Utilitarian-tindakan berpendapat bahwa prinsip dasar utilitarianisme manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar diterapkan dalam perbuatan. Prinsip dasar tersebut dipakai
untuk menilai kualitas moral suatu perbuatan. Sedangkan utilitarian-aturan berpendapat bahwa suatu aturan moral umum lebih layak digunakan untuk menilai suatu tindakan. Ini
berarti yang utama bukanlah apakah suatu tindakan mendatangkan manfaat terbesar bagi banyak orang, melainkan yang pertama-tama ditanyakan apakah tindakan itu memang
sesuai dengan aturan moral yang harus diikuti oleh semua orang. Jadi manfaat terbesar bagi banyak orang merupakan kriteria yang berlaku setelah suatu tindakan dibenarkan menurut
kaidah moral yang ada. Oleh karena itu, dalam situasi dimana kita perlu mengambil kebijakan atau tindakan berdasarkan teori etika utilitarianisme, perlu menggunakan
perasaan atau intuisi moral kita untuk mempertimbangkan secara jujur apakah tindakan yang kita ambil memang manusiawi atau tidak terlepas dari perbedaan persepsi akan konsep
manfaat itu sendiri, apakah kita membenarkan tindakan dengan manfaat yang telah kita perkirakan itu.
2.2.2 Prinsip Universalism
Berbeda dengan pandangan utilitarian yang menekankan aspek hasil suatu keputusan universalisme memfokuskan diri pada tujuan suatu keputusan atau tindakan. Prinsip kunci
yang mendasari universalisme adalah prinsip Kant mengenai imperative kategoris. Prinsip ini terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Seseorang harus memilih untuk bertindak, hanya jika ia berkemauan untuk memberi kesempatan setiap orang dalam situasi yang sama untuk membuat keputusan yang sama
dan bertindak dengan cara yang sama. 2. Orang lain harus diperlakukan sebagai tujuan, yang dihargai dengan penuh martabat
dan penghormatan, tidak semata sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sebagai konsekuensinya, pendekatan ini memfokuskan diri pada kewajiban yang harus
dilakukan seorang individu terhadap individu lain dan juga terhadap kemanusiaan.
2.2.3 Prinsip Rights
Pendekatan hak terhadap etika menekankan sebuah nilai tunggal, kebebasan. Agar disebut etis, keputusan-keputusan dan tindakan harus didasarkan pada hak-hak individu
yang menjamin kebebasan memilih. Pendekatan ini berkeyakinan bahwa individu memiliki hak-hak moral yang bersifat tidak dapat ditawar-tawar.
9
Hak-hak ini, pada gilirannya membawa kepada kewajiban yang saling menguntungkan diantara para pemegang hak tersebut. Dengan demikian, para pekerja memiliki hak untuk
mendapatkan upah yang adil dan lingkungan kerja yang aman. Para majikan memiliki hak untuk berharap agar perdagangannya tetap rahasia dan tidak dibocorkan oleh para
pekerjanya. Pendekatan hak terhadap etika dapat disalah gunakan. Sejumlah individu mungkin
bersikeras mengatakan bahwa hak-hak mereka memiliki prioritas yang lebih tinggi dibanding hak orang lain, dan ketidakadilan akan terjadi. Hak juga membutuhkan
pembatasan-pembatasan. Peraturan industry yang menguntungkan masyarakat barangkali masih tetap menginjak-injak hak sejumlah individu atau kelompok tertentu.
2.2.4 Prinsip Justice