Analisa dan Pembahasan ANALISIS DAN PEMBAHASAN

α=5 maka data bersifat heteroskedastisitas begitu pula sebaliknya. Tabel 4.2 Uji Heteroskedastisitas H Hasil output pada tabel menunjukan nilai Prob. F-statistic adalah sebesar 0,0830 daripada α=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung heteroskedastisitas. d. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah korelasi antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data runtut waktu time series karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya. Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah metode Bruesch_Godfey atau yang lebih dikenal dengan uji Langrange Multiplier LM-Test dengan melihat nilai probability Chi-Square a=0,05 maka data tidak mengalami autokorelasi. Deteksi autokorelasi dengan menggunakan metode LM Test dapat dilihat pada tabel berikut: Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 2.135338 Prob. F4,89 0.0830 ObsR-squared 8.231249 Prob. Chi-Square4 0.0835 Scaled explained SS 6.746202 Prob. Chi-Square4 0.1499 Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Tabel menunjukan nilai probability Chi-Square10 adalah sebesar 0,6114 yang menunjukan bahwa nilai tersebut lebih besar dari α=5, karena nilai probability Chi-Square = 0,6114 0,05 berarti model tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi. 2. Pemilihan Model Regresi Data Panel Regresi yang menggunakan data panel disebut dengan regresi data panel. Data panel memiliki gabungan karakteristik yaitu data yang terdiri atas beberapa objek dan runtutan waktu. 1 Data semacam ini memiliki keunggulan terutama karena bersifat robust kuat terhadap beberapa tipe pelanggaran yakni heterokedastisitas dan normalitas. Di samping itu, dengan perlakuan tertentu struktur data seperti ini dapat diharapkan untuk memberikan informasi yang lebih banyak high informational content. 2 1 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EVIEWS, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011, h. 91 2 Moch Doddy Ariefianto, Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan menggunakan EVIEWS, Jakarta: Erlangga, 2012, h. 148 Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.752891 Prob. F10,79 0.6729 ObsR-squared 8.178970 Prob. Chi-Square10 0.6114 Seperti yang telah dijelaskan di bab sebelumnya tentang metode penelitian, diketahui bahwa terdapat tiga model regresi data panel yang dapat digunakan yaitu commont effect model, fixed effect model, dan random effect model. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan model tergantung pada asumsi yang dipakai peneliti dan pemenuhan syarat- syarat pengolahan data statistik yang benar, sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara statistik. Oleh karena itu pertama-tama yang harus dilakukan adalah memilih model yang tepat dari ketiga model yang ada. Tabel 4.4 Hasil Regresi Data Panel Commont Effect Model Dependent Variable: JDM? Method: Pooled Least Squares Date: 090216 Time: 13:11 Sample adjusted: 2011Q1 2015Q3 Included observations: 12 after adjustments Cross-sections included: 8 Total pool unbalanced observations: 94 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. TBHDM? 0.007768 0.002427 3.200757 0.0019 JKL? 0.136555 0.000674 202.6675 0.0000 INF? 0.015628 0.004982 3.136797 0.0023 PDB? 0.002226 0.002387 0.932687 0.3535 R-squared 0.080386 Mean dependent var 1.005408 Adjusted R-squared 0.049732 S.D. dependent var 0.029402 S.E. of regression 0.028662 Akaike info criterion -4.224882 Sum squared resid 0.073935 Schwarz criterion -4.116657 Log likelihood 202.5695 Hannan-Quinn criter. -4.181167 Durbin-Watson stat 0.219874 Tabel 4.5 Hasil Regresi Data Panel Fixed Effect Model Dependent Variable: JDM? Method: Pooled Least Squares Date: 090216 Time: 13:12 Sample adjusted: 2011Q1 2015Q3 Included observations: 12 after adjustments Cross-sections included: 8 Total pool unbalanced observations: 94 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.626986 0.044076 14.22519 0.0000 TBHDM? -0.002452 0.000923 -2.655364 0.0095 JKL? 0.050133 0.006012 8.338199 0.0000 INF? 0.000479 0.001801 0.265872 0.7910 PDB? 0.000527 0.000618 0.851654 0.3969 Fixed Effects Cross _BSM —C 0.037584 _BMI —C 0.035560 _BNIS —C 0.000872 _BRIS —C 0.016717 _BMS —C -0.004949 _BPS —C -0.033517 _BCAS —C -0.043962 _BSB —C -0.015632 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.945696 Mean dependent var 1.005408 Adjusted R-squared 0.938412 S.D. dependent var 0.029402 S.E. of regression 0.007297 Akaike info criterion -6.884029 Sum squared resid 0.004366 Schwarz criterion -6.559353 Log likelihood 335.5494 Hannan-Quinn criter. -6.752883 F-statistic 129.8202 Durbin-Watson stat 0.307892 ProbF-statistic 0.000000 Setelah hasil regresi dengan menggunakan model commont effect dan fixed effect didapat maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji untuk menentukan model estimasi mana yang lebih tepat antara model commont effect dan fixed effect. Dalam menentukan diantara kedua model tersebut maka digunakan uji Chow sebagai uji pemilihan model regresi data panel. Uji Chow merupakan salah satu tahap yang perlu dilakukan untuk menentukan model regresi data yang paling tepat digunakan dalam penelitian. Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan uji Chow adalah melakukan regresi dengan menggunakan model commont effect dan fixed effect. Setelah hasil dari commont effect dan fixed effect diperoleh maka selanjutnya dilakukan uji Chow dengan melakukan uji likelihood ratio menggunakan Eviews. Hasil dari uji likelihood ratio atau uji Chow dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Chow U j Uji Chow dilakukan dengan membandingkan antara commont effect model dan fixed effect model. Hipotesis dalam uji Chow adalah: Ho : commont effect model H1 : fixed effect model Redundant Fixed Effects Tests Pool: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 163.544462 7,82 0.0000 Cross-section Chi-square 254.312708 7 0.0000 Apabila nilai probabilitas F ≥ 0,005 artinya Ho diterima, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah commont effect model. Namun jika nilai probabilitasnya 0,05 artinya Ho ditolak, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah fixed effect model. Hasil ouput di atas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0000 untuk cross section F, yang berarti nilainya 0,05. Karena hasil tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak, maka dapat dikatakan bahwa fixed effect model lebih tepat digunakan daripada commont effect model. Karena hasil Uji Chow menunjukkan hasil model yang lebih tepat untuk digunakan adalah fixed effect model, maka diperlukan Uji Hausman untuk menguji model yang lebih tepat untuk digunakan antara fixed effect model dan random effect model. Sebelum melakukan Uji Hausman, dilakukan terlebih dahulu regresi random effect model. Tabel 4.7 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model Dependent Variable: JDM? Method: Pooled EGLS Cross-section random effects Date: 090216 Time: 13:15 Sample adjusted: 2011Q1 2015Q3 Included observations: 12 after adjustments Cross-sections included: 8 Total pool unbalanced observations: 94 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.625086 0.045220 13.82319 0.0000 TBHDM? -0.002333 0.000920 -2.535891 0.0130 JKL? 0.050284 0.006012 8.364415 0.0000 INF? 0.000467 0.001801 0.259057 0.7962 PDB? 0.000530 0.000618 0.856850 0.3938 Random Effects Cross _BSM —C 0.038241 _BMI —C 0.036270 _BNIS —C 0.001784 _BRIS —C 0.017447 _BMS —C -0.004074 _BPS —C -0.032436 _BCAS —C -0.042497 _BSB —C -0.014735 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.028753 0.9395 Idiosyncratic random 0.007297 0.0605 Weighted Statistics R-squared 0.663434 Mean dependent var 0.074172 Adjusted R-squared 0.648307 S.D. dependent var 0.012344 S.E. of regression 0.007319 Sum squared resid 0.004767 F-statistic 43.85886 Durbin-Watson stat 0.276673 ProbF-statistic 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.058676 Mean dependent var 1.005408 Sum squared resid 0.075680 Durbin-Watson stat 0.017427 Dalam melakukan uji Hausman, hipotesis yang digunakan yaitu: Ho : random effect model H1 : fixed effect model Apabila nilai probabilitas Chi- Square ≥ 0,05 artinya Ho diterima, yang berarti model regresi yang paling tepat digunakan adalah random effect model. Namun jika probabilitas Chi-Square 0,05 artinya Ho ditolak, yang berarti model regersi yang paling tepat digunakan adalah fixed effect model. Tabel 4.8 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 9.216745 4 0.0360 Hasil output di atas menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0,0360 untuk cross section random, yang berarti nilainya 0,05. Karena hasil tersebut menunjukan bahwa H1 diterima, maka dapat dikatakan bahwa fixed effect model lebih tepat digunakan daripada random effect model. 3. Pengujian Hipotesis a. Model penelitian Berdasarkan estimasi model regeresi data panel yang telah dilakukan sebelumnya, maka penelitian ini akan menggunakan fixed effect model yang ditampilkan pada tabel berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi dengan Fixed Effect Model Dependent Variable: JDM? Method: Pooled Least Squares Date: 090216 Time: 13:20 Sample adjusted: 2011Q1 2015Q3 Included observations: 12 after adjustments Cross-sections included: 8 Total pool unbalanced observations: 94 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.626986 0.044076 14.22519 0.0000 TBHDM? -0.002452 0.000923 -2.655364 0.0095 JKL? 0.050133 0.006012 8.338199 0.0000 INF? 0.000479 0.001801 0.265872 0.7910 PDB? 0.000527 0.000618 0.851654 0.3969 Fixed Effects Cross _BSM —C 0.037584 _BMI —C 0.035560 _BNIS —C 0.000872 _BRIS —C 0.016717 _BMS —C -0.004949 _BPS —C -0.033517 _BCAS —C -0.043962 _BSB —C -0.015632 Effects Specification Cross-section fixed dummy variables R-squared 0.945696 Mean dependent var 1.005408 Adjusted R-squared 0.938412 S.D. dependent var 0.029402 S.E. of regression 0.007297 Akaike info criterion -6.884029 Sum squared resid 0.004366 Schwarz criterion -6.559353 Log likelihood 335.5494 Hannan-Quinn criter. -6.752883 F-statistic 129.8202 Durbin-Watson stat 0.307892 ProbF-statistic 0.000000 Berdasarkan Tabel 4.9, maka ditemukan hasil dari perhitungan pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Jumlah Kantor Layanan, Inflasi, dan PDB terhadap Jumlah Deposito Mudharabah sebagai berikut: JDM = 0.626986 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Dari model di atas dapat dibuat interpretasi sebagai berikut: 1 Konstanta sebesar 0.626986 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah bank umum syariah adalah sebesar 0.626986. 2 Nilai koefisien regresi tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebesar -0.002452 yang berarti setiap kenaikan tingkat bagi hasil deposito mudharabah naik 1 maka jumlah deposito mudharabah mengalami penurunan sebesar 0.002452. 3 Nilai koefisien regresi jumlah kantor layanan sebesar 0.050133 yang berarti setiap kenaikan jumlah kantor layanan naik 1 maka jumlah deposito mudharabah mengalami kenaikan sebesar 0.050133. 4 Nilai koefisien regresi inflasi sebesar 0.000479 yang berarti setiap kenaikan inflasi naik 1 maka jumlah deposito mudharabah mengalami kenaikan sebesar 0.000479. 5 Nilai koefisien regresi PDB sebesar 0.000527 yang berarti setiap kenaikan PDB naik 1 maka jumlah deposito mudharabah mengalami kenaikan sebesar 0.000527. Tabel 4.10 Hasil Uji Persamaan Setiap Objek Penelitian Fixed Effects Cross Coefficient _BSM —C 0.037584 _BMI —C 0.035560 _BNIS —C 0.000872 _BRIS —C 0.016717 _BMS —C -0.004949 _BPS —C -0.033517 _BCAS —C -0.043962 _BSB —C -0.015632 Sumber : Output Eviews 8 Berdasarkan tabel 4.10, maka didapat persamaan model regresi tiap bank umum syariah sebagai berikut : 1 Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri JDM BSM = 0.037584 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar 0.037584 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah Bank Syariah Mandiri adalah sebesar 0.037584. 2 Persamaan model regresi Bank Muamalat Indonesia JDM BMI = 0.035560 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar 0.035560 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah Bank Muamalat Indonesia adalah sebesar 0.035560. 3 Persamaan model regresi BNI Syariah JDM BNI Syariah = 0.000872 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar 0.000872 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah BNI Syariah adalah sebesar 0.000872. 4 Persamaan model regresi BRI Syariah JDM BRI Syariah = 0.016717 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar 0.016717 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah BRI Syariah adalah sebesar 0.016717. 5 Persamaan model regresi Bank Mega Syariah JDM BMS = -0.004949 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar -0.004949 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah Bank Mega Syariah adalah sebesar -0.004949. 6 Persamaan model regresi Bank Panin Syariah JDM BPS = -0.033517 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar -0.033517 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah Bank Panin Syariah adalah sebesar -0.033517. 7 Persamaan model regresi BCA Syariah JDM BCA Syariah = -0.043962 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar -0.043962 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah BCA Syariah adalah sebesar -0.043962. 8 Persamaan model regresi Bank Syariah Bukopin JDM BSP = -0.015632 - 0.002452 TBHDM + 0.050133 JKL + 0.000479 INF + 0.000527 PDB Konstanta sebesar -0.015632 menunjukkan bahwa jika variabel independen TBHDM, JKL, INF, PDB adalah nol, maka jumlah deposito mudharabah Bank Syariah Bukopin adalah sebesar -0.015632. b. Uji Signifkansi Parsial Uji t Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi dan PDB terhadap variabel dependen yaitu jumlah deposito mudharabah. Tabel 4.11 Uji t Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.626986 0.044076 14.22519 0.0000 TBHDM -0.002452 0.000923 -2.655364 0.0095 JKL 0.050133 0.006012 8.338199 0.0000 INF 0.000479 0.001801 0.265872 0.7910 PDB 0.000527 0.000618 0.851654 0.3969 Sumber : Output Eviews 8 Tabel 4.11 merupakan hasil dari pengujian variabel independen yaitu tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi, dan PDB terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia secara parsial. 1 Uji t terhadap variabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah Hasil yang didapat pada tabel 4.11 variabel itingkat bagi hasil deposito mudharabah secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil dari α 0,0095 0,05. Sedangkan nilai t hitung X1 = 2,6553 dan t tabel sebesar 1,9870 df n-k 94-5 = 89 , α = 0,05, sehingga t hitung t tabel 2,6553 1,9870. Maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. 2 Hasil yang didapat pada tabel 4.11 variabel jumlah kantor layanan secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai lebih besar dari α 0,000 0,05. Sedangkan nilai t hitung X2 = 8,3381 dan t tabel sebesar 1,9870 df n-k 94-5 =89 , α = 0,05, sehingga t hitung t tabel 8,3381 1,9870. Maka H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah kantor layanan berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. 3 Uji t terhadap variabel inflasi Hasil yang didapat pada tabel 4.11 variabel inflasi secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada nilai lebih besar dari α 0,79 0,05. Sedangkan nilai t hitung X2 = 0.2658 dan t tabel sebesar 1,9870 df n-k 94-5 =89 , α = 0,05, sehingga t hitung t tabel 0,2658 1,9870. Maka H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh berpengaruh dan tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. 4 Uji t terhadap variabel PDB Hasil yang didapat pada tabel 4.11 variabel PDB secara statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada nilai lebih besar dari α 0,39 0,05. Sedangkan nilai t hitung X3 = 0,8516 dan t tabel sebesar 1,9870 df n-k 94-5 =89 , α = 0,05, sehingga t hitung t tabel 0,8516 1,9870. Maka H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel PDB tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah. c. Uji Signifikansi Simultan Uji F Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, Pedoman yang digunakan dalam pengambilan kesimpulan uji F adalah sebagai berikut: Jika F-hitung F-tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika F-hitung F-tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima Selain itu, dapat pula dilihat dari probabilitas F statistik. Apabila probabilitas signifikansi lebih kecil dari nilai α = 5, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0: tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi dan PDB tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah secara simultan. H1: tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi dan PDB berpengaruh terhadap deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah secara simultan. Berdasrkan Tabel 4.9, doperoleh hasil F-statistik atau F hitung sebesar 129.8202 dengan nilai probabilitas sebesar 0.00000. nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari α = 5. Selain itu dengan n = 94 dan k = 5, nilai pada F tabel diperoleh nilai 2,49 Dengan df1 k-1 dan df2 n-k sebesar 4 dan 89 dengan nilai probabilitas 5. Karena F hitung F tabel 129,8202 2,49 maka H0 ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa variabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan inflasi, dan PDB berpengaruh signifikan secara simultan terhadap jumlah deposito mudhrabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia. d. Uji Adjudsted R 2 Uji Adjusted R 2 ditujukan untuk menilai seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini, koefisien yang digunakan adalah koefisien determinasi yang telah disesuaikan atau adjusted R 2 . Hal ini dikarenakan adjusted R 2 merupakan koefisien yang telah dikoreksi sehingga dapat naik atau turun seiring penambahan variabel baru dalam model. Berdasarkan hasil regresi dengan fixed effect model sebagaimana yang tertera pada tabel, diketahui bahwa nilai Adjust R Squared sebesar 0.938412. hal ini menunjukan bahwa variasi variabel dependen jumlah deposito mudharabah secara simultan dapat dijelaskan oleh variabel independen tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi, dan PDB sebesar 93,84 sedangkan sisanya 6,16 dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti. e. Interpretasi Hasil Penelitian 1 Hubungan tingkat bagi hasil deposito mudharabah terhadap jumlah deposito mudharabah Hasil estimasi pada tabel menjelaskan variabel tingkat bagi hasil deposito mudharabah mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah, dimana setiap penurunan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebesar 1 akan meningkatkan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya yaitu 0.002452. Jumlah deposito mudharabah adalah total simpanan berdasarkan prinsip bagi hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Tingkat bagi hasil pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia mendepositokan uangnya. Jumlah deposito akan ditentukan oleh tingginya tingkat bagi hasil. Bila melihat praktik yang terjadi di perbankan syariah, semakin tinggi tingkat bagi hasil deposito, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk deposito, dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan kehendak masyarakat untuk deposito di bank syariah didasari oleh motif untuk mendapatkan return berupa bagi hasil. Akan tetapi berbanding terbalik dengan hasil estimasi yang didapat hubungannya antara tingkat bagi hasil deposito mudharabah dengan jumlah deposito mudharabah pada bank syariah Mengacu pada data dalam penelitian ini, dilihat dari tingkat bagi hasilnya yang tidak stabil bahkan cenderung menurun, maka hal tersebut menjadi penyebab mengapa hubungan antara tingkat bagi hasil deposito mudharabah dan jumlah deposito mudharabah negatif. Jika tingkat bagi hasilnya tidak stabil bahkan cenderung menurun, tetapi jumlah depositonya cenderung naik karena dalam konteks investasi deposito, parameter besar atau tidaknya, serta kompetitif atau tidaknya tawaran tingkat bagi hasil, investor akan melihat benchmark yaitu BI rate atau LPS Lembaga Penjamin Simpanan. Ketika tingkat bagi hasil turun tidak akan serta merta membuat deposan menarik kembali uangnya, sepanjang tingkat bagi hasil masih setara atau bahkan lebih baik dari BI rate atau LPS kemungkinan besar pertumbuhan jumlah deposito mudharabah masih tetap tinggi. Dengan kata lain tidak hanya variabel tingkat bagi hasil menurun yang akan berpengaruh pada pertumbuhan deposito mudharabah. Hal penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang ditunjukkan oleh Fitriyah 2010 bahwa bagi hasil berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dana bank umum syariah, karena faktor agama merupakan faktor utama yang menjadi alasan nasabah menyimpan dananya di bank syariah. Karakter nasabah bank syariah merupakan nasabah emosional yang non profit oriented. Namun berbeda dengan hasil penelitian terdahulu oleh Evi Natalia, Moch Dzukirom AR, dan Sri Mangesti Rahayu 2014 bahwa tingkat bagi hasil berpengaruh signifkan terhadap jumlah deposito mudharabah dikarenakan nasabah menyimpan dananya karena faktor mencari keuntungan. 2 Hubungan jumlah kantor layanan terhadap jumlah deposito mudharabah Variabel jumlah kantor layanan berpengaruh signifikan dengan jumlah deposito mudharabah, dimana setiap kenaikan jumlah kantor layanan sebesar 1 akan menaikkan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya yaitu 0.050133. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah kantor layanan berpengaruh positif terhadap jumlah deposito mudharabah. hal ini berarti mengindikasikan bahwa apabila semakin banyak jumlah kantor layanan akan meningkatkan jumlah deposito mudharabah yang dihimpun bank umum syariah. Ketika bank umum syariah memperluas jaringan kantor layanan maka nasabah akan mudah untuk menginvestasikan dananya sehingga dengan bertambahnya jumlah kantor layanan memberi peran penting bagi bank umum syariah dalam melakukan penghimpunan dana. Bertambahnya jaringan kantor layanan juga memberi pengaruh terhadap meningkatnya tingkat kepercayaan masyarakat akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk depsoito mudharabah. Selain itu bank umum syariah dianggap sudah cukup dalam memberikan sosialisasi tentang keberadaan dan pemahaman tentang bank umum syariah khususnya pada produk deposito mudharabah ke plosos-plosok daerah. 3 Hubungan Inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah Variabel inflasi tidak berpengaruh tidak signifikan dengan jumlah deposito mudharabah, dimana setiap kenaikan inflasi sebesar 1 akan menurunkan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya yaitu 0.000479. Tidak berpengaruhnya inflasi terhadap jumlah deposito mudharabah, hal ini menunjukan nasabah pada bank syariah tidak terlalu mempertimbangkan tinggi atau rendahnya tingkat inflasi dalam mengambil keputusan untuk menyimpan dananya. Kenaikan inflasi yang tinggi di Indonesia tidak akan mempengaruhi jumlah deposito mudharabah di bank syariah. Ini terbukti ketika terjadi krisis moneter tahun 1998, tingkat inflasi yang tinggi tidak mempengaruhi bank syariah karena bank syariah tidak menggunakan sistem bunga dan hanya perbankan syariah yang tidak terkena dampak dari tingginya tingkat inflasi. Sedangkan yang terjadi pada Bank Konvensioanl yang pada dasarnya menggunakan sistem bunga terkena dampak dari tingginya tingkat inflasi tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah dan Sumiati 2013 bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap jumlah deposito mudharabah. 4 Hubungan Produk Domestik Bruto PDB terhadap jumlah deposito mudharabah Variabel PDB tidak berpengaruh tidak signifikan dengan jumlah deposito mudharabah, dimana setiap penurunan PDB sebesar 1 akan meningkatkan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya yaitu 0.000527. Variabel PDB tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah, artinya ketika pendapatan meningkat tetapi jumlah deposito mudharabah menurun dan sebaliknya, ketika pendapatan turun tetapi jumlah deposito mudharabah meningkat. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori serta penelitian sebelumnya, yaitu bahwa tidak semua pendapatan yang diterima seseorang akan digunakan untuk disimpan, melainkan sebagian digunakan untuk konsumsi. Lebih jauh dikatakan bahwa perilaku menyimpan dan konsumsi dari seseorang sangat dipengaruhi pendapatannya. Dan apabila mengacu kepada hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Septi Wulandari 2013 bahwa variabel PDB tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah hal ini terjadi dikarenakan tren masyarakat yang berinvestasi pada sektor investasi lain dibandingkan dengan meletakkan dananya pada sektor perbankan syariah. Hal ini didukung oleh artikel yang diterbitkan oleh Vibiznews 2013, dari beberapa produk investasi keuangan maupun non-keuangan yang berupa instrument perbankan, saham, reksa dana, emas, properti, dan instrument derivative, masyarakat Indonesia cenderung meletakkan dananya atau berinvestasi pada saham, reksadana, emas, properti dan forex. Sehingga peningkatan PDB tidak diikuti oleh total jumlah deposito mudharabah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi pengaruh antara tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi, dan PDB terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode tahun 2011 sampai dengan 2015. Berdasarkan penemuan dan pembahasan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015. Dimana setiap peningkatan tingkat bagi hasil deposito mudharabah sebesar 1 akan menurunkan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya sebesar yaitu 0.002452. itu artinya ketika tingkat bagi hasil deposito mudharabah naik maka jumlah deposito mudharabah akan turun begitupun sebaliknya. Ketika tingkat bagi hasil turun tidak akan serta merta membuat deposan menarik kembali uangnya, Hal ini dikarenakan investor atau nasabah akan melihat benchmark yaitu BI rate atau LPS Lembaga Penjamin Simpanan. Dengan kata lain tingkat bagi hasil menurun tidak akan berpengaruh pada pertumbuhan deposito mudharabah. 2. Jumlah kantor layanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015. Dimana setiap peningkatan jumlah kantor layanan sebesar 1 akan menaikkan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya sebesar yaitu 0.050133. Ketika bank umum syariah memperluas jaringan kantor layanan maka nasabah akan mudah untuk menginvestasikan dananya sehingga dengan bertambahnya jumlah kantor layanan memberi peran penting bagi bank umum syariah dalam melakukan penghimpunan dana khususnya pada produk depsoito mudharabah. 3. Inflasi tidak mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015. Dimana setiap kenaikan inflasi sebesar 1 akan menurukan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya yaitu 0.000479. itu artinya ketika inflasi naik maka jumlah deposito mudharabah akan turun begitu pun sebaliknya. Hal ini, mengakibatkan nasabah pada bank syariah tidak terlalu mempertimbangkan tinggi atau rendahnya tingkat inflasi dalam mengambil keputusan untuk menyimpan dananya karena pada bank syariah tidak menggunakan sistem bunga. 4. PDB tidak mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011-2015. dimana setiap penurunan PDB sebesar 1 akan meningkatkan jumlah deposito mudharabah sebesar nilai koefisien regresinya yaitu 0.000527. artinya ketika pendapatan meningkat tetapi jumlah deposito mudharabah menurun begitu pun sebaliknya. hal ini terjadi dikarenakan tren masyarakat yang berinvestasi pada sektor investasi lain dibandingkan dengan meletakkan dananya pada sektor perbankan syariah. Masyarakat Indonesia cenderung meletakkan dananya atau berinvestasi pada saham, reksadana, emas, properti dan forex. 5. Berdasarkan hasil uji F dapat disimpulkan bahwa tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi dan PDB secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap jumlah deposito mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011- 2015.

B. Saran

Dari hasil kesimpulan di atas, maka saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perbankan Syariah Perbankan syariah sebagai salah satu pilar pendukung perekenomian Indonesia selain perbankan konvensional. Peran tersebut dapat dilakukan dengan baik jika industri perbankan syariah memiliki volume usaha yang cukup ekonomis dalam menggerakkan sistem perekonomian Indonesia. dengan adanya temuan bahwa tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi, dan PDB terhadap jumlah deposito mudharabah dengan kontribusi yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa bank umum syariah masih sulit untuk lepas dari dampak internal bank maupun ekonomi makro yang terjadi. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk evaluasi perkembangan sistem perbankan syariah agar tahan terhadap goncangan krisis dan dampak makroekonomi yang dapat terjadi kapanpun di Negara Indonesia khususnya pada produk deposito mudharabah dan sistem bagi hasilnya serta jumlah layanan kantor bank syariah. Hal yang dapat dilakukan antara lain penguatan modal, memiliki langkah antisipasi menghadapi dampak krisis dan makroekonomi, adanya sumber daya insani dan manajemen yang handal, serta sosialisasi mengenai perbankan syariah kepada masyarakat. 2. Bagi Nasabah Hasil penelitian bahwa tingkat bagi hasil deposito mudharabah, jumlah kantor layanan, inflasi, dan PDB memberikan tingkat kontribusi yang berbeda-beda terhadap jumlah deposito mudharabah. Maka penelitian ini diharapkan menjadi informasi yang penting dan akan menambah wawasan serta pengetahuan bagi nasabah bank syariah terutama terkait dengan produk deposito mudharabah. Sehingga dapat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Jumlah Bagi Hasil Deposito terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri Tahun 2008-2012)

0 13 130

Pengaruh bagi hasil terhadap jumlah dan deposito syariah mudharabah yang ada pada Bank Syariah Mandiri

0 14 60

Pengaruh Jumlah Bagi Hasil Deposito Mudharabah, Tingkat Imbalan SBIS, Suku Bunga Simpanan Berjangka 1 Bulan, dan Inflasi terhadap Jumlah Deposito Mudharabah (Studi Kasus PT. Bank Syariah Mandiri tahun 2007-2011)

0 16 136

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

5 41 82

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM TERHADAP JUMLAH Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syar

0 1 13

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO BANK SYARIAH DAN SUKU BUNGA DEPOSITO BANK UMUM Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 2 16

BAB 1 Pengaruh Tingkat Bagi Hasil Deposito Bank Syariah Dan Suku Bunga Deposito Bank Umum Terhadap Jumlah Simpanan Deposito Mudharabah(Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2013).

0 2 7

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 1 11

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia

0 0 2

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH, FINANCING TO DEPOSIT RATIO, DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP PERTUMBUHAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

0 0 7