Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Yayasan Perguruan Islam Darul

46 - Memiliki kemampuan akademis sehingga mereka mampu bersaing untuk melanjutkan di Perguruan Tinggi unggulan yang mereka inginkan. - Memiliki kemampuan manajeral sehingga dapat mengerjakan tugas- tugas dan bekerja dalam tim serta beradaptasi pada setiap perubahan. 47

BAB IV AKTIVITAS YAYASAN PERGURUAN ISLAM DARUL HIKMAH

A. Bidang Pendidikan Islam

YAPIDH di bidang pendidikan hingga kini masih terus berkembang dan berusaha membenahi diri guna meningkatkan fungsi perannya sebagai wadah untuk membina umat Islam di sekitarnya. Dalam usaha ini, YAPIDH telah melakukan segala tindakan dan aktivitasnya secara intensif sehingga pembinaan yang dilakukannya mencapai hasil yang cukup memuaskan. Keberadaan YAPIDH di tengah-tengah masyarakat bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai dakwah Islam kepada masyarakat dengan tujuan memahami nilai-nilai Islam dan memiliki akhlaqul karimah. Hasbullah juga mengatakan dalam bukunya “Kapita Selekta Pendidikan Islam” 1 pondok pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga penyiar. Peran pondok pesantren bukan hanya menekankan pengetahuan agama semata, tetapi juga dengan pengetahuan umum melalui lembaga-lembaga formal. Pendidikan berasal dari kata “didik” yang mendapat awalan “pen” dan akhiran “an”, berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. 2 1 Habullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam Jakarta: Rajawali Pres, 1996, cet. ke-1, hal. 1. 2 Daud Ali, Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 149 48 Menurut Drs. Ahmad Marsimba, pengertian pendidikan Islam adalah bimbingan Jasmani utama menurut ukuran-ukuran Islam. 3 Sedangkan menurut Imam Al-Ghazali pendidikan agama Islam adalah suatu proses memanusiakan manusia sejak kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, di mana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna. 4 Untuk menjadi pondok pesantren yang besar dan maju, tidak bisa begitu saja menjadi pesantren yang besar dan terkenal, melainkan tumbuh sedikit demi sedikit melalui kurun waktu yang lama. YAPIDH sebagai lembaga pendidikan Islam, tentu saja dalam kiprahnya tidak hanya menyelenggarakan pendidikan agama saja tetapi juga menyelenggarakan pendidikan dalam bidang ilmu umum dalam menghadapi masa depan. Dengan pendirian pondok pesantren tersebut, secara tidak langsung YAPIDH telah memainkan perannya dalam mengupayakan perkembangannya dalam bidang pendidikan dan lambat laun telah berkembang menjadi pesantren yang terorganisir di lingkungan masyarakat sekitar. Hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar perorangan, maupun antar perorangan dengan kelompok manusia merupakan sebuah interaksi sosial. Apabila dua orang bertemu, maka interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menyapa, berjabat tangan, saling berbicara. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi 3 Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam Bandung: Pustaka Setia, 1998, hal. 15. 4 Abiddin Ibnu Rusn, Pemikiran Al-Ghalazali Tentang Pendidikan Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hal. 5. 49 sosial. 5 Respon dan antusias masyarakat terhadap YAPIDH sebagai lembaga pendidikan Islam dan salah satu bukti dalam penyebaran syi’ar Islam terhadap masyarakat. Hal itu terbukti bahwa YAPIDH mendapat dukungan yang sangat besar dari masyarakat sekitar. YAPIDH yang dirintis oleh H. Muhammad Sidik sudah banyak mencetak para generasi penerus yang dapat mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu yang didapat dari pesantren, terbukti para alumninya menjadi orang-orang yang berguna di masyarakat. Sistem pendidikan YAPIDH termasuk sistem pesantren khalaf atau modern, pesantren yang selain bermateriutamakan pendalaman agama Islam tafaqquh fi al-din dan memasukkan unsur-unsur modern seperti penggunaan sistem klasikal atau sekolah dalam pembelajaran ilmu-ilmu umum dalam muatan kurikulumnya, bahkan memperpadukan dua kurikulum umum Kemendikbud dengan kurikulum agama. Pendidikan non-formal Pesantren yang ada di YAPIDH sama halnya seperti pesantren-pesantren yang lainnya meliputi kegiatan pengajian keagamaan kitab-kitab kuning, kader da’i da’iah dan muhadhoroh, sedangkan pendidikan formal mengikuti kurikulum umum Kemendikbud dengan memadukan kurikulum agama dan menjadi Sekolah Islam Terpadu. Lembaga pendidikan yang ada di YAPIDH terdiri dari lima tingkat yaitu: Taman Kanak-kanak Islam Terpadu TKIT, Sekolah Dasar Islam Terpadu SDIT, Sekolah Menengah 5 Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 64