Pendiri Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah
43 lembaga pendidikan Islam” kata-kata kiyai tersebut menjadikan H. Muhammad
Sidik semakin yakin untuk mewujudkan keinginannya yang dari dulu ingin mendirikan lembaga pendidikan Islam, karena perihatin melihat ketidaktahuan
masyarakat sekitar lingkungannya dalam hal pendidikan Islam dan keagamaan yang sangat minim pada saat itu. Tanah wakaf seluas 5.000 m² yang diberikan
oleh orang tuanya H. Muztaba, H. Muhammad Sidik pun mulai mendidirikan lembaga pendidikan Islam pada tahun 1983 yang terdiri dari tingkat Madrasah
Ibtidaiyah MI dan Madrasah Tsanawiyah MTs pertama di Jatiasih yang dibantu oleh saudara dan teman-teman terdekat sebagai tenaga pengajar seperti,
Dr. H. Abdul Junaedi, Drs. Anwar, dan H. saman. Pada awal beliau mendirikan lembaga pendidikan memang tidak begitu banyak masyarakat sekitar yang
mendukung dikarenakan masyarakatnya yang tidak begitu paham tentang pendidikan Islam, sehingga murid yang belajar pada saat itu kebanyakan dari luar
Jatiasih. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang di cita-citakan YAPIDH terus berusaha melakukan perbaikan dalam hal sarana dan prasarana yang
dibutuhkannya, banyak bantun dana yang diperoleh H. Muhammad Sidik dari salah satu partai untuk menyempurnakan SDM di YAPIDH.
Kedatangan Dr. H. Ahzami Samiun Jazuli, MA, lulusan dari Al Imam Muhammad Ibn Saud Islamic University Riyadh Saudi Arabia menantu H.
Muhammad Sidik, yang dibantu oleh KH. Yusuf Supendi Lc, Dr. Ahmad Satori Ismail, dan Dr. Muslih Abdul Karim, Drs. Anwar, Drs. Heri Koswara, M.A, dan
Dadi Kusdiman, S.Pd, telah terjadi pembaharuan terhadap perpaduan kurikulum yang terjadi di YAPIDH tahun 19971998 menjadikan awal perkembangannya
44 menjadi pondok pesantren modern, terlihat dari bertambahnya jumlah murid yang
masuk ke YAPIDH dari tahun ke tahun, selain tujuan dari didirikannya YAPIDH untuk memperjuangkan atau mempertahankan syiar Islam. H. Muhammad Sidik
bercita-cita ingin mengembangkan YAPIDH menjadi yang lebih baik lagi dengan cara membuka atau mendirikan pondok pesantren di berbagai tempat yang
merupakan cabang dari YAPIDH. Melihat apa yang terjadi itu semua menjadikan suatu kebanggaan bagi H. Muhammad Sidik.
Menjelang masa tuanya, H. Muhammad Sidik tidak begitu banyak berperan dalam perkembangan YAPIDH, karena semua itu sudah di percayakan
kepada anak dan menantunya. H. Muhammad Sidik di usianya yang sekarang sekitar 70 tahun masih tetap gigih dalam berkerja, selain mengontrol
perkembangan YAPIDH H. Muhammad Sidik dalam mengisi waktu luangnya sekarang mencoba menjadi pengusaha peternak ikan lele di sekitar rumahnya.