Pelapisan Sosial Masyarakat Kondisi Sosial Masyarakat

43

D. Kondisi Sosial Masyarakat

1. Pelapisan Sosial Masyarakat

Di dalam kehidupan masyarakat pada umumnya mengenal adanya pelapisan stratifikasi sosial. Pitirim A. Sorokin dalam karangannya Social Stratification secara umum merumuskan bahwa sistem lapisan tersebut merupakan ciri yang tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. 29 Pelapisan sosial pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu pelapisan sosial resmi dan pelapisan sosial tidak resmi. Pelapisan sosial resmi biasanya ditandai oleh surat keputusan yang menjelaskan tentang jabatan yang dimilki oleh seseorang dalam pekerjaannya, dengan demikian suatu jabatan yang dipegang oleh seseorang akan dapat menaikkan golongan orang yang bersangkutan menurut pandangan masyarakat, sedangkan pelapisan sosial tidak resmi adalah sistem pelapisan yang ditentukan oleh masyarakat berdasarkan sesuatu yang dimiliki orang tersebut yang dianggap lebih dibandingkan dengan masyarakat sekitar. Biasanya dalam masyarakat yang serupa tersebut juga tidak ada istilah-istilah tertentu untuk menyebut lapisan-lapisan tidak resmi kecuali hanya sebutan-sebutan kabur seperti orang kaya, kaum terpelajar, dan orang rendahan. Di wilayah kalurahan Karang Tengah tidak terlihat adanya sistem pelapisan sosial yang resmi. Di dalam membedakan pelapisan sosial masyarakat di wilayah Karang Tengah dapat dilihat dari latar belakang mata pencaharian 29 Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, 1964, Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbitan UI, halaman 235. 44 penduduknya, sebab dari jenis mata pencaharian penduduk dapat dihubungkan dengan tingkat ekonominya. Dengan dasar itulah akan dapat diperoleh gambaran yang jelas mana penduduk yang berada dalam golongan atas, golongan menengah, dan golongan bawah. Golongan atas terdiri dari penduduk yang berpenghasilan tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari segi materi dan gaya hidupnya. Mereka memiliki tempat tinggal bagus dan mewah yang dilengkapi dengan segala fasilitas seperti mobil pribadi. Kondisi tersebut dapat terjadi mengingat mereka mempunyai penghasilan yang tinggi dan lebih, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya selain kebutuhan primer. Golongan menengah terdiri dari penduduk yang berpenghasilan sedang, dari segi materi mereka telah memiliki rumah layak huni, yang secara fisik dindingnya terbuat dari bahan semi permanen ataupun permanen yang dilengkapi dengan cukup fasilitas, seperti kendaraan bermotor. Golongan bawah terdiri dari penduduk yang berpenghasilan rendah kebawah. Kebanyakan diantara mereka sebenarnya mempunyai pekerjaan yang tetap, namun penghasilan yang mereka peroleh dirasakan kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka yang bermacam-macam. Selain itu banyak diantara mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, sehingga jika satu hari tidak bekerja maka pada hari itu pula mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, khususnya kebutuhan primer. Dari segi materi, tempat tinggal mereka kebanyakan terdiri dari rumah non permanen yaitu bangunan yang dindingnya berupa gedhek, kayu atau triplek. Fasilitas pendukungnyapun tidak 45 lengkap dan terlihat kurang. Barang-barang kebutuhan sekunder maupun tersier hampir tidak ada. Di dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan lapisan sosial tersebut tidak terlalu menjadi permasalahan dalam pergaulan masyarakat. Didalam suatu kegiatan, ketiga golongan tersebut membaur menjadi satu. Golongan yang tergolong mampu ataupun golongan menengah selalu memberikan bantuan baik berupa materi maupun immateri. Bantuan materi biasanya berupa peralatan atau dana, bantuan tersebut kemudian dimanfaatkan dan dikelola bersama dalam kegiatan tersebut sehingga mereka yang tergolong tidak mampupun dapat mengikuti kegiatan tersebut.

2. Lembaga Sosial Masyarakat