90
5. Kalimat emfatik. Kalimat emfatik memberikan penegasan khusus pada subjek. Penegasan
ini biasanya dengan menambahkan keterangan sambung yang di belakang subjek dan partikel –lah pada subjek. Misalkan pada kalimat berikut.
22 Dialah yang memulai pertengkaran itu.
23 Penduduk desa itulah yang akan mengadu ke DPR.
Namun karena jarang ditemukan kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif yang menggunakan kalimat bentuk emfatik, maka tidak akan dibahas
lebih lanjut.
B. Kalimat Majemuk
Seperti halnya pada kalimat tunggal, kalimat majemuk dapat berupa kalimat berita, suruh, dan tanya. Berikut beberapa contoh kalimatnya.
1. Kalimat Berita 24
Orang-orang segera berebut membelikan minum si juru masak, karena ingin mendengar lebih banyak detail.
25 Akhirnya mereka berhasil menyalakan api, walaupun masih perlu satu
jam lagi sampai apinya cukup panas untuk memasak. 26
Aula besar rasanya jauh lebih penuh daripada biasanya, walaupun cuma ketambahan dua puluh anak.
27 Walaupun Snape sudah mencurigai Hary sejak dulu, dia tak pernah
berhasil membuktikannya.
91
2. Kalimat Suruh 28
Jangan sebut-sebut apa pun tentang luar negeri selama kau di sini kalau tak mau bosan setengah mati
29 Pergilah dan melapor kepada mandormu ada kecelakaan di sini
30 Jangan pernah kembali ke sini tanpa barang yang engkau janjikan
3. Kalimat tanya 31
Menurut kalian Irlandia akan menang tapi Krum akan mendapatkan snitchnya?
32 Karena orang waras mana yang bersedia kehilangan pekerjaan yang
baik dan atasan yang sempurna?
4. Pelesapan Unsur Inti pada Kalimat Majemuk Berdasarkan proses pembentukannya, kalimat majemuk disusun atas dua
klausa atau lebih, maka ada kemungkinan terjadinya pelesapan. Unsur yang dapat dilesapkan dapat berupa subjek, predikat atau verba, dan objek.
Pada kalimat tunggal yang menjadi unsur inti adalah subjek dan predikatnya, kecuali pada kalimat tunggal yang predikatnya verba transitif, objek
juga merupakan unsur inti. Pada kalimat tunggal, semua unsur inti harus hadir. Berdasarkan asumsi bahwa klausa dapat disejajarkan dengan kalimat tunggal,
maka kalimat majemuk bertingkat terdiri atas beberapa kalimat tunggal. Dengan demikian fungsi inti pada kalimat tunggal tersebut akan terbawa ke dalam
konstruksi kalimat majemuk bertingkat. Namun fungsi inti pada kalimat tunggal
92
tersebut tidak harus hadir jika berada dalam konstruksi kalimat majemuk bertingkat. Hal ini disebut dengan pelesapan. Pelesapan adalah penghapusan suatu
unsur karena alasan tertentu. Perhatikan kalimat berikut. 32
Meskipun mereka sudah banyak mendengar tentang Dobby dari Harry, mereka belum pernah bertemu dengannya. HP 4 125
33 Dia melindungi wajahnya, meskipun boks utama itu tidak begitu
terang. HP 4 125 Dua kalimat di atas adalah kalimat majemuk bertingkat yang terdiri atas
dua klausa. Pada kalimat 32Mereka belum pernah bertemu dengannya adalah klausa utama, sedangkan Mereka sudah banyak mendengar mendengar tentang
Dobby dari Harry adalah klausa sematan. Pada kalimat 33, Dia melindungi wajahnya adalah klausa utama, sedangkan Boks utama tidak begitu terang adalah
klausa sematan. Pada dua kalimat di atas, kita melihat bahwa semua unsur inti yang dimiliki kalimat tunggal hadir pada semua klausanya. Unsur inti tersebut
adalah subjek mereka untuk kalimat 32, dia dan boks utama untuk kalimat 33; predikat mendengar, bertemu untuk kalimat 32, melindungi dan tidak begitu
terang untuk kalimat 33 dan objek Dobby, dengannya untuk kalimat 32, dan wajahnya untuk kalimat 33.
Perhatikan juga beberapa kalimat di bawah ini. 34
Harry masih mencari-cari di dalam sakunya, meskipun sudah tahu tongkatnya tak ada di sana. HP 4 157
35 Kamu tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan. HP 4 224
36 Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak. HP 4 276
93
Pada kalimat 34, klausa utamanya, Harry merupakan subjek, mencari- cari merupakan predikat di dalam sakunya merupakan keterangan tempat. Di sini
ada pelesapan objek yang seharusnya ada pada kalimat tunggal berpredikat verba monotransitif, yaitu tongkat. Pada klausa sematannya, tahu mengetahui sebagai
predikat, tongkatnya sebagi objek, tak ada di sana merupakan keterangan. Di sini ada pelesapan subjek yang seharusnya hadir pada kalimat tunggal berpredikat
verba monotransitif, yaitu subjek Harry. Pelesapan ini dimungkinkan untuk kesingkatan karena pada klausa utama tongkat tidak disebut karena sudah disebut
pada klausa sematan, sedangkan Harry pada klausa sematan tidak disebut karena sudah disebut pada klausa utamanya. Secara lengkap kalimat 34 dapat
digambarkan sebagai berikut. 34
Harry masih mencari-cari [-] di dalam sakunya, meskipun [-] S
u
O
u
S
s
sudah tahu tongkatnya tak ada di sana. O
s
Pada kalimat 35, klausa utama, kau sebagi subjek, dapat sebagai predikat, dan cuti sakit sebagai objek. Pada klausa sematannya mogok makan
sebagai predikat. Di sini terjadi pelesapan subjek kau karena sudah ada pada klausa utamanya.
35 Kamu tak akan dapat cuti sakit walaupun [ ] mogok makan.
S
u
S
s
94
Pada kalimat 36, klausa utama, dia sebagai subjek, membaca sebagai predikat dan pertanda sebagai objek. Pada klausa sematannya hanya ada orang
lain sebagai subjek dan tidak sebagai partikel negasi. Di sini terjadi dua pelesapan, yaitu pelesapan predikat membaca dan objek pertanda.
36 Dia membaca pertanda, meskipun orang lain tidak [ ] [ ].
P
u
O
u
P
s
O
s
C. Relasi Konsesif