10 yang sesuai dengan permasalahan dengan sumber yang tidak sesuai dengan
permasalahan. Sedang kritik ekstern dilakukan pada sumber lisan yaitu dengan melihat kredibilitas dari para informan.
c. Intepretasi atau analisa
Menghubungkan fakta-fakta sejarah sehingga bermakna dengan cara pendekatan multi dimensial, yaitu dengan ilmu-ilmu sosial dan ekonomi
untuk dapat memahami keberadaan pengemis di Pedukuhan Karang Rejek. d.
Historiografi Merupakan tahap akhir penulisan sejarah. Hasil intepretasi atau
analisis tadi disajikan dalam bentuk karya tulis yang bersifat deskriptif analisis. Hal tersebut direalisasikan dalam bentuk skripsi yang berjudul Potret
Pengemis, Studi Kasus Penanggulangan Pengemis di Pedukuhan Karang Rejek, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Tahun 1995 -2001.
1. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan permasalah di atas, peneliti mengambil lokasi di Pedukuhan Karang Rejek, Desa Karang Tengah, Kecamatan Imogiri, Bantul,
DIY. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar penduduk di Pedukuhan Karang Rejek bermata pencaharian sebagai pengemis.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Ada dua macam wawancara yang dipergunakan dalam penulisan ini. pertama, wawancara berstruktur yaitu suatu teknik pengumpulan data yang
memberikan pertanyaan langsung kepada responden tentang pertanyaan yang disusun terlebih dahulu. Teknik pertama tersebut untuk mengontrol konteks
11 wawancara. Adapun bidang yang paling relevan untuk melihat wawancara
berstruktur antara lain kondisi wawancara, urutan pertanyaan dan batasan respon, pengaturan ciri-ciri wawancara yang diwawancarai dan pembatasan
masalah yang diteliti. Kedua, wawancara yang tidak berstruktur. Sesuai dengan namanya, wawancara yang tidak berstruktur sangat sedikit memberi
arahan pada pewawancara tentang hakekat permasalahan umum yang ada, juga tentang pertanyaan yang diajukan terhadap mereka yang diwawancarai.
Dalam wawancara tidak ada spesifikasi batasan waktu. Lama singkatnya waktu yang diperlukan tergantung pada kebutuhan pewawancara tentang
informasi yang diperlukan. Demikian juga pertanyaan-pertanyaan tidak diatur dengan suatu urutan aturan yang khusus.
6
Di samping itu penulis menetapkan informan pangkal, yaitu informan yang dapat memberikan informasi yang lebih jelas tentang pengemis di
Pedukuhan Karang Rejek. Informan pangkal tersebut antara lain Basuki sebagai Kepala Dusun Karang Rejek, Martorejo tokoh yang dicap sebagai
pelopor pengemis, Supriyono yang mempelopori mendirikan koperasi. b.
Studi Dokumen Dokumen adalah laporan dari kejadian yang berisi pemikiran-
pemikiran masyarakat di masa lalu. Dokumen tersebut secara sadar ditulis untuk tujuan komunikasi dan transmisi keterangan.
7
Dokumen yang berkaitan dengan masalah pengemis diperoleh dari arsip yang disimpan Kepala Dusun Karang Rejek seperti monografi Dusun
Karang Rejek, agenda pembinaan pemerintah terhadap pengemis, arsip yang
6
James A. Black ,op. cit., halaman 314 – 315.
7
Moha Nazis, 1989, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, halaman 57.
12 tersimpan di Kantor Kepala Desa Karang Tengah serta, seperti monografi
Desa Karang Tengah dan peta desa, serta arsip yang disimpan Dinas Sosial Bantul dan Dinas Sosial Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta seperti laporan
hasil razia.
8
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendukung pengembangan penulisan. Studi pustaka dilakukan dengan membaca buku-buku, majalah, koran yang
berkaitan dengan masalah sosial ekonomi dan masalah pengemis di Yogyakarta. Studi pustaka dilakukan di perpustakaan UNS, perpustakaan
UMS, perpustakaan Daerah Yogyakarta, perpustakaan monumen pers. d.
Teknik Analisa Data Data hasil studi dokumen, wawancara dan studi pustaka dipilih dan
diseleksi atau diadakan reduksi data sehingga diperoleh data yang relevan. Data yang relevan tersebut kemudian dianalisa dengan menggunakan analisa
kualitatif. Analisa kualitatif adalah analisa terhadap data-data diskriptif yang berupa kata-kata tertulis ataupun pemikiran maupun perilaku dari kegiatan
yang diamati.
9
G. Sistematika Penulisan