Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

32

E. Teknik Klasifikasi Data

Data yang telah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan jenis pemarkah yang dipakai. Data tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu data A, data B, dan data C. 1. Data A Data A merupakan data yang menggunakan pemarkah walaupun, meskipun, kendatipun, sekalipun dan biarpun. Semua pemarkah dalam tipe ini dapat saling menggantikan tanpa mengubah informasi atau isi yang hendak disampaikan. 2. Data B Data B merupakan data yang menggunakan pemarkah ke mana pun, betapapun, apa pun, siapa pun dan di mana pun. Pemarkah dalam tipe ini tidak dapat saling menggantikan karena tiap pemarkah mengacu pada suatu hal tertentu. 3. Data C Data merupakan data dengan pemarkah berupa disjungsi p atau tidak p dan perluasannya. Data C dibagi menjadi enam tipe, yaitu: Tipe C 1 [p –p, p sama]; Tipe C 2 [p ataupun q , p q]; Tipe C 3 [p ataupun –p, p sama]; Tipe C 4 [mau p atau –p, p sama]; Tipe C 5 [mau p atau q, p q]; dan Tipe C 6 [mau p mau q p tidak sama dengan q].

F. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode distribusional. “Metode distribusional yaitu menganalisis sistem bahasa atau 33 keseluruhan kaidah yang bersifat mengatur di dalam bahasa berdasarkan perilaku atau ciri-ciri kebahasaansatuan-satuan lingual tertentu” Subroto, 1992, h. 64. Karena metode yang digunakan adalah metode distribusional, maka teknik yang digunakan adalah teknik-teknik yang terdapat dalam metode tersebut. Teknik lanjutan yang digunakan di sini adalah teknik lesap, ganti, sisip, dan parafrasis. a. Teknik lesap atau delesi “dilaksanakan dengan melesapkan melepaskan, menghilangkan, menghapuskan, mengurangi unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan” Sudaryanto, 1993, h. 37. Teknik ini berguna untuk mengetahui keintian kadar unsur yang dilesapkan. b. Teknik ganti atau substitusi “dilaksanakan dengan mengganti unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan” Sudaryanto, 1993, h. 37. c. Teknik sisip “dilaksanakan dengan menyisipkan unsur tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada” Sudaryanto, 1993, h. 37. Dalam hal ini, kelihatan bahwa pada hakikatnya teknik sisip sama dengan teknik perluas, yaitu sama-sama menggunakan “unsur” tambahan; jadi, menambahi satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur baru. Hanya, bedanya ialah penambahan dalam rangka pelaksanaan teknik perluas ada di luar satuan lingual yang bersangkutan, penambahan dalam rangka pelaksanaan teknik sisip ada di dalam satuan lingual yang bersangkutan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui hal yang diacu pada unsur yang dilesapkan. 34 d. Teknik parafrasis yang “menyatakan secara berbeda dalam arti normal sebuah tuturan atau pernyataan atau konstruksi tertentu, tetapi informasi atau isi tuturan tetap terjaga atau lebih kurang sama” Subroto, 1992, h. 82.

G. Teknik Penarikan Kesimpulan