilai elastisitas harga silang diketahui bahwa sebagian besar buah memiliki nilai elastisitas silang yang kurang dari satu, yang menunjukkan bahwa buah-buah tersebut relatif tidak responsif terhadap perubahan harga buah lain. Pada buah jeruk, elastisitas harga silangnya terhadap harga rambutan bernilai negatif -0.693 yang menunjukkan bahwa hubungan kedua buah tersebut adalah bersifat komplementer sedangkan elastisitas jeruk terhadap harga duku bernilai positif 0.030 yang menunjukkan hubungan kedua buah tersebut adalah bersifat substitusi. Jika harga buah duku meningkat sebesar 10 persen, maka jumlah jeruk yang diminta akan meningkat sebesar 3 persen. Begitu pula nilai elastisitas jeruk terhadap harga pisang, pepaya, dan buah lain memiliki nilai yang positif, namun kurang dari 1. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan pada harga buah-buah tersebut, maka jumlah buah jeruk yang diminta juga akan meningkat, namun dengan peningkatan yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pada harga buah-buah tersebut. Dapat dilihat dari besaran elastisitas harga silang, diketahui bahwa jumlah buah jeruk yang diminta relatif kurang responsif terhadap perubahan pada harga buah-buah lainnya yang ditunjukkan dengan nilai elastisitasnya yang kurang dari satu. Buah rambutan memiliki nilai elastisitas harga silang yang negatif terhadap harga buah jeruk dan buah lain dengan nilai elastisitas masing-masing yaitu sebesar -0.250 dan -0.061. Peningkatan pada harga buah jeruk dan buah lain sebesar 10 persen akan menyebabkan jumlah buah rambutan yang diminta turun sebesar kurang dari 10 persen. Pada nilai elastisitas harga silang rambutan terhadap harga duku, pisang, dan pepaya memiliki tanda yang positif yaitu berturut-turut sebesar 0.054, 0.238, dan 0.007. Elastisitas silang yang bertanda positif menunjukkan bahwa hubungan rambutan terhadap buah duku, pisang, dan buah lain adalah substitusi. Peningkatan pada harga buah-buah tersebut akan menyebabkan jumlah buah rambutan yang diminta akan mengalami peningkatan. Berdasarkan nilai elastisitas tersebut juga diketahui bahwa jumlah buah rambutan yang diminta cenderung kurang sensitif terhadap perubahan harga buah-buah lainnya jeruk, duku, pisang, pepaya, buah lain. Nilai elastisitas harga silang buah duku serta pisang terhadap harga jeruk dan rambutan memiliki tanda yang positif, yang artinya hubungan kedua buah duku dan pisang terhadap buah jeruk dan rambutan adalah substitusi. Peningkatan pada harga jeruk dan rambutan akan menyebabkan terjadi peningkatan pada jumlah buah duku dan pisang yang diminta. Nilai elastisitas harga silang yang bertanda positif juga terjadi antara buah duku dengan harga buah pepaya serta antara buah pisang dengan harga buah lainnya yang menunjukkan bahwa hubungan buah tersebut adalah substitusi. Nilai elastisitas harga silang duku memiliki tanda yang negatif terhadap harga buah pisang dan buah lainnya yang menunjukkan hubungan diantara buah tersebut adalah komplementer. Pada elastisitas harga silang pisang terhadap harga buah duku dan pepaya juga menunjukkan hal yang sama, yaitu memiliki tanda yang negatif yang berarti hubungannya adalah komplementer. Berdasarkan nilai dari elastisitas harga silang diketahui bahwa secara umum hubungan substitusi atau komplementer antara buah-buah tersebut relatif tidak kuat karena nilai elastisitasnya yang kurang dari satu. Respon perubahan permintaan buah-buahan akibat adanya perubahan pada pendapatan dapat dilihat dari nilai elastisitas pendapatan. Berdasarkan nilai parameter estimasi yang diperoleh dari model AIDS, kita tidak dapat langsung mengetahui respon perubahan permintaan buah akibat perubahan pendapatan karena nilai parameter yang dihasilkan hanya dapat digunakan untuk melihat respon perubahan permintaan buah akibat perubahan pengeluaran buah atau disebut elastisitas pengeluaran buah. Elastisitas pengeluaran buah diperoleh dengan menggunakan rumus pada persamaan 3.20. Adapun secara rinci nilai elastisitas pengeluaran buah pada masing-masing jenis buah dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa buah jeruk, duku, dan buah lain memiliki nilai elastisitas pengeluaran buah yang positif dan lebih besar dari satu, yaitu berturut-turut sebesar 1.987, 1.882, dan 1.191. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya perubahan pengeluaran buah, maka jumlah buah jeruk dan duku yang diminta akan berubah dengan arah yang sama dengan arah perubahan pengeluaran buah. Jika total pengeluaran buah meningkat sebesar 10 persen, maka jumlah buah jeruk yang diminta akan meningkat sebesar 19.87 persen. Begitu halnya pada buah duku, dengan adanya peningkatan total pengeluaran buah sebesar 10 persen, akan menyebabkan jumlah buah duku yang diminta meningkat sebesar 18.82 persen. Diketahui bahwasanya perubahan permintaan buah akan lebih besar daripada perubahan pada pengeluaran buah. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan buah cenderung responsif terhadap total perubahan pengeluaran buah rumahtangga. Tabel 9. Nilai elastisitas pengeluaran buah Jenis buah Elastisitas pengeluaran buah Jeruk 1.987 Rambutan 0.408 Duku 1.882 Pisang 0.623 Pepaya 0.876 Lain-lain 1.191 Sumber: Hasil olahan 2015