42 Ct = biaya sosial kotor pada tahun t, termasuk segala jenis pengeluaran, baik yang
bersifat modal pembelian peralataan, lahan, kumbung dan sebagainya maupun yang rutin, dalam bentuk uang atau non finansial, yang dibebani
kepada petani dalam tahun t termasuk investasi semula dalam tahun pertama dan seterusnya.
n  = umur teknis usahatani jamur tiram putih 5 tahun i  = merupakan social opportunity cost of capital
Usahatani jamur tiram putih  dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek sama atau lebih besar dari nol. NPV sama dengan nol, berarti
proyek mengembalikan  sama  dengan  social opportunity cost faktor produksi modal. NPV lebih kecil dari pada nol, berarti  usahatani jamur tiram putih  tidak
dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan sehingga proyek tidak layak dijalankan Gray et al., 1997.
b. Net Benefit-Cost Ratio Net BC
Net BC merupakan perbandingan sedemikian rupa, sehingga pembilangnya terdiri atas Present Value  PV total dari benefit  bersih dalam
tahun dimana benefit  bersih tersebut bersifat positif, sedangkan penyebutnya terdiri atas present value PV total dari biaya cost bersih dalam tahun-tahun di
mana  benefit  bersih Bt -  Ct bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih besar dari benefit  kotor Gray et al., 1997. Secara umum rumus perhitungan rasio ini
adalah sebagai berikut:
��� �� =
∑
��−�� 1+��
� �=1
∑
��−�� 1+��
� �=1
................................................................................  12 Keterangan:
Bt  = benefit yang disebabkan adanya investasi pada tahun ke-t
43 Ct  = biaya tahunan yang disebabkan adanya investasi pada tahun ke-t
i = tingkat suku bunga 5.49
t  = umur teknis usahatani jamur tiram putih t = 5 tahun Kriteria untuk menerima usahatani jamur tiram putih  adalah  Net BC  sama
dengan atau lebih lebih besar dari satu. Net BC lebih kecil dari satu, maka hal ini berarti bahwa dengan discount rate  yang dipakai present value dari benefit lebih
kecil daripada present value dari cost ini berarti usahatani jamur tiram putih tidak menguntungkan Gray et al., 1997.
c. Internal Rate of Return IRR
Menurut Kadariah 2001,  IRR  adalah nilai discount rate i yang membuat NPV Net Present Value dari suatu proyek sama dengan nol atau dapat
membuat BC sama dengan satu. IRR  juga dapat digunakan untuk mendiskonto seluruh  net cash flow, sehingga akan menghasilkan jumlah present value yang
sama dengan investasi proyek. Nilai IRR  yang lebih besar atau sama dengan bunga yang berlaku menunjukkan bahwa usaha layak untuk dilaksanakan.
Mula-mula dipakai discount rate  yang diperkirakan mendekati besarnya IRR, apabila perhitungan ini memberikan NPV yang positif maka harus dicoba
discount rate yang lebih tinggi dan seterusnya sampai NPV yang negatif. Apabila hal ini sudah tercapai, maka diadakan interpolasi antara discount rate  yang
tertinggi i’  yang masih memberi nilai NPV positif NPV’ dan discount rate yang terendah i” yang memberi nilai NPV negatif NPV”, sehingga diperoleh
NPV sebesar nol, secara matematis IRR  dapat dirumuskan sebagai berikut Gray et al., 1997:
��� = �
′
+
���
′
���
′
−���
� − �′ ................................................................  13
44 Keterangan
i’ = tingkat suku bunga yang menyebabkan nilai NPV  0 i” = tingkat suku bunga yang menyebabkan nilai NPV  0
Nilai  IRR  yang lebih besar atau sama dengan social discount rate, berarti bahwa usahatani jamur tiram putih layak untuk dijalankan. Nilai IRR yang kurang
dari  social discount rate, berarti bahwa usahatani jamur tiram putih tidak layak untuk dijalankan.
4.4.3.4 Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena adanya ketidakpastian dalam menjalankan usahatani ini, banyak kemungkinan yang akan terjadi. Apabila
terdapat  masalah ketidakpastian dalam aliran kas, maka perlu mencoba mengetahui hal apa lagi yang akan terjadi Kadariah, 2001.
Pada penelitian ini analisis sensitivitas diarahkan kepada perubahan hasil produksi  jamur tiram putih segar  dan harga jamur tiram putih  segar yang
dihasilkan dalam usahatani. Menurut Martawijaya dan Nurjayadi 2011, bag log yang dibuat dan produksi jamur tiram putih yang dihasilkan dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu: faktor nutrisi karbon, nitrogen, vitamin dan mineral dan faktor lingkungan suhu, kelembaban, cahaya, sirkulasi udara dan tingkat keasaman bag
log.    Analisis sensitivitas dalam penelitian dilakukan dengan  menurunkan harga jamur tiram putih segar sebesar Rp 50.00kg. Hal ini berdasarkan rata-rata
perubahan harga yang terjadi di petani di Kecamatan Cisarua dan Megamendung.
4.5   Asumsi Dasar yang Digunakan