Kondisi Ekonomi dan Keagamaan

18 tetapi juga non-formal, seperti pengajian majlis ta’lim dan pengajian TPATPQ yang ikut berkembang dengan seiring perkembangan zaman. Untuk mendukung hal tersebut pemerintah senantiasa berusaha mempasilitasi kebutuhan pembangunan sarana peribadatan dan saling bekerja sama para tokoh agama untuk meningkatkan kerukunan hidup dan keharmonisan sesama umat beragama. Hal ini dikarenakan penduduk setempat mayoritas Islam, dalam menunjang pendidikan di bidang keagamaan telah di upayakan pembinaan- pembinaan berupa pengajian baik untuk anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang diadakan di musholla , masjid, atau majlis ta’lim. Adapun tempat-tempat peribadatan dan sarana pendidikan Islam yang terdapat di Kelurahan Jatiluhur adalah 15 buah masjid, 23 buah mushalla, 5 pesantren, 20 majlis ta’lim dan 6 TPA. Secara kualitatif besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam tersebut sekaligus merupakan potensi yang diharapkan mampu menunjang pelaksanaan dakwah islamiyah. Sarana keagamaan tersebar di mana- mana seperti, masjid, mushollah, majlis ta’lim TPA dan lembaga-lembaga lainnya yang menjadikan Kelurahan Jatiluhur lebih kental dengan nuansa ke-islamannya. Kegiatan umat beragama di Kelurahan Jatiluhur semakin semarak dan telah berjalan sebagaimana mestinya, hal ini menunjukkan adanya peningkatan, penghayatan dan pengajaran agama sebagaimana tuntutan kitab suci dan rasul- Nya. Kegiatan keagamaan itu sangat didukung pula oleh ketersediaan sarana keagamaan, terlihat dari jumlah beragam penganut agama di Kelurahan Jatiluhur seperti, Islam, Kristen, Katolik Hindu dan Budha. 19 Tabel.1 Data penduduk Kelurahan Jatiluhur berdasarkan agama. 9 Tahun Islam Kristen Khatolik Hindu Budha Jumlah 2004 10,803 222 180 12 20 11,237 2005 11,070 224 185 12 20 11,511 2006 11,028 224 185 14 20 11,471 2007 15,925 224 190 14 20 16,375 2008 18,727 224 190 14 21 19,176 2009 22,665 224 190 14 21 23,114 2010 22,672 224 190 14 21 23,121 2011 22,657 229 190 14 21 23,111 2012 20.888 232 190 14 21 21,345 2013 20,988 232 190 14 21 21,445 2014 21,116 232 190 14 21 21,573 Berdasarkan data setiap tahunnya mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi rasa solidaritas antar penganut agama lain sangat tinggi. Masing-masing penganut agama saling menghargai satu dengan yang lainnya, mereka melakukan kegiatan ibadah dengan lancar tanpa adanya gangguan, seperti halnya acara-acara peringatan hari-hari besar setiap tahunnya. 9 Berdasarkan hasil wawancara dengan bpk Nurhasan selaku staf Kecamatan Jatiasih data penduduk berdasarkan agama kelurahan Jatiluhur yang masih ada tercatat dari tahun 2004-2014. 20

C. Kondisi Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan tidak semata-mata untuk memperkaya pikiran murid dengan penjelasan-penjelasan, tetapi juga untuk meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, menunjukkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, dan menyiapkan para murid untuk hidup sederhana dan bersih hati. Di antara cita-cita pendidikan pesantren adalah melatih untuk dapat berdiri sendiri dan membina diri agar tidak menggantungkan sesuatu kepada orang lain kecuali kepada Tuhan. 10 Berikut lembaga pendidikan yang ada di Kelurahan Jatiluhur Bekasi baik formal dan non formal. 11 - Pendidikan formal: 1. Taman Kanak-kanan TK : 6 Unit 2. Sekolah Dasar SD : 8 Unit 3. Sekolah Menengah Pertama SMP : 4 Unit 4. Sekolah Menengah Atas SMA : 5 Unit 5. Perguruan Tinggi : 1 Unit - Pendidikan non Formal: 1. Tempat Pendidikan Anak : 6 Unit 2. Pesantren : 5 Unit Mutu pendidikan Islam di Kelurahan Jatiluhur meningkat, terlihat dengan munculnya beberapa pesantren dan tempat-tempat pendidikan agama. 10 Zamkhasir Dhofier, Teradisi Pesantren Studi tentang Pandangan Hidup Kyai Jakarta: LP3ES, 1982, hal. 16-21. 11 Wawancara pribadi dengan Muhammad Yunus Seketaris Kelurahan, di Kantor Kelurahan Jatiluhur, Bekasi, 27 Februari 2014, pukul 11.00-12. 00 WIB. 21 Dr. Manfried Ziemek mengatakan “pendidikan pesantrenlah yang dapat membuat orang berlaku tawadhu dan rendah hati, akibat pengaruh pendidikan seorang kyai ata u ulama”. Hal tersebut membuktikan bahwa apa yang diajarkan kiyai mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan membekas, sehingga salah satu keberhasilan pendidikan pesantren adalah tertanamnya sifat kerjasama yang kuat, baik dalam bidang agama maupun sosial. 12 Perubahan yang terjadi di YAPIDH tahun 1997 menjadikan YAPIDH sebagai Sekolah Islam Terpadu mulai berkembang dari tingkat TKIT, SDIT, SMPIT, SMAIT dan STIU, rata-rata muridnya yang mendalami ilmu pendidikan di sekolah mengalami proses naik turun pada tahunnya. Siswasiswi yang belajar di YAPIDH pastinya mempunyai segudang prestasi, adapun jumlah siswa dan mahasiswa tahun ajaran 2013-2014 ini secara keseluruhan dari semua tingkat adalah 1943 orang siswai, seluruh karyawan dan tenaga pengajar yang ada di YAPIDH berjumlah 203 orang. 12 Manfred Ziemek, Pesantren dan Perubahan Sosial Jakarta: P3M, 1986, hal. 96. 22 Tabel. 2 Data siswasiswi per kelas, guru, dan karyawan YAPIDH tahun 2013-2014. 13 TKIT YAPIDH Kepala sekolah: Nur Endah Sari Pengajar : 14 Karyawan : 1 TK A TK B Jumlah 60 55 115 SDIT YAPIDH Kepala sekoala : Elok Alamah, M.Pd Pengajar : 69 Karyawan : 10 Kls I Kls II Kls III Kls IV Kls V Kls VI Jumlah L P L P L P L P L P L P 55 78 73 75 67 58 90 80 89 64 70 68 867 SMPIT YAPIDH Kepala sekoala : Sari Amelia, S.Pd Pengajar : 42 Karyawan : 4 13 Data yang diperoleh berdasarkan dari sekertaris disetiap unit TKIT, SDIT, SMPIT, SMAIT dan STIU, data yang diperoleh baik wawancara maupun data arsip di setiap masing-masing unit, di YAPIDH, Bekasi 07-10 April 2014