Angkutan Sedimen Sepanjang Pantai Longshore Sediment Transport

2.6.1 Angkutan Sedimen Sepanjang Pantai Longshore Sediment Transport

Angkutan sedimen sepanjang pantai terdiri dari dua komponen utama, yaitu pergerakan sedimen dalam bentuk mata gergaji di garis pantai dan transpor sepanjang pantai di surf zone, seperti yang ditunjukkan Gambar 2.11. Komponen pertama terjadi pada waktu gelombang dari arah laut datang menuju pantai dan membentuk sudut terhadap garis pantai yang menyebabkan kemudian massa air naik dan akan turun lagi dalam arah tegak lurus pantai. Gerak air tersebut akan terlihat membentuk lintasan seperti mata gergaji, yang disertai dengan terangkutnya sedimen dalam arah sepanjang pantai. Sedangkan komponen kedua terjadi karena arus sepanjang pantai yang dibangkitkan oleh gelombang pecah, sehingga menyebabkan tejadinya pergerakan sedimen di surfzone Triatmodjo, 1999. Gambar 2.11 Pergerakan Sedimen Sepanjang Pantai Triatmodjo, 1999 Universitas Sumatera Utara Pergerakan sedimen sepanjang pantai menimbulkan berbagai permasalahan seperti pendangkalan di pelabuhan, erosi pantai dan sebagainya. Oleh karena itu prediksi pergerakan sedimen sepanjang pantai adalah sangat penting. Beberapa cara yang biasanya digunakan untuk memprediksi pergerakan sedimen sepanjang pantai adalah sebagai berikut. a. Cara terbaik untuk memperkirakan pergerakan sedimen sejajar pantai pada suatu tempat adalah mengukur debit sedimen di lokasi yang ditinjau. b. Peta atau pengukuran yang menunjukkan perubahan elevasi dasar dalam suatu periode tertentu dapat memberikan petunjuk tentang angkutan sedimen. Cara ini terutama baik apabila di daerah yang ditinjau terdapat bangunan yang bisa menangkap pergerakan sedimen sepanjang pantai, misalnya groin, pemecah gelombang suatu pelabuhan, dan sebagainya. c. Rumus empiris yang didasarkan pada kondisi gelombang di daerah yang ditinjau. Angkutan sedimen sepanjang pantai dapat dianalisa dengan menggunakan dua metode yaitu Metode Energi Fluks untuk tinjauan di daerah surfzone dan Metode Integral untuk tinjauan di daerah pecahnya gelombang hingga daerah offshore . Kedua metode tersebut mempunyai hubungan tinjauan jarak dari garis pantai y yang sejajar dengan koordinat sumbu y, dengan kedalaman air h yang sejajar dengan koordinat sumbu z. Sistem koordinat yang digunakan pada tugas akhir ini ditunjukkan pada Gambar 2.12. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.12 Sistem Koordinat Keterangan Gambar 2.12: Sumbu x : Sumbu koordinat sejajar garis pantai Sumbu y : Sumbu koordinat tegak lurus garis pantai Sumbu z : Sumbu koordinat yang menyatakan kedalaman air laut h

2.6.2 Metode Energi Flux Di Pantai Berpasir