Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk Relasi Konsesif

14 dalam satu kalimat itu menyatakan hubungan koordinatif, maka kalimat macam itu dinamakan kalimat majemuk setara”. Penghubung yang digunakan untuk menyatakan kesetaraan antara lain kata: dan, dan lagi, lagi pula, serta, lalu, kemudian, atau, tetapi, tapi, akan tetapi, sedang, sedangkan, namun, melainkan, sebaliknya, bahkan, malah, dan malahan. Berikut beberapa contoh kalimat majemuk setara. 33 Badannya kurus, dan mukanya sangat pucat. 34 Orang itu miskin, lagi pula bodoh. 35 Mereka sedang belajar, atau mungkin mereka sedang mengobrol. 2 Kalimat Majemuk Bertingkat. Menurut Ramlan 1996 kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang di dalamnya klausa yang satu merupakan bagian dari klausa yang lain. Klausa yang merupakan bagian dari klausa lainnya disebut klausa bawahan, sedangkan klausa yang lainnya disebut klausa inti. Jadi kalimat majemuk bertingkat terdiri atas klausa inti dan klausa bawahan.

B. Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk

1. Relasi Antarklausa dalam Kalimat Majemuk Setara Menurut Moeliono 1988 relasi semantis antarklausa dalam kalimat majemuk setara, jika dilihat dari segi arti koordinatornya, terdiri atas tiga macam, relasi penjumlahan, perlawanan, dan pemilihan. Relasi penjumlahan yaitu relasi yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, dan proses. Relasi ini ditandai oleh koordinator dan, serta, atau baik...maupun.... 15 Kadang koordinator dapat juga dihilangkan. Jika diperhatikan konteksnya, maka hubungan penjumlahan ada yang menyatakan sebab, urutan, waktu, pertentangan, dan perluasan. Relasi perlawanan ialah relasi yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan apa yang dinyatakan dalam klausa kedua. Relasi ini ditandai dengan koordinator tetapi. Relasi perlawanan dapat dibedakan atas relasi yang menyatakan penguatan, implikasi, dan perluasan. Relasi pemilihan adalah relasi yang menyatakan pilihan diantara dua kemungkinan yang dinyatakan oleh kedua klausa yang dihubungkan. Koordinator yang digunakan untuk menyatakan relasi ini adalah atau. Relasi ini sering pula menyatakan pertentangan. 2. Relasi Antarklausa pada Kalimat Majemuk Bertingkat Dalam kalimat majemuk bertingkat juga terdapat beberapa macam relasi antarklausa. Relasi tersebut antara lain relasi temporal, kondisional, final atau tujuan, konsesif, komparatif atau pembandingan, penyebaban, konsekutif atau akibat, cara, sangkalan, kenyataan, hasil, penjelasan dan atributif Moeliono, 1988

C. Relasi Konsesif

1. Pengertian Relasi Konsesif “Hubungan konsesif terdapat dalam sebuah kalimat yang klausa sematannya memuat pernyataan yang tidak akan mengubah apa yang dinyatakan dalam klausa utama” Moeliono, 1988, h. 325. Menurut Fokker 1983, h. 117 yang dinamakan relasi konsesif ialah “apabila dalam bagian kalimat yang satu, 16 sesuatu diterima, diakui atau dianggap, yang bertentangan dengan isi bagian yang lain, tetapi tanpa ia dapat mempengaruhinya”. Dari beberapa definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa klausa konsesif merupakan klausa bawahan dalam kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif yang isinya bertentangan atau berlawanan dengan pernyataan klausa utama dan tidak mengubah apa pun dalam klausa utama tersebut. Jika seseorang mengungkapkan kalimat majemuk dengan relasi konsesif seperti “Walaupun hari hujan, ibu pergi ke pasar”, kita akan tahu bahwa dua klausa tersebut merupakan suatu kebenaran atau fakta. Hari hujan merupakan suatu kebenaran dan ibu pergi ke pasar juga merupakan sebuah kebenaran. Jika kita mengasumsikan klausa pertama, “Walaupun hari hujan”, sebagai p, dan kluasa kedua, “ibu pergi ke pasar”, sebagai q, maka kita akan mendapatkan rumusan apa pun p maka q. 2. Pemarkah Konsesif Subordinator yang biasa dipakai untuk menyatakan makna konsesif adalah walaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, dan sungguhpun” Moeliono, 1988. Bentuk seperti ke mana pun, betapapun, apa pun, di mana pun, dan siapa pun dapat pula dipakai sebagai penghubung konsesif. Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini. 36 Penduduk Desa Little Hangleton masih menyebutnya “Rumah Riddle”, meskipun sudah bertahun-tahun lamanya keluarga Riddle tak tinggal di sana lagi.HP 4 9 17 37 “Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan”HP 4 224 38 ..., mengingat tugas-tugas turnamen itu akan tetap sulit dan berbahaya, kendati kami telah mengambil langkah pengamanan...HP 4 231 39 ..., dan akan memberikan dukungan sepenuh hati kepada juara Hogwats, siapa pun dia...HP 4 232 Kalimat-kalimat dia atas termasuk kalimat majemuk bertingkat dengan relasi konsesif. Klausa seperti: meskipun sudah bertahun-tahun lamanya keluarga Riddle tak tinggal di sana lagi; walaupun mogok makan; kendati kami telah mengambil langkah pengamanan; siapa pun dia; merupakan klausa bawahan yang tidak mengubah isi klausa utamanya. Penghubung konsesif yang digunakan antara lain meskipun, walaupun, kendati, dan juga menggunakan bentuk lain seperti siapa pun. Pemarkah tersebut harus dinyatakan secara gramatikal. Jika dihilangkan maka kalimat tersebut menjadi tidak gramatikal atau tidak berterima. Perhatikan kontras kalimat di bawah ini. 40 a. “Kau tak akan dapat cuti sakit walaupun mogok makan”. b. ”Kau tak akan dapat cuti sakit mogok makan”. Kontras pada kalimat tersebut menunjukkan bahwa konjungsi walaupun kehadirannya bersifat wajib. Konjungsi tersebut yang menyatakan makna konsesif pada kalimat tersebut. Jika konjungsi tersebut dihilangkan, maka kalimatnya menjadi tak berterima. 18 Dari beberapa pemarkah di atas, ada beberapa pemarkah yang mempunyai makna yang sama sehingga dapat saling menggantikan tanpa merubah makna dari keseluruhan kalimat. Pemarkah tersebut antara lain: walaupun, meskipun, kendatipun, biarpun, dan sekalipun. Perhatikan kalimat berikut. 41 Kendatipun berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan. Kalimat tersebut menggunakan pemarkah konsesif kendatipun. Kalimat tersebut tidak akan berubah maknanya jika pemarkah konsesif tersebut diganti dengan pemarkah walaupun, meskipun, biarpun, dan sekalipun. 42 Walaupun berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan. 43 Meskipun berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan. 44 Biarpun berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan. 45 Sekalipun berat, Nicky berterima kasih diberi aneka cobaan. E. Konig 1994 menyatakan beberapa ciri pembeda konsesif dibanding relasi lainnya. a In contrast to most other types of adverbial clauses, there does not seem to be a concessive interogative adverb in any language, analogous to English when, where, why, how, etc. b Concessive clauses cannot be the focus of a focusing adjunct focus particle like only, even, just, especially Only because it is raining vs. Only although it was raining..... c Concessive clauses cannot occur as focus in a cleft sentence It was although it was raining that.... 19 d Concessive clauses cannot be the focus of a negation or a polar interrogative Was he harassed because he was a journalist? Vs. Was he harassed although he was a journalist?. 680 3. Konsesif Kondisional Relasi konsesif mempunyai kedekatan dengan jenis relasi yang lain. Konsesif sangat terkait erat dengan kondisional dan dapat juga berasal dari kondisional. Konsesif yang mirip dengan kondisional disebut dengan konsesiaf kondisional. Konjungsi yang dapat digunakan adalah konjungsi seperti siapa pun, di mana pun, dan ke mana pun. Beberapa ahli sering menggolongkan kalimat- kalimat sebagai berikut ke dalam konsesif. 46 Apa pun yang terjadi, ia tetap akan pergi. 47 Mendapat pekerjaan atau tidak, ia tetap akan menikahi Susan bulan depan. 48 Sekalipun ia tidak menemukan pekerjaan, ia tetap akan menikah bulan depan. Secara sekilas, kalimat di atas terlihat seperti kondisional, yang merupakan rangkaian dari antecedent protosis dan consequent apodosis. Kedua konstituen tersebut merupakan syarat baku yang ada pada kalimat kondisional. Antecedent menggambarkan apa yang dihipotesiskan, sedangkan consequent menggambarkan situasi atau kondisi yang akan atau mungkin terjadi. Klausa apa pun yang terjadi, mendapat pekerjaan atau tidak, sekalipun ia tidak menemukan pekerjaan terlihat seperti syarat bagi klausa yang lainnya. Klausa ia tetap akan menikah, ia tetap 20 akan menikahi Susan bulan depan, ia tetap akan menikah bulan depan terlihat sebagai sesuatu yang mungkin atau akan terjadi. Antecedent dapat dinyatahan dengan partikel pun atau dengan bahasa Inggris dapat dirumuskan dengan wh-ever. Misal konjungsi apa pun, siapa pun, di mana pun, ke mana pun, dan lainnya. Selain itu antecedent juga dapat dinyatakan dengan disjunction ‘p atau tidak p’. Konjungsi yang digunakan pada antecedent yang menggunakan partikel pun merupakan pronomina tak tentu. Pronomina tak tentu bukan saja menunjuk pada benda yang ditentukan oleh situasi wicara atau konteks, melainkan menunjukkan pula bahwa yang dimaksudkan adalah benda dari suatu kelas yang terbatas. Misalkan konjungsi siapa pun menunjuk pada siapa saja atau manusia yang kelasnya terbatas. Namun tetap ada perbedaan yang mendasar antara kondisional dan konsesif. Perbedan tersebut terdapat pada kebenaran dari kalimatnya. Apa yang dinyatakan pada kalimat kondisional pastilah hal-hal yang belum terjadi, sedangkan pada kalimat yang konsesif apa yang dinyatakannya merupakan suatu fakta walaupun saling bertentangan. Perhatikan kalimat berikut. 49 Aku akan membeli rumah itu, jika aku punya banyak uang. 50 Walaupun aku punya banyak uang, aku tak akan membeli rumah itu. Kalimat pertama merupakan kalimat kondisional. Klausa jika aku punya banyak uang merupakan antecedent, sedangkan klausa aku akan membeli rumah itu adalah consequent. Kalimat ini menyatakan sesuatu yang tidak terjadi. Kenyataannya, pembicara tidaklah mempunyai uang sehingga rumah itu juga 21 belum akan dibelinya. Kalimat yang kedua adalah kalimat konsesif. Berbeda halnya dengan kalimat kondisional, kedua pernyataan pada kalimat ini merupakan fakta. Kenyataannya pembicara mempunyai banyak uang dan dia tidak membeli rumah itu. Kedua klausanya merupakan fakta meskipun berlawanan latar belakangnya. 29

BAB III METODE PENELITIAN