BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata
terhadap pertumbuhan bibit saninten, kecuali untuk parameter NPA dimana baik pengaruh tunggal maupun interaksi perlakuan tidak berpengaruh yang nyata
Tabel 1. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten
No Parameter
Pupuk akar Pupuk daun
Pupuk akar x pupuk daun 1
Tinggi bibit tn
2 Diameter batang
tn 3
Berat kering akar tn
4 Berat kering pucuk
tn 5
6 Nisbah pucuk akar
Indeks mutu bibit tn
tn tn
tn
= berpengaruh nyata pada taraf 5; tn= tidak berpengaruh nyata pada taraf 5
Pertumbuhan Tinggi Bibit Saninten cm
Pemberian pupuk akar NPK dan interaksi antara pupuk akar NPK dengan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon pertumbuhan bibit
saninten. Faktor tunggal pemberian pupuk daun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap respon pertumbuhan tinggi Tabel 1. Pada Tabel 2 disajikan
respon pertumbuhan tinggi saninten dan hasil uji Duncan. Tabel 2 terlihat bahwa perlakuan A1D3 menunjukkan respon pertumbuhan yang paling tinggi
dibandingkan kontrol yaitu sebesar 5,68 cm dengan peningkatan respon pertumbuhan tinggi sebesar 56,47 terhadap kontrol. Respon pertumbuhan tinggi
pada perlakuan A0D1, A2D2, dan A2D3 menunjukan pertumbuhan tinggi yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol yaitu masing-masing sebesar 2,69 cm,
3,41 cm, 3,52 cm, dan penurunan nilai persen pertumbuhan tinggi dibandingkan dengan kontrol sebesar -25,90, -6,06, dan -3,03.
Tabel 2 Uji lanjut Duncan pertambahan tinggi bibit saninten C. argentea selama 8 minggu pengamatan
Perlakuan Respon pertumbuhan tinggi
cm Peningkatan tinggi
A0D0 3,63
bcd
- A0D1
2,69
d
-25,90 A0D2
4,9
abc
34,99 A0D3
3,93
bcd
8,26 A1D0
4,58
abc
26,17 A1D1
5,08
ab
39,94 A1D2
3,65
bcd
0,55 A1D3
5,68
a
56,47 A2D0
4,04
bcd
11,29 A2D1
3,83
bcd
5,51 A2D2
A2D3 3,41
bcd
3,52
cd
-6,06 -3,03
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 5; A0 = pupuk akar NPK 0 g; A1 = pupuk akar 2,5 g; A2 = pupuk akar NPK 5 g;
D0 = pupuk daun 0 gL; D1 = pupuk daun 1 gL; D2 = pupuk daun 2 gL; D3 = pupuk daun 3 gL
Peningkatan pertumbuhan bibit saninten selama 8 minggu pengamatan dapat dilihat pada Gambar 6. Terlihat bahwa pertumbuhan tinggi terus meningkat
setiap minggunya, perlakuan A1D3 menunjukkan peningkatan grafik yang paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada Gambar 7 menunjukkan
perbedaan tinggi bibit saninten disetiap perlakuan pada minggu ke-8.
Gambar 6 Pertumbuhan tinggi bibit saninten C. argenta selama 8 minggu pengamatan
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
2 4
6 8
T in
ggi c
m
Minggu ke- A0D0
A0D1 A0D2
A0D3 A1D0
A1D1 A1D2
A1D3 A2D0
A2D1 A2D2
A2D3
Gambar 7 Perbedaan tinggi bibit saninten C. argenta pada minggu ke-8 pengamatan
Pertumbuhan Diameter Batang mm
Perlakuan tunggal pupuk akar NPK tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan diameter batang bibit saninten. Pada perlakuan tunggal
pupuk daun dan interaksi antara pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan diameter batang bibit saninten.
Rataan dan hasil uji lanjut Duncan terhadap pertumbuhan diameter batang saninten dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil uji Duncan pertambahan diameter bibit saninten C. argenta selama 8 minggu pengamatan
Perlakuan Respon pertumbuhan diameter
mm Peningkatan diameter
A0D0 0,53
c
- A0D1
0,71
bc
33,96 A0D2
0,87
ab
64,15 A0D3
0,82
ab
54,72 A1D0
0,69
bc
30,19 A1D1
0,82
ab
54,72 A1D2
0,73
b
37,74 A1D3
1,00
a
88,68 A2D0
0,73
b
37,74 A2D1
0,75
b
41,51 A2D2
A2D3 0,76
b
0,72
b
43,40 37,74
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 5; A0 = pupuk akar NPK 0 g; A1 = pupuk akar 2,5 g; A2 = pupuk akar NPK 5 g;
D0 = pupuk daun 0 gL; D1 = pupuk daun 1 gL; D2 = pupuk daun 2 gL; D3 = pupuk daun 3 gL
Hasil uji Duncan Tabel 3 perlakuan yang menunujukan pertambahan diameter tertinggi yaitu pada perlakuan interaksi A1D3, yaitu pertambahan
diameter sebesar 1 mm selama 8 minggu pengamatan dengan peningkatan diameter terhadap kontrol sebesar 88,68. Perlakuan A0D0 menunjukkan
pertumbuhan diameter terendah yaitu 0,53 mm selama 8 minggu pengamatan. Diameter bibit saninten mengalami peningkatan pertumbuhan setiap
minggunya selama 8 minggu pengamatan. Pada Gambar 8 menunjukkan grafik peningkatan diameter bibit saninten selama pengamatan. Grafik pertumbuhan
diameter tertinggi ditunjukan pada perlakuan A1D3. Terlihat pada perlakuan A1D3 menunjukkan grafik peningkatan yang lebih tinggi dari perlakuan lainnya.
Gambar 8 Pertumbuhan diameter bibit saninten C. argenta selama 8 minggu pengamatan
Berat Kering Akar BKA Bibit Saninten
Perlakuan pupuk akar NPK dan pupuk daun menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap berat kering akar bibit saninten. Perlakuan yang memberikan
pengaruh terhadap berat kering akar bibit adalah perlakuan tunggal pupuk daun dan perlakuan interaksi pupuk akar NPK dan pupuk daun, sedangkan perlakuan
tunggal pupuk akar tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering akar bibit saninten Tabel 1. Hasil uji lanjut Duncan Tabel 4 menunjukkan
interaksi pupuk akar NPK dengan pupuk daun yang memberikan nilai berat kering akar tertinggi yaitu pada perlakuan A1D3 dengan berat kering akar sebesar 2,81 g
dengan peningkatan berat kering akar sebesar 54,40 g terhadap kontrol.
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00
2 4
6 8
Di ame
ter c
m
Minggu ke- A0D0
A0D1 A0D2
A0D3 A1D0
A1D1 A1D2
A1D3 A2D0
A2D1 A2D2
A2D3
Tabel 4 Hasil uji lanjut Duncan berat kering akar bibit saninten C. argentea
Perlakuan Berat kering akar g
Peningkatan BKA A0D0
1,89
b
- A0D1
2,40
ab
31,87 A0D2
2,05
b
7,14 A0D3
2,43
ab
33,52 A1D0
1,88
b
3,30 A1D1
1,89
b
3,85 A1D2
1,90
b
1,65 A1D3
2,81
a
54,40 A2D0
1,84
b
1,10 A2D1
1,93
b
4,95 A2D2
A2D3 2,08
b
1,93
b
13,74 6,04
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 5; A0 = pupuk akar NPK 0 g; A1 = pupuk akar 2,5 g; A2 = pupuk akar NPK 5 g;
D0 = pupuk daun 0 gL; D1 = pupuk daun 1 gL; D2 = pupuk daun 2 gL; D3 = pupuk daun 3 gL
Berat Kering Pucuk BKP Bibit Saninten
Perlakuan pupuk tunggal daun dan interaksi pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat kering pucuk bibit
saninten. Perlakuan A1D3 menunjukkan berat kering pucuk tertinggi yaitu 4,96 g dengan peningkatan sebesar 73,43. Gambar 4 memperlihatkan perbedaan berat
kering pucuk bibit saninten terhadap pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun.
Tabel 5 Hasil uji lanjut Duncan berat kering pucuk bibit saninten C. argentea
Perlakuan Berat kering pucuk g
Peningkatan BKP A0D0
2,86
b
- A0D1
3,19
b
11,54 A0D2
3,46
b
20,98 A0D3
3,71
b
29,72 A1D0
3,22
b
12,59 A1D1
3,96
ab
39,16 A1D2
3,17
b
10,84 A1D3
4,96
a
73,43 A2D0
2,98
b
4,20 A2D1
3,96
ab
38,46 A2D2
A2D3 2,99
b
3,16
b
4,55 10,49
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 5; A0 = pupuk akar NPK 0 g; A1 = pupuk akar 2,5 g; A2 = pupuk akar NPK 5 g;
D0 = pupuk daun 0 gL; D1 = pupuk daun 1 gL; D2 = pupuk daun 2 gL; D3 = pupuk daun 3 gL
Nisbah Pucuk Akar NPA Bibit Saninten
Nilai nisbah pucuk akar bibit saninten tidak dipengaruhi oleh perlakuan pupuk akar NPK, pupuk daun, maupun interaksi keduanya. Nilai NPA antara
1,38−2,23. Pada Gambar 9 terlihat perbedaan pucuk dan akar bibit saninten.
Gambar 9 Perbandingan pucuk dan akar bibit saninten selama 8 minggu pengamatan
Indeks Mutu Bibit IMB
Bibit saninten yang diberikan perlakuan pupuk akar NPK dan pupuk daun menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap nilai IMB. Perlakuan interaksi yang
memiliki nilai IMB tertinggi yaitu pada perlakuan A1D3 yaitu 1,00 dengan peningkatan IMB sebesar 64,65 yang ditunjukan oleh Tabel 6.
Tabel 6 Hasil uji lanjut Duncan indeks mutu bibit saninten C. argentea
Perlakuan Indeks mutu bibit
Peningkatan IMB A0D0
0,62
c
- A0D1
0,81
ab
32,94 A0D2
0,68
c
11,61 A0D3
0,89
ab
46,57 A1D0
0,66
c
8,24 A1D1
0,71
bc
17,10 A1D2
0,69
c
12,16 A1D3
1,00
a
64,65 A2D0
0,61
c
0,49 A2D1
0,74
bc
20,84 A2D2
A2D3 0,73
bc
0,69
c
19,64 13,02
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 5; A0 = pupuk akar NPK 0 g; A1 = pupuk akar 2,5 g; A2 = pupuk akar NPK 5 g;
D0 = pupuk daun 0 gL; D1 = pupuk daun 1 gL; D2 = pupuk daun 2 gL; D3 = pupuk daun 3 gL
A0D0 A0D1 A0D2
A0D3 A1D0
A1D2 A1D1
A1D3 A2D0
A2D3 A2D2
A2D1
Keracunan Bibit
Bibit dengan pemberian pupuk akar NPK 5 g diduga mengalami keracunan akibat kelebihan pemberian dosis pupuk akar NPK. Perlakuan A2D2 dan A2D3
menunjukan gejala keracunan pada bibit saninten. Gejala yang timbul akibat bibit keracunan yaitu mulai keringnya beberapa daun pada minggu ke-3. Gejala yang
muncul bertahap dari minggu ke-3 pengamatan sampai minggu ke-8 pengamatan. Keracunan ini yang menyebabkan pertumbuhan bibit menjadi terganggu yaitu
terjadinya penurunan tinggi dan diameter bibit setelah minggu ke-3 sampai akhir pengamatan. Pada Gambar 10 terlihat bibit yang mengalami keracunan pada
minggu ke-8 pengamatan.
Gambar 10 Bibit saninten yang diduga keracunan akibat pemberian dosis pupuk yang berlebihan
3.2 Pembahasan