Latar Belakang Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Pegawai pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor Cabang Pelayanan Sebelas

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, merupakan sebuah perusahaan besar penyedia air bersih, dimana perusahaan ini merupakan Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD yang tergabung ke dalam sebuah organisasi bertaraf internasional yaitu Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia atau PERPAMSI, dimana asosiasi ini merupakan asosiasi perusahaan air minum terbesar di Asia Tenggara yang berdiri sejak tahun 1972. PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor ini pun merupakan perusahaan berkinerja baik yang terbukti dari hasil penilaian kinerja yang dilakukan PERPAMSI terhadap PDAM di seluruh Indonesia padaa tahun 2009, yang menunjukan bahwa perusahaan ini termasuk ke dalam golongan perusahaan sehat, dari segi keuangan, manajemen, dan teknis yang dilakukan. Meski telah dinilai baik, namun PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor terus berusaha memperbaiki kualitas pelayanannya dan melakukan pengembangan usaha. Hal itu dibuktikan dengan startegi perluasan wilayah pelayanan yang dilakukan PDAM beberapa waktu yang lalu. Wilayah-wilayah baru yang akan dimasukkan ke dalam wilayah pelayanan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor itu adalah wilayah Cileungsi, Gunung Putri, Jonggol, dan Cariu. Selain pengembangan usaha, strategi peningkatakan pelayanan pun dilakukan oleh pihak PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, seperti penandatanganan nota kesepakatan antara PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor dengan pihak Perum Perhutani KPH Bogor, dalam usaha penyediaan air bagi masyarakat. Dari sebelas cabang pelayanan pada PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang ada, PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas adalah cabang pelayanan yang paling sering melakukan berbagai inovasi dan perbaikan dalam rangka peningkatakan pelayanan mereka terhadap pelanggan. Strategi-strategi peningkatan pelayanan itu diantara adalah penawaran potongan harga bagi para pelanggan, mendapatkan sertifikat ISO, hingga ikut menerapkan sistem billing online untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran rekening air dan non air. Berdasarkan pengamatan dan wawancara pendahuluan, diketahui bahwa setelah PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas menerapkan sistem billing online selama kurang lebih satu tahun, hal itu berdampak pada penurunan jumlah pelanggan yang melakukan cara pembayaran secara langsung atau datang langsung ke loket-loket pembayaran. Penurunan jumlah pelanggan yang datang untuk membayar secara langsung berdampak pada penurunan beban kerja atau jumlah pekerjaan yang harus dilakukan oleh setiap karyawan. Kondisi inilah yang disebut oleh Mangkuprawira 2003 sebagai kondisi under capacity atau kondisi dimana beban kerja yang diberikan pada seorang pegawaiterlalu sedikit dibandingkan dengan kemampuan dan waktu kerja yang dimilikinya. Kondisi under capacity dan over capacity dapat mengakibatkan inefisiensi tenaga kerja pada perusahaan. Inefisiensi tenaga kerja menyebabkan perusahaan harus menggaji terlalu banyak pegawaidengan jumlah beban kerja yang lebih ringan. Beban kerja yang terlalu ringan atau kondisi under capacity menimbulkan masalah kelebihan tenaga kerja, karena beban kerja yang seharusnya dapat dibebankan pada satu orang karyawan, secara riil ditanggung oleh beberapa karyawan. Adanya inefisiensi kerja pada PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor cabang pelayanan sebelas tersebut, menjadi landasan untuk diterapkannya analisis beban kerja yang membantu perusahaan dalam menyeimbangkan kembali antara jumlah tenaga kerja yang dimiliki dengan beban kerja yang ada. Sehingga efisiensi tenaga kerja pun dapat tercapai.

1.2 Rumusan Masalah