Letak Geografis DESKRIPSI KELURAHAN JATILUHUR BEKASI

15 sebagai perkebunan bagi masyarakat sekitar yang dijadikan tempat untuk menanam pohon yang menghasilkan buah-buahan yang banyak di daerah tersebut. Data monografi Kelurahan Jatiluhur menunjukkan bahwa jumlah penduduk wilayah Kelurahan Jatiluhur sekitar 21.441 dua puluh satu ribu empat ratus empat puluh satu ribu jiwa, yang terdiri dari laki-laki 10.799 sepuluh ribu tujuh ratus sembilan puluh sembilan dan perempuan 10.642 sepuluh ribu enam ratus empat puluh dua, Kelurahan Jatiluhur memiliki 12 Rukun Warga RW, dan 72 Rukun Tetangga RT dan terbagi ke dalam 5.188 kepala keluarga. Mereka adalah masyarakat pribumi. 5 Masyarakat Kelurahan Jatiluhur mayoritas dihuni oleh penduduk pribumi yang sebagian besar penduduknya terdiri dari kelompok suku Betawi. Kelompok Betawi ini memang merupakan kelompok penduduk pribumi asli, selain Betawi ada juga kelompok lain atau pendatang yang terdiri dari suku Jawa, Sunda, Minang, Batak, Madura, Bali, Makasar, Ambon, dan Dayak. Bahasa sehari-hari yang dipakai masyarakat Jatiluhur adalah bahasa Betawi. Ada juga yang menggunakan bahasa Jawa dan Sunda tetapi tidak terlalu banyak, karena mayoritas penduduknya bersuku Betawi. Umumnya penduduk bekerja sebagai karyawan swasta, buruh, pegawai negeri sipil dan lain-lain. 5 Monografi Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi Kantor Kelurahan Jatiluhur, 2014 16

B. Kondisi Ekonomi dan Keagamaan

Secara global Bekasi merupakan daerah penyangga ibukota Jakarta yang baik bagi pertumbuhan kemajuan wilayah, perekonomian, dan kependudukannya yang amat pesat. Faktor yang menunjang perekonomian Kelurahan Jatiluhur dapat dilihat dari jenis-jenis pekerjaan masyarakat yang di antaranya: 1 petani 280 orang 2 buruh 402 orang 3 wiraswasta 150 orang 4 pedagang 150 orang 5 pegawai negeri sipil 512 orang 6 karyawan swasta 4215 orang 7 pensiunan 89 orang 8 TNIPolri 85 orang. 6 Daerah Kelurahan Jatiluhur adalah daerah yang cukup makmur dan tanahnya yang subur. Hal tersebut terlihat dengan luas perkebunan 114,87 m 2 . 7 Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi penulis di lapangan, dapat diketahui bahwa taraf kehidupan perekonomian masyarakat Kelurahan Jatiluhur dikategorikan ke dalam kategori masyarakat menegah ke atas. Hal ini dapat dilihat dari bangunan-bangunan rumah mereka yang sudah permanen menggunakan batu bata, oleh masyarakat setempat disebut dengan rumah gedong, serta sarana dan prasarana pembangunan yang setiap tahunnya mengalami perkembangan. Masyarakatnya yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu yang memiliki perusahan atau pengusaha, yang memiliki pesantren sekaligus ulama maupun guru atau dosen yang biasa disebut orang yang dihormati atau terpandang dan hanya bekerja sebagai buruh atau karyawan, yang dikenal sebagai orang biasa yang tidak cukup dikenal. 6 Monografi Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jatiasih Bekasi Kantor Kelurahan Jatiluhur, 2014 7 Profil Kelurahan Jatiluhur, 2010 17 Sebagian besar masyarakat Kelurahan Jatiluhur beragama Islam. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan sehari-hari mereka yang sifatnya religius, mulai dari tata kehidupan pribadi sampai tata cara bermasyarakat, dalam kegiatan keagamaan. Kehidupan beragama di tengah-tengah masyarakat sangat penting karena agama merupakan unsur mutlak dalam mencapai keadaan masyarakat yang aman dan nyaman serta damai dan tentram dalam membina masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Mayoritas penduduknya yang beragama Islam penganut paham Ahlussu nah Wal’jamaah yang tata peribadatannya mengikuti ajaran Imam Syafi’i, karena lebih cocok dengan adat istiadat dan kultur mereka. Kerukunan antar umat beragama diupayakan agar senantiasa terbina dengan baik demi terlaksananya kesinambungan pembangunan dan kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. Hal tersebut merupakan usaha yang membentengi diri terhadap dampak negative atas modernisasi dan globalisasi. 8 Anak-anak muslim yang berusia 5-12 tahun biasanya belajar mengenai cara membaca Al- Qur’an dan tata cara sholat. Sedangkan guru mengajarkan kitab klasik kepada santri, pengajian kitab biasanya diajarkan di pesantren yang hanya diikuti oleh orang dewasa. Peranan pemimpin pesantren yang disebut ulama sangat besar pengaruhnya. Pesantren berperan sebagai penyebarluaskan nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat, bukan hanya dari lembaga formal saja akan 8 Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Muslim di Indonesia T.tp.:Menara Kudus, 2000, hal. 1-2. 18 tetapi juga non-formal, seperti pengajian majlis ta’lim dan pengajian TPATPQ yang ikut berkembang dengan seiring perkembangan zaman. Untuk mendukung hal tersebut pemerintah senantiasa berusaha mempasilitasi kebutuhan pembangunan sarana peribadatan dan saling bekerja sama para tokoh agama untuk meningkatkan kerukunan hidup dan keharmonisan sesama umat beragama. Hal ini dikarenakan penduduk setempat mayoritas Islam, dalam menunjang pendidikan di bidang keagamaan telah di upayakan pembinaan- pembinaan berupa pengajian baik untuk anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang diadakan di musholla , masjid, atau majlis ta’lim. Adapun tempat-tempat peribadatan dan sarana pendidikan Islam yang terdapat di Kelurahan Jatiluhur adalah 15 buah masjid, 23 buah mushalla, 5 pesantren, 20 majlis ta’lim dan 6 TPA. Secara kualitatif besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam tersebut sekaligus merupakan potensi yang diharapkan mampu menunjang pelaksanaan dakwah islamiyah. Sarana keagamaan tersebar di mana- mana seperti, masjid, mushollah, majlis ta’lim TPA dan lembaga-lembaga lainnya yang menjadikan Kelurahan Jatiluhur lebih kental dengan nuansa ke-islamannya. Kegiatan umat beragama di Kelurahan Jatiluhur semakin semarak dan telah berjalan sebagaimana mestinya, hal ini menunjukkan adanya peningkatan, penghayatan dan pengajaran agama sebagaimana tuntutan kitab suci dan rasul- Nya. Kegiatan keagamaan itu sangat didukung pula oleh ketersediaan sarana keagamaan, terlihat dari jumlah beragam penganut agama di Kelurahan Jatiluhur seperti, Islam, Kristen, Katolik Hindu dan Budha.