Sektor Unggulan Leading Sector Perekonomian di Kabupaten Kudus

digunakan untuk memenuhi permintaan akhir konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Sektor perekonomian yang banyak memanfaatkan output dari sektor padi untuk proses produksinya adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau yaitu sebesar 89,12 Tabel 5.11.. Sebagai contoh adalah permintaan beras ketan yang digunakan sebagai input dalam pembuatan jenang Kudus. Sektor padi disamping menghasilkan output yang digunakan untuk memenuhi permintaan sektor perekonomian lain, juga membutuhkan output dari sektor perekonomian lain sebagai input dalam proses produksi. Sektor padi paling banyak membutuhkan input yang berasal dari output sektor industri lainnya, yaitu sebesar 3,83 Tabel 5.9. dari total input sektor padi. Output dari sektor industri lainnya yang digunakan sebagai input oleh sektor padi misalnya berupa pupuk, pestisida dan mesin-mesin pertanian. Input ini tidak semuanya diproduksi sendiri namun ada juga yang diperoleh dari impor di luar wilayah Kabupaten Kudus. Nilai impor sektor padi adalah sebesar 7,68 Tabel 5.9. dari total kebutuhan input sektor padi. Kebutuhan input sektor padi yang paling besar adalah input primer yaitu sebesar 80,99 Tabel 5.9.. Input primer atau nilai tambah bruto merupakan biaya atau balas jasa yang timbul akibat pemakaian faktor produksi. Bentuk dari input primer adalah upahgaji, surplus usaha, penyusutan barang modal, pajak tak langsng netto dan subsidi. Rasio surplus usaha terhadap input primer atau nilai tambah primer relatif lebih besar apabila dibandingkan rasio upahgaji. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan sektor perekonomian di Kudus merupakan sektor yang padat modal. Nilai keterkaitan ke belakang yang dimiliki sektor padi adalah sebesar 1,147793 Tabel 5.8.. Hal ini berarti bahwa setiap 1 satu unit peningkatan permintaan akhir sektor padi akan mengakibatkan kenaikan total output sebesar 1,147793 unit. Indeks Daya Penyebaran sektor padi sebesar 0,923101 Tabel 5.8., artinya sektor ini tidak banyak mendapat pengaruh dari sektor perekonomian lain atau dengan kata lain sektor padi tidak banyak menggunakan output sektor perekonomian lain sebagai input dalam proses produksinya. Nilai keterkaitan ke depan yang dimiliki sektor padi adalah sebesar 1,063510 Tabel 5.10. yang artinya setiap kenaikan 1 satu unit permintaan akhir pada masing-masing sektor perekonomian akan menyebabkan kenaikan output sektor padi sebesar 1,063510 unit. Sektor padi mempunyai Indeks Derajat Penyebaran sebesar 0,855317 Tabel 5.10.. Hal ini menunjukkan bahwa diantara sektor-sektor perekonomian lainnya, sektor padi tidak begitu mempunyai pengaruh yang tinggi atau dengan kata lain output dari sektor padi tidak begitu banyak dimanfaatkan sebagai input oleh sektor-sektor perekonomian lain dalam proses produksi. Namun apabila dibandingkan nilai Indeks Derajat Kepekaan sektor pertanian yang lain, nilai Indeks Derajat Kepekaan sektor padi adalah yang paling tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa diantara sektor-sektor pertanian yang lain, output dari sektor padi yang paling banyak dimanfaatkan sebagai input oleh sektor-sektor perekonomian lain dalam proses produksi. Sektor padi mempunyai nilai Rasio Input Antara RIA tertinggi bila dibandingkan nilai RIA sektor pertanian yang lain yaitu sebesar 0,1901 Tabel 5.12. artinya sektor padi membutuhkan biaya sebesar 19,01 dari nilai output yang dihasilkan untuk menjalankan proses produksinya. Nilai Rasio Permintaan Antara RPA sektor padi adalah sebesar 0,9159 Tabel 5.12. yang artinya adalah 91,59 dari output sektor padi ini digunakan untuk memenuhi permintaan antara oleh sektor-sektor perekonomian lain sebagai input dalam proses produksi. Sektor yang dapat dijadikan sebagai sektor unggulan leading sector di Kabupaten Kudus adalah sektor industri makanan, minuman dan tembakau serta sektor industi lainnya. Sektor padi hanya berada pada kelompok III Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan rendah. Padahal apabila mengingat besarnya potensi yang dimiliki, sebenarnya sektor ini mampu lebih dikembangkan lagi sehingga dengan adanya hubungan keterkaitan antara sektor padi dengan sektor industri makanan, minuman dan tembakau serta sektor industri lainnya diharapkan sektor padi dapat mempunyai peran yang cukup berarti dalam memberikan pengaruhnya bagi sektor perekonomian lainnya. Selain itu, dengan adanya hubungan keterkaitan tadi diharapkan output sektor padi dapat memenuhi kebutuhan input sektor industri makanan, minuman dan tembakau serta sektor industri lainnya dan dapat mengurangi jumlah impor sektor industri makanan, minuman dan tembakau serta sektor industri lainnya dan yang paling penting adalah mengurangi jumlah impor output sektor padi. Sebagai gambaran adanya keterkaitan antara sektor padi dengan sektor-sektor perekonomian lainnya yaitu sektor padi menghasilkan output yang berupa padi. Padi ini selanjutnya dijadikan input oleh sektor industri lainnya industri penggilingan padi sehingga menghasilkan output yang berupa beras. Output ini perlu dipasarkan untuk memenuhi permintaan konsumen sehingga beras akan menjadi input pada sektor perdagangan. Dalam perjalanannya menuju ke konsumen beras telah menjadi input bagi sektor pengangkutan. Hasil dari penjualan beras tersebut, sebagian hasil yang diperoleh disimpan di Bank dalam bentuk tabungan. Sehingga dapat dikatakan sebagai input oleh sektor lembaga keuangan. Dana yang tersimpan selanjutnya dikelola lebih lanjut oleh Bank misalnya untuk pelayanan kredit bagi pengusaha kecil maupun besar untuk meningkatkan perekonomian daerah yang berdampak pada pembangunan daerah. Itulah contoh serangkaian keterkaitan antara sektor padi dengan sektor-sektor perekonomian lainnya yang pada akhirnya secara tidak langsung sektor tersebut dapat berperan dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Kudus.