Pengamatan dan Pengukuran a. Kadar air kayu

35

3.4. Pengamatan dan Pengukuran a. Kadar air kayu

Pengukuran kadar air menggunakan metode oven metode gravimetri. Pengukuran kadar air kayu dihitung berdasarkan selisih berat kayu awal dan akhir sesudah kering oven. Perlakuan pengeringan dengan menggunakan oven dapat mempercepat penurunan kadar air sehingga pengeringan dapat berjalan lebih cepat. Keuntungan lain adalah terhindarnya serangan jamur biru blue stain sehingga kayu menjadi ulet dan tidak rapuh. Pemanasan harus dilakukan dalam waktu dan suhu yang cukup sehingga temperatur inti kayu wood core temperature mencapai suhu 100±3 ºC sampai mencapai berat konstan. Pada kondisi ini dimensi kayu dalam keadaan stabil artinya volume kayu tidak dipengaruhi oleh kadar air dimana kayu telah menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya . Kadar air kayu sangat bervariasi tergantung kepada jenis dan lokasi dimana kayu berasal. Kayu akan menyusut bila air terdesorpsi keluar dari dinding sel dan mengembang lagi bila air teradsorpsi ke dalam dinding sel kayu. Sifat lain dari kayu adalah mudah mengikat atau melepas uap air dari udara sekitarnya sampai kayu mengalami kadar air kesetimbangan pada gugus OH di selulosa, hemiselulosa dan lignin. Nilai kadar air dihitung dengan menggunakan rumus: Dimana: Bo = Berat kayu awal g BKO = Berat kayu kering oven g b. Retensi bahan pengawet banyaknya pengawet kering masuk ke dalam kayu Retensi bahan pengawet diukur berdasarkan penimbangan contoh uji. Nilai retensinya dihitung berdasarkan selisih berat masing-masing contoh uji sebelum dan sesudah diawetkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Retensi kgm³ = B 1 - B 2 x K V Kadar air = Bo - BKO x 100 BKO 36 Dimana: B 1 = Berat sesudah diawetkan kg B 2 = Berat sebelum diawetkan kg V = Volume contoh uji m³ K = Konsentrasi bahan pengawet bb c. Kematian rayap mortalitas Kematian rayap dihitung pada saat akhir pemaparan setelah hari ke 21 Mortalitas rayap dihitung berdasarkan jumlah rayap awal dibagi dengan jumlah rayap yang mati dengan menggunakan rumus: Dimana: N 1 = Jumlah rayap awal N 2 = Jumlah rayap yang mati pada akhir masa pemaparan c. Kehilangan berat weight lost Kehilangan berat kayu dihitung berdasarkan selisih berat contoh uji sebelum dan sesudah akhir pengujian pada setiap contoh uji digunakan rumus: Dimana: W 1 = Berat contoh uji sebelum pengujian g W 2 = Berat contoh uji sesudah pengujian g e. Derajat proteksi Penentuan derajat proteksi setiap contoh uji ditentukan dengan cara penentuan nilai dengan menggunakan skala sesuai dengan Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida 1995 yaitu: Mortalitas = N 2 x 100 N 1 Weight Lost = W 1 - W 2 x 100 W 1 37 Tabel 9. Derajat proteksi contoh uji kayu Derajat proteksi Nilai Utuh, tidak ada serangan Sedikit nyata dipermukaan Sedang masuk belum meluas Hebat masuk sudah meluas Kayu hancur kurang lebih 50 kayu habis 100 90 70 40 Sumber: Metode Standar Pengujian Efikasi Pestisida, 1995 Keterangan: Bekas gigitan tipis pada permukaan kayu dinilai sebagai utuh.

3.5. Rancangan Percobaan