Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
sorogan
6
dan bandongan.
7
Adapun dari aspek sebutan, lembaga pondok kalau di aceh disebut dengan Meunasah, Surau di Minangkabau, Pondok Pesantren di
Jawa, dan Rangkang di Sulawesi.
8
Sejalan dengan pemikiran di atas menurut Abudin Nata, guru besar pendidikan Islam UIN Jakarta, bahwa pendidikan Islam baik itu secara
kelembagaan maupun pemikiran harus di modernisasikan.
9
Mengapa demikian menurut beliau hal ini terkait dengan tuntutan perkembangan masyarakat karena
didorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kerangka ini penulis melihat perkembangan dan kemajuan pondok pesantren darul hikmah disingkat
dan selanjutnya ditulis YAPIDH,
10
sudah mampu menjawab perkembangan dan kebutuhan masyarakat Kelurahan Jatiluhur Kecamatan Jatiasih-Bekasi Jawa
Barat. Hal ini dapat diketahui dari informasi yang diberikan bpk Dadi Kusdiman sebagai koordinator humas yang menjelaskan bahwa sekarang ini YAPIDH telah
memiliki lembaga pendidikan mulai dari tingkat TKIT Taman Kanak-kanak
6
Sorogan termasuk cara belajar secara individual, dimana seorang santri berhadapan langsung menghadap kiyai, dan terjadi interaksi saling mengenal diantara keduanya. Sistem
sorogan ini terbukti sangat efektif sebagai tahap pemula bagi seorang santri, seorang santri membaca kitab di hadapan kiyai, mereka tidak hanya membaca melainkan dibimbing, diarahkan
cara membacanya dan dievelauasi perkembangan kemampuannya.
7
Bandongan bisa disebut juga dengan halaqoh, yaitu suatu metode cara pengajaran dimana seorang kiyai membawa sebuah kitab klasik dan para santri membawa
kitab yang sama pula. Para santri mendengarkan kiyai menjelaskan menerangkan kitab dalam bahasa arab. Lihat,
Zamkhasyari Dhofier, Tradisi Pesantren study: Pandangan Hidup Kyai Jakarta: LP3ES 1982, hal. 28.
8
Mahmud MM, Model-Model Pembelajaran di Pesantren Jakarta: Media Nusantara 2006, cet. ke-1, hal. 3.
9
Abudin Nata, Sejarah pendidikan Islam Pada Periode Klasik dan Pertengahan Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal.185. Lihat, Zamkhasyari Dhofier, Tradisi Pesantren study:
Pandangan Hidup Kyai Jakarta: LP3ES, 1982, hal. 17-18 bahwa pesantren mengalami modernisasi dalam perkembangannya. Karena, di dalam perkembangannya pondok pesantren
tidaklah semata-mata tumbuh atas pola lama yang bersifat tradisonal melainkan melakukan inovasi dalam perkembangannya.
10
Untuk pebahasan lebih rinci akan di bahas secara tuntas dalam bab III
4
Islam Terpadu SDIT Sekolah Dasar Islam Terpadu, SMPIT Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu, SMAIT Sekolah Menengah Atas Islam
Terpadu dan STIU Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin,
11
yang tadinya sebelum tahun 1983 hanya semacam pengajian masyarakat biasa.
Demikianlah, sekarang ini YAPIDH merupakan salah satu pondok pesantren di Bekasi yang telah memberikan kontribusi bagi kemajuan masyarakat
sekitaranya, sungguhpun di sana sini masih terus melakukan upaya-upaya perbaikan untuk meningkatkan kualitasnya. Atas dasar pemikiran itulah penulis
melihat sangat diperlukan sebuah studi yang bertanggung jawab tentang dinamika perkembangan YAPIDH dalam merespon tuntutan kemajuan masyarakat. Untuk
melihat YAPIDH dalam perkembangannya, maka penulis perlu untuk memperkenalkan YAPIDH kepada masyarakat sebagai lembaga yang berperan
aktif dalam kemajuan masyarakatnya khususnya di bidang pendidikan. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk memba
has “Perkembangan Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah di Jatiluhur Bekasi 1997-
2010” Studi ini diharapkan dapat menjelaskan proses dinamika kemajuan yang di maksud.
11
Wawancara pribadi dengan Dadi Kusdiman, S.Pd Koordinator Humas, di YAPIDH, Bekasi, 18 Februari 2014, pukul 10.45-12.00 WIB. Studi awal penulis melakukan survei ke lokasi
18-20 Februari mengurus perizinan untuk melakukan penelitian dan mencari informasi mengenai sejarah pendiri dan sistemnya dan dilanjutkan penelitian 1 bulan penuh tanggal 7 april hingga 7
mei 2014 untuk pencarian data. Hal demikian penulis menyimpulkan bahwa YAPIDH mengalami perkembangan, baik dari sarana dan prasarana, jumlah siswa, dan aktivitas kemasyarakatan.
Selain wawancara tersebut penulis sendiri menyaksikan secara langsung apa yang dikatakan koordinator humas tersebut.
5