Bangunan Pelindung Pantai TINJAUAN PUSTAKA

dimana b merupakan konsentrasi rata-rata di daerah surfzone, k c adalah konstanta berdimensi. Nilai k c ditetapkan 1.5x10 -3 1m berdasarkan studi di Pantai Punggur yang mempunyai karakteristik pantai berlumpur yang sama seperti Pantai Bunga Tarigan,2002.

2.7 Bangunan Pelindung Pantai

Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius perubahan garis pantai. Selain proses alami, seperti angin, arus dan gelombang, aktivitas manusia menjadi penyebab terjadinya erosi pantai. Salah satu metode penanggulangan erosi pantai adalah penggunaan struktur pelindung pantai, dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang pada lokasi tertentu. Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu: 1. Memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan karena serangan gelombang. 2. Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai 3. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai 4. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain. Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu: 1. Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai. Universitas Sumatera Utara 2. Konstruksi yang dibangun tegak lurus pantai. 3. Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan sejajar garis pantai. Beberapa macam bangunan pelindung pantai antara lain, yaitu: a. Groin Groyne Groin adalah bangunan pelindung pantai yang difungsikan untuk menahanmenangkap angkutan pasir longshore transport atau untuk mengurangi angkutan pasir. Groin dibangun menjorok relatif tegak lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton pipa beton, dan batu. Penggunaan Groin dengan mneggunakan satu buah groin tidaklah efektif. Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu. Hal ini dimaksudkan agar perubahan garis pantai tidak terlalu signifikan. b. Jetty Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran, pengendapan dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhedap pembentukan endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara geelombang pecah. Dengan jetty panjang transport sedimen Universitas Sumatera Utara sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga memungkinkan kapal masuk kemuara sungai. Selain untuk melindungi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir engan gelombang yang cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir.karena pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transport akan terdorong oleh gelombang masuk kemuara dan kemudian diendapkan. c. Breakwater Breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai. Breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. d. Seawall Seawall hampir serupa dengan revetment stuktur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring, yaitu dibuat Universitas Sumatera Utara sejajar pantai tapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau lengkung. Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai pelindungpenahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap bajakayu, pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian dasarnya. e. Artificial Headland Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun sepanjang ujung pantai mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik stategis, yang memungkinkan proses- proses alam untuk melanjutkan sepanjang bagian depan yang tersisa. Tanjung buatan berfungsi menstabilkan daerah pesisir pantai, membentuk garis pantai semakin stabil. Stabilitas akan tergantung pada panjang dan jarak dari tanjung. Struktur pendek dengan celah panjang akan memberikan perlindungan local tetapi tiak mungkin mengizinkan bentuk rencana stabil untuk dikembangkan. f. Beach Nourishment Beach nourishment merupakan usaha yang dilakukan untuk memindahkan sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga menjaga pantai tetap stabil. Stabilitas pantai dapat dilakukan dengan penambahan suplai pasir ke daerah yang terjadi erosi. Apabila erosi terjadi secara terus menerus maka suplai pasir harus dilakukan secara berkala dengan laju sama dengan kehilangan pasir. Untuk pantai yang panjang maka penambahan pasir dengan cara pembelian Universitas Sumatera Utara kurang efektif sehingga digunakan alternative pasir diambil dari hasil sedimentasi sisi lain dari pantai Selain pengertian, fungsi dan manfaat dari bangunan pelindung pantai ada hal lain yang harus diperhatikan dalam merencanakan atau memilih bangunan pelindung pantai sebagai solusi dari masalah erosi pantai, hal yang harus kita perhatikan yaitu mengenai filosofi dari bangunan pelindung pantai. Menurut Pope 1997 dalam Armono merangkum filosofi bangunan pelindung pantai sebagai berikut: 1. Tak ada satu pun bangunan pelindung pantai yang permanen. Tak ada satu pun bangunan yang bisa bertahan selamanya di lingkungan pantai yang dinamis. 2. Tak satu pun bangunan pantai yang bisa digunakan untuk menanggulangi seluruh lokasi. Bangunan yang berfungsi baik di suatu tempat belum tentu berfungsi dengan baik di tempat yang lain. 3. Tak satu pun bangunan pantai yang bekerja baik pada semua kondisi. Setiap pelindung pantai hanya didesain untuk konisi tertentu yang terbatas, jika batas kondisi tersebut dilampaui, maka bangunan tidak bisa berfungsi sebagaimana diharapkan. 4. Tak ada bangunan pantai yang ekonomis atau murah. 5. Tapi, ada suatu carapendekatan yang mampu melindungi dalam jangka waktu usia ekonomis bangunan yang efektif. 6. Ada upaya-upaya teknis yang digunakan dengan bantuan proses-proses pantai untuk mendapatkan hasil yang bisa diperkirakan. Universitas Sumatera Utara 7. Ada daerah-daerah dimana upaya manusia dalam melindungi pantai tidak menghasilkan apapun. 8. Ada daerah dimana bangunan pantai hard structure lebih tepat digunakan. 9. Ada dimana bangunan pantai tidak layak digunakan, soft structures lebih tepat. 10. Ada daerah dimana tidak diperlukan bangunan pelindung pantai. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tugas akhir ini adalah di Pantai Bunga, Tanjung Tiram, kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Kawasan Pantai Bunga ini terletak pada kawasan pantai timur Sumatera Utara, tepatnya berada pada 3 13 ’ 58.63 ” Lintang Utara dan 99 34 ’ 47.92 ’’ Bujur Timur. Kawasan ini memiliki tanah yang cukup subur, suhu udara, kelembaban dan curah hujan yang relatif tinggi. Topografi pantai umumnya landai dengan laut yang dangkal. Gambar 3.1 menunjukkan peta lokasi penelitian yang diambil dengan menggunakan bantuan software Google Earth. Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Universitas Sumatera Utara