4.77 Permintaan Kuantitas dan Kualitas Buah-buahan Rumahtangga di Provinsi Lampung
besar. Hal ini mengindikasikan bahwa pangan yang tersedia dalam hal ini adalah buah-buahan ternyata tidak langsung dapat diserap dengan baik oleh masyarakat.
Penelitian tentang permintaan sudah cukup banyak dilakukan, namun dalam lingkup yang besar dan tidak spesifik. Penelitian-penelitian yang sebelumnya
dilakukan hanya menganalisis tentang permintaan buah-buahan secara agregat Kumar et al. 2011; Ofwona, 2013; Pusposari, 2012; Rachman, 2001; Dianarafah,
1999; Deaton, 1990. Kajian tentang permintaan buah dalam lingkup yang lebih spesifik juga perlu untuk dilakukan karena ada perbedaan selera konsumen dalam
mengkonsumsi suatu komoditi buah dan buah lainnya.
Penelitian lain yang sudah dilakukan terhadap komoditi buah yang lebih spesifik sudah pernah dilakukan oleh Hartoyo 1997 di Jawa Barat dan Sriwijayanti
et al. 2004 di DKI Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa besaran elastisitas untuk komoditi buah-buahan yang dianalisis memiliki magnitude yang
berbeda. Perbedaan hasil dimungkinkan terjadi karena perbedaan faktor-faktor sosiodemografi yang ada di kedua daerah penelitian. Pertanyaan yang muncul adalah
faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap permintaan buah-buahan di Provinsi Lampung ?
Hal yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhan permintaan buah-buahan bersifat dinamis dan dapat berubah antara lain karena unsur harga buah itu sendiri
dan tingkat pendapatan. Harga buah dapat berubah sewaktu-waktu terkait dengan jumlah ketersediaannya. Perubahan harga tersebut dapat menyebabkan terjadinya
perubahan pada permintaan buah-buahan. Ditinjau dari tingkat pendapatan, tingkat pendapatan penduduk di Provinsi Lampung mengalami peningkatan setiap tahunnya
Tabel 3.
Tabel 3 Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan Provinsi Lampung Tahun
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan Rp
Tingkat perubahan 2007
329 473 -
2008 334 055
1.39 2009
350 855 5.03
2010 411 603
17.31 2011
490 180 19.09
2012 517 710
5.62 2013
573 634 10.80
Sumber: Badan Pusat Statistik tahun 2008-2013 Tingkat pendapatan yang diproksi dari rata-rata tingkat pengeluaran
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada tingkat pendapatan per kapita pada tiap tahunnya. Seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat, akan
berpengaruh terhadap pola pengeluaran dan konsumsi. Hartoyo 1997 dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa perubahan tingkat pendapatan sangat berpengaruh
terhadap perubahan jumlah buah-buahan yang diminta.
Hal yang perlu diperhatikan adalah perubahan pada harga dan pendapatan tidak hanya menyebabkan perubahan konsumsi konsumen dari segi kuantitas, tetapi juga
dari segi kualitas. Beberapa penelitian terdahulu hanya memfokuskan pada respon perubahan permintaan akibat perubahan harga dan pendapatan dari segi kuantitas
Hartoyo, 1997; Sriwijayanti et al. 2004. Seperti yang disebutkan oleh Yu dan Abler
2009 dalam Ogundari 2012 bahwa rekomendasi kebijakan yang didasarkan atas analisis yang tidak melihat respon perubahan permintaan konsumen dari segi kualitas
akibat perubahan pendapatan dapat menjadi subjek kesalahan yang signifikan dalam desain kebijakan dan proses perencanaan. Hal ini dikarenakan peningkatan
permintaan mungkin tidak memberikan indikasi adanya peningkatan permintaan untuk kualitas. Jika hanya dari segi kuantitas, maka hanya akan tampak respon
perubahan permintaan buah-buahan dari segi kuantitas namun tidak tampak perubahan pilihan konsumsi konsumen kaitannya dengan kualitas buah itu sendiri.
Kualitas buah yang dimaksud meliputi rasa, bentuk, warna, dan sebagainya. Kualitas suatu buah itu sendiri dicerminkan dari tingkat harga. Buah dengan kualitas
rendah, maka harganya akan relatif lebih murah dibandingkan dengan yang kualitasnya lebih tinggi pada suatu komoditi buah tertentu. Pada masing-masing
komoditi buah, dengan adanya peningkatan pada harga dan pendapatan dimungkinkan akan menyebabkan terjadinya pertukaran konsumsi oleh konsumen,
baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Konsumen akan mengubah pilihan konsumsinya dari buah yang kualitasnya rendah ke buah yang kualitasnya lebih
tinggi. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana respon perubahan permintaan kuantitas dan kualitas buah-buahan akibat perubahan harga dan pendapatan di
Provinsi Lampung? Respon perubahan permintaan akibat perubahan harga dan pendapatan masyarakat, baik dari kuantitas maupun kualitas perlu dikaji karena
merupakan informasi penting bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan berkaitan dengan perbaikan konsumsi masyarakat.
Beberapa pertanyaan yang diajukan di atas merupakan permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini. Hal yang perlu ditekankan dalam penelitian ini adalah
bahwa perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian terdahulu Kumar et al. 2011; Ofwona, 2013; Pusposari, 2012; Dianarafah, 1999; Deaton, 1990 terletak pada
analisis yang dilakukan secara spesifik pada komoditas buah-buahan. Selain itu dalam penelitian ini juga memperhatikan unsur sosiodemografi untuk mengetahui
faktor apa saja yang berpengaruh terhadap permintaan buah-buahan di Provinsi Lampung. Penelitian ini diharapkan dapat menjembatani bagian dari kesenjangan
dalam penelitian sebelumnya dengan tidak hanya menganalisis respon perubahan permintaan akibat perubahan harga dan pendapatan dari segi kuantitas, tetapi juga
dari segi kualitas.