Metode Energi Flux Di Pantai Berpasir Metode Energi Flux Di Pantai Berlumpur

Gambar 2.12 Sistem Koordinat Keterangan Gambar 2.12: Sumbu x : Sumbu koordinat sejajar garis pantai Sumbu y : Sumbu koordinat tegak lurus garis pantai Sumbu z : Sumbu koordinat yang menyatakan kedalaman air laut h

2.6.2 Metode Energi Flux Di Pantai Berpasir

Menurut sejarah, jumlah total material yang bergerak di sepanjang garis pantai mempunyai kaitkan dengan jumlah energi yang terdapat dalam gelombang yang sampai di garis pantai Dean dan Dalrymple, 1995. Model yang sederhana terdapat dalam pergerakan sedimen sejajar pantai pantai berpasir, berupa hubungan antara pergerakan sedimen dengan komponen fluks energi gelombang sepanjang pantai dalam bentuk: ; = = : ? A?BCADB 2.8 Universitas Sumatera Utara P E = E. g .siH I.Jos I = C CK ρg siH 2I 2.9 dimana Q s adalah jumlah angkutan sedimen sepanjang pantai berpasir, K adalah komponen empiris untuk daerah yang landai 0.2 K 0.3, P l adalah fluks energi, C g adalah kecepatan kelompok, b adalah sudut datang gelombang pecah. Kecepatan kelompok C g dapat dihilangkan pada Persamaan 2.9 untuk energi fluks sejajar pantai dengan menggunakan pendekatan air dangkal, bahwa C g = LMN dan h = H b O P , dimana H b adalah tinggi gelombang pecah dan O P adalah indeks gelombang pecah. Sehingga didapat: ; s = Q ?L CKR S.T ? A?BCADB U V W siH 2I b B 2.10 Dimana: Q s : jumlah angkutan sedimen sepanjang pantai m 3 s K : komponen empiris untuk daerah yang landai 0.2 K 0.3 ρ : massa jenis sedimen Y Z = 2[\0 kgm 3 : massa jenis air laut = 1030 kgm 3 H b : tinggi gelombang pecah m b : indeks gelombang pecah md n : porositas sedimen g : percepatan grafitasi 9.8 mdt 2 b : sudut datang gelombang pecah terhadap garis pantai normal. Universitas Sumatera Utara

2.6.3 Metode Energi Flux Di Pantai Berlumpur

Di daerah pantai berlumpur hubungan antara pergerakan sedimen dengan komponen fluks energi sepanjang pantai mempunyai bentuk seperti yang ditunjukan Persamaan 2.11 Tarigan, 2002. P E = C CK ρg ] O P C ] _ siH 2I 2.11 dimana m adalah kemiringan pantai, y b adalah jarak dari garis pantai menuju titik gelombang pecah dan I adalah sudut datang gelombang pecah. Persamaan 2.11 merupakan hasil dari energi fluks pada daerah surf zone di pantai berlumpur. Sehingga untuk jumlah angkutan sedimen sepanjang garis pantai pada daerah surf zone ditunjukan dalam Persamaan 2.12 Q m = : ? `a R ba , CK? c d ] _ siH 2I 2.12 dimana Q m adalah jumlah angkutan sedimen sepanjang pantai berlumpur, C lb adalah koefisien proporsional di daerah surf zone C lb = 2.3110 -3 berdasarkan eksperimen Rodriguez dalam Tarigan, 2002, ρ , adalah densitas lumpur = 1200 kgm 3 , dan g = g ρ , - .

2.6.4 Metode Longuet Higgins