Bakteri Gram-negatif, aerobik, berbentuk batang dan kokus

13 biomassa pada waktu tertentu. Pertumbuhan eksponensial dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Middelbeek et al., 1992 a Banyaknya biomassa pada satuan waktu tertentu : Xt = Xo . e : dxdt = µ.X Kecepatan pertumbuhan spesifik adalah : µ = ln Xt – ln Xo t µ t dimana : dxdt = kecepatan pertumbuhan µ = kecepatan pertumbuhan spesifik X = banyaknya biomassa Tahap stasioner dimulai ketika sel-sel sudah tidak tumbuh lagi. Kecepatan pertumbuhan tergantung dari kadar substrat. Menurunnya kecepatan pertumbuhan sudah terjadi ketika kadar substrat berkurang sebelum substrat habis terpakai. Penurunan kecepatan pertumbuhan juga disebabkan oleh kepadatan populasi yang tinggi, tekanan parsial oksigen yang rendah dan timbunan produk metabolisme yang bersifat toksik mengintroduksi tahap stasioner. Pada tahap stasioner bahan- bahan simpanan masih dapat digunakan, sebagian ribosom dapat diuraikan dan masih ada pembentukan enzim. Selama energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan sel-sel masih dapat diperoleh dengan respirasi bahan simpanan dan protein, bakteri masih mampu mempertahankan hidupnya untuk masa yang cukup panjang. Masa bakteri yang dicapai pada tahap stasioner dinamakan hasil atau keuntungan. Tahap kematian dan sebab-sebab kematian sel bakteri dalam larutan biak normal belum banyak diteliti. Pada tahap ini terjadi penimbunan asam misalnya pada bakteri Escherichia coli dan Lactobacillus sp. Jumlah sel hidup dapat berkurang secara eksponensial. Ada kemungkinan sel-sel diuraikan kembali oleh enzim yang dihasilkan sendiri oleh sel autolisis.

2.3.2 Pengaruh faktor lingkungan pada pertumbuhan

Ada beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri yaitu faktor-faktor fisika dan faktor-faktor kimia. Faktor-faktor fisika yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri antara lain yaitu suhu, ketersediaan air, pH, tekanan hidrostatik dan cahaya Middelbeek dan Drijver – de Haas, 1992. Faktor- faktor kimia sebagai sumber nutrisi yang juga mempengaruhi pertumbuhan yaitu makro nutrien C, O, N, H, P dan S, mikro nutrien atau trace element Mn, Zn, 14 Co, Mo, Ni, Cu, dan Cl dan faktor-faktor pertumbuhan Middelbeek et al., 1992 b Faktor Fisiko Kimiawi . 1 Suhu Pengaruh suhu pada kecepatan pertumbuhan bakteri sebagian menggambarkan pengaruh suhu pada kecepatan reaksi-reaksi biokimia. Berdasarkan toleransi suhu pertumbuhan, bakteri dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok : Psikrofil, yaitu bakteri yang dapat tumbuh pada suhu yang rendah, pada perairan Arctic dan Antarctic di bawah 0 o C, perairan laut dengan suhu 1 o C sampai 5 o C. Suhu optimum bagi pertumbuhan bakteri psikrofil adalah 15 o C atau lebih rendah dan suhu minimum 0 o C. Bakteri fakultatif psikrofil atau psikrotrop yaitu bakteri yang mempunyai suhu optimum pertumbuhan pada 25 o C sampai 30 o C dan suhu maksimum pertumbuhan pada 35 o C. Mesofil, yaitu bakteri yang hidup pada manusia dan hewan berdarah panas, pada daratan dan perairan di daerah beriklim sedang dan tropis. Kisaran suhu bagi bakteri mesofil adalah 20 o C dan 40 o C, dengan suhu optimum untuk pertumbuhan adalah 37 o C. Thermofil, yaitu bakteri yang pertumbuhannya optimum pada suhu 50 o C sampai 70 o 2 pH C Middelbeek dan Drijver-de Haas, 1992. Semua mikroorganisme mempunyai kisaran pH tertentu dimana mereka dapat tumbuh dan biasanya pada kisaran itu merupakan pH optimum dimana mereka tumbuh dengan sangat baik. Pada umumnya bakteri tumbuh baik pada kisaran pH 6,5 - 7,5. Nilai pH air laut berkisar antara 7,5 dan 8,5 Austin, 1988. Pada bakteri yang dibiakkan di laboratorium, pH medium merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan produk. Selain itu, pH medium juga sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisme dari bakteri, oleh sebab itu pH medium mempunyai kecenderungan berubah. Pada proses fermentasi, bakteri menghasilkan asam organik asam laktat, asam asetat dan lain-lain dan amonia yang dilepaskan ke medium saat asam amino terfermentasi, sehingga pH medium mempunyai kecenderungan berubah. Bila amonia adalah sumber nitrogen, maka pH cenderung menurun. Amonia pada