Sa Sv TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Sa

Area Backscattering Coefficients Sa adalah ukuran energi yang dikembalikan dari lapisan antara dua kedalaman pada kolom perairan MacLennan dan Simmonds 1992 . Sa didefinisikan sebagai integral dari Sv yang dihubungkan dengan kedalaman yang melewati lapisan. Sa merupakan parameter penting dalam akustik perikanan karena sebagian besar dari echo-integrators menyediakan data integrasi dengan satu atau lebih lapisan, karena Sa adalah hasil dari Sv dan jarak, maka Sa tidak berdimensi. Hal ini yang membuat Sa sulit untuk memperlihatkan nilai numerik dengan jelas saat faktor skala yang berbeda diterapkan. Satuan Internasional SI unit dasar untuk Sa harus ditulis sebagai m 2 m 2 yang berarti integrasi σ bs per meter kuadrat dari lapisan permukaan. Banyak versi dari Sa yang biasa digunakan, khususnya Nautical Area Scattering Coefficient NASC untuk simbol Sa. Walaupun Sa tidak berdimensi, sangat penting sekali untuk menunjukkan skala saat mengutip nilai numeric McLennan dan Simmonds 2005. Area Backscattering Coefficient ABC dan Nautical Area Scattering Coefficient NASC adalah nilai scattering area pada scattering volume. Keduanya dihitung ketika mengintegrasikan suatu region, cell atau selection dan tersedia untuk eksport sebagai variabel analisis ketika diintegrasikan oleh region atau cell. NASC identik dengan sA seperti yang digunakan oleh Simrad dan Area Backscattering Coefficient ABC diskalakan dengan 4π dan 1 mil laut persegi MacLennan et al. 2002. ABC m 2 m 2 dihitung sebagai berikut: - …………………….. 1 dimana Sv : Rata-rata volume backscattering strength dari domain yang terintegrasi dB re 1 m 2 m 3 . T : Rata-rata ketebalan dari domain yang terintegrasi m NASC m 2 nmi 2 dihitung sebagai berikut: - ………………………..…… 2 dimana 4π : Steradians dalam bola mengkonversi backscattering cross-section menjadi scattering cross-section. 1852 : Meter per mil laut mnmi Sv : Volume hamburan balik kekuatan rata-rata dari domain yang terintegrasi dB re1 m 2 m 3 . T : Rata-rata ketebalan dari domain yang terintegrasi. ABC : Luas hamburan balik Koefisien m 2 m 2 .

2.4. Sv

Volume backscattering strength Sv dalam bentuk linier diperlihatkan padapersamaan berikut : Sv = n.Ts ………………………………………………………… 3 dimana : Sv : Nilai linier dari backscttering volume n : Densitas Ts : Target strength. Jika kawanan ikan dikenai pancaran beam, Sv yang diperoleh untuk setiap 1 ping menggambarkan densitas dari kawanan ikan yang sebenarnya. Namun, untuk beberapa kawanan ikan yang berada dalam satu lintasan survei yang di kenai pancaran beam, Sv yang diperoleh tidak selalu menggambarkan secara langsung densitas beberapa kawanan ikan tersebut. Hal ini disebabkan karena didalam beam terdapat ruang kosong tidak terdapat kawanan ikan untuk menggambarkan kawanan besar ikan. Akibat ketidakmenentuan ini, Sv yang diperoleh setiap 1 ping sering disebut juga backscattering volume mentah raw Sv Kang et al. 2002 . Permasalahan ini dapat dikurangi dengan metode integrasi echo dimana setiap Sv beberapa kawanan ikan dirata-ratakan untuk mendapatkan mean volume backscattering strength MVBS atau rata-rata Sv . MVBS akan menggambarkan densitas rata-rata kawanan ikan dari beberapa kawanan besar ikan dalam bentuk integrasi sel Kang et al. 2002. 2.5. Target strength TS merupakan faktor penting dalam pendugaan stok ikan dengan metode akustik. Menurut Kinsler et al. 2000 ketika sebuah gelombang akustik mengenai sebuah target dengan intensitas I r, maka akan berhamburan ke segala arah, sebagian akan di kirim ke receiver. Sejauh receiver yang bersangkutan, target yang telah dihasilkan walaupun oleh refleksi oleh sinyal akustik dengan sumber kekuatan yang oleh ekstrapolasi sinyal yang tersebar kembali dengan jarak r = 1 m dari pusat target akustik Gambar 4. Target strength suatu objek ditentukan terutama oleh ukuran, bentuk, konstruksi, orientasi yang berkaitan dengan sumber dan penerima, serta frekuensi incident sound Kinsler et al. 2000. Gambar 4. Diagram untuk menurunkan ekspresi untuk target strength TS didefinisikan sebagai rasio antara intensitas gelombang yang mengenai target I i dan intensitas gelombang yang dihamburbalikkan I r pada jarak 1 meter Sawada et al. 1999. TS dapat diformulasikan menjadi persamaan: T i = I r I i , r = 1 m ............................................................ 4 dimana TS i : Intensitas target strength dB I r : Intensitas suara yang dipantulkan diukur pada jarak 1 meter dari target. I i : Intensitas suara yang dipancarkan mengenai target Menurut MacLennan dan Simmonds 2005 TS merupakan backscattering cross- section dari target yang mengembalikan sinyal dan diformulasikan dalam persamaan: TS = 10 log10σ bs = 10 log σ ps 4π ..................................................... ..... 5 Setiap target yang dikenai sinyal akustik akan memberikan hamburan yang berbeda-beda, sehingga nilai TSnya juga berbeda. Menurut Mitson 1983 nilai target strength dipengaruhi oleh ukuran, struktur dan anatomi, serta bentuk tubuh. Tabel 1 dan 2 serta Gambar 5 merupakan nilai target strength krill dari beberapa para penelitian. Tabel 1. Target strength isada krill berdasarkan beberapa frekuensi. Frequensi TS max dB TS hovering dB TS total dB 50 kHz -88,6 -96,4 -93,6 120 kHz -74,7 -89,5 -83,3 200 kHz -68,4 -88,5 -79,2 Sumber: Miyashita et al. 1998. Tabel 2. Ukuran dan nilai TS beberapa jenis zooplankton berdasarkan pada frekuensi 200 kHz Spesies name L mm TS dB Ka Neocolamus cristatus 7,0 -75,0 0,49 Neomysis kadiakensis 18,5 -77,1 0,61 Heptacarpus stylus 20,2 -80,7 0,96 Cragon alba 15,1 -60,4 0,85 Sumber: Demer dan Martin 1995. Gambar 5. Grafik target strength krill Chu et al. 1993. Berdasarkan penelitian Arnaya 2005 di Samudra Hindia khususnya di perairan Jawa, Bali dan Lombok, nilai target strength ikan pelagis berkisar antara -57 dB sampai -34 dB. Nilai target strength ikan pelagis di perairan Selat Sunda berkisar antara -50 dB sampai -32 dB Moniharapon 2009.

2.6. Zooplankton