45 lengkap dan terlihat kurang. Barang-barang kebutuhan sekunder maupun tersier
hampir tidak ada. Di dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan lapisan sosial tersebut tidak
terlalu menjadi permasalahan dalam pergaulan masyarakat. Didalam suatu kegiatan, ketiga golongan tersebut membaur menjadi satu. Golongan yang
tergolong mampu ataupun golongan menengah selalu memberikan bantuan baik berupa materi maupun immateri. Bantuan materi biasanya berupa peralatan atau
dana, bantuan tersebut kemudian dimanfaatkan dan dikelola bersama dalam kegiatan tersebut sehingga mereka yang tergolong tidak mampupun dapat
mengikuti kegiatan tersebut.
2. Lembaga Sosial Masyarakat
Semua norma-norma dari segala tingkatan berkisar pada kepentingan pokok dalam kehidupan kemasyarakatan lembaga sosial. Kepentingan-
kepentingan pokok tersebut biasanya dalam bidang ekonomi, politik, pendidikan, agama dan sebagainya. Lembaga kemasyarakatan berfungsi sebagai alat
pengamatan masyarakat social control, karena dengan mengetahui adanya lembaga-lembaga tersebut setiap orang dapat mengatur perilakunya menurut
kehendak masyarakat.
30
Keberadaan lembaga-lembaga sosial masyarakat di Desa Karang Tengah merupakan suatu wadah organisasi yang merupakan motor penggerak masyarakat
menuju perubahan dan perkembangan pembangunan Desa Karang Tengah. Adapun lembaga sosial yang berada di Desa Karang Tengah adalah lembaga-
30
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, op. cit., halaman 62.
46 lembaga yang bergerak dibidang pendidikan yaitu sekolah dan pramuka, bidang
kesehatan yaitu puskesmas dan posyandu, bidang keagamaan yaitu Majelis Taqlim dan remaja masjid, sedangkan di bidang kemasyarakatan yaitu kelompok
PKK dan dasawisma.
31
Lembaga-lembaga sosial tersebut didirikan oleh masyarakat secara merata di wilayah Desa Karang Tengah.
32
31
Dasawisma merupakan suatu kelompok masyarakat dalam lingkungan RT yang bertujuan untuk mempermudah koordnasi dalam melaksanakan kegiatan kemasyarakatan, seperti gotong
royong.
32
Wawancara dengan Dasuki, Kepala Dusun Karang Rejek, tanggal 16 Desember 2003.
47
BAB III PENGEMIS DI DUSUN KARANG REJEK
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh manusia. Masalah kemiskinan tersebut sama tuanya dengan usia kemanusiaan itu sendiri dan
implikasi permasalahannya dapat melibatkan keseluruhan aspek manusia, walaupun seringkali tidak disadari kehadirannya sebagai masalah oleh manusia yang
bersangkutan.
1
Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan sekelompok orang.
Kemiskinan yang dialami sekelompok orang di Dusun Karang Rejek dapat dikatakan sudah brlangsung lama. Terkondisinya mereka dalam kemiskinan
berkaitan dengan kondisi lahan pertanian yang ada kurang subur. Lahan pertanian tersebut, baik pertanian sawah maupun kering mengandung kapur, sehingga produksi
lahan tersebut kurang baik. Di dalam kondisi demikian penduduk Dusun Karang Rejek yang menjadi buruh tani memperoleh penghasilan yang minim untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
A. Sejarah Pengemis Di Pedusunan Karang Rejek
Seringkali desa miskin di sekitar kota besar akan menjadi produsen pengemis. Salah satunya adalah Pedusunan Karang Rejek. Mereka mengemis ke kota
dalam beberapa tenggang waktu dan bilamana sudah cukup hasilnya mereka kembali ke kampung halamannya. Seolah-olah masyarakat kota sebagai “sawah yang kedua”.
Mengemis sebagai pekerjaan menguntungkan bagi penduduk Dusun Karang Rejek dalam perhitungan ekonomi.
1
Parsudi Suparlan, 1993, Kemiskinan di Perkotaan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, halaman x