Kedudukan Hukum Pihak Terkait Legal Standing

141 1.7. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Mahkamah berwenang menerima permohonan dari pihak terkait untuk ditetapkan sebagai Pihak Terkait, mendengarkan keterangan dari Pihak Terkait beserta keterangan saksi dan ahli yang diajukan oleh Pihak Terkait;

2. Kedudukan Hukum Pihak Terkait Legal Standing

Kedudukan hukum pihak terkait dijelaskan sebagai berikut: 2.1. Bahwa berdasarkan Pasal 14 ayat 1 PMK 62005 ditentukan bahwa Pihak Terkait adalah pihak yang berkepentingan langsung atau tidak langsung dengan pokok permohonan. Selanjutnya disebutkan dalam Pasal 14 ayat 2 PMK 62005 bahwa Pihak Terkait yang berkepentingan langsung adalah pihak yang hak dan atau kewenangannya terpengaruh oleh pokok permohonan: 2.2. Bahwa Pihak Terkait mengajukan permohonan menjadi Pihak Terkait dalam perkara pengujian Pasal I angka 3 UU Kehutanan yang diajukan oleh Muhammad Mawardi, Duwel Rawing, H. Zain Alkim, H. Ahmad Dirman, Akhmad Taufik, dan Hambit Bintih [Perkara Nomor 45PUU-IX2011: 2.3. Bahwa ketentuan yang dimohonkan pengujiannya kepada Mahkamah Konstitusi oleh Pemohon Pekara Nomor 45PUU-IX2011 adalah Pasal 1 angka 3 UU Kehutanan yang berbunyi “kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap”. 2.4. Bahwa Pihak Terkait I dan Pihak Terkait II, yaitu Ahmad Rizky dan Khotib merupakan warga negara Indonesia sang bertempat tinggal di Kampung Nyuncung, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang seluruh wilayah desanya dimasukkan oleh Menteri Kehutanan menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 175Kpts- lI2003 tentang Penunjukan Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun dan Perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas pada Kelompok Hutan Gunung Halimun dan Kelompok Hutan Gunung Salak seluasas ± 113.357 seratus tiga belas ribu tiga ratus lima puluh tujuh Hektar di Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten Menjadi Taman Nasional Giunung Halimun-Salak [vide Bukti PT-4]: 142 2.5. Bahwa dalam proses terbitnya Keputusan Menteri Nomor 175Kpts-II2003 tersebut di atas dilakukan tanpa keterlibaian dan persetujuan dari Pihak Terkait dan seluruh penduduk Desa Malasari. 2.6. Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 175Kpts-ll2003 tersebut di atas, maka Pihak Terkait adalah pihak sang terkait langsung dengan pokok permohonan dari Pemohon pengujian Pasal 1 angka 3 UU Kehutanan yang diajukan oleh Muhammad Mawardi, Duwel Rawing, H. Zain Alkim, H. Ahmad Dirman, Akhmad Taufik, Hambit Bimih [Perkara Nomor 45PUU-lX2011|, karena Pihak Terkait merupakan orang terkena dampak langsung dari penuniukan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 3 UU Kehutanan; 2.7. Bahwa dengan berlakunya Pasal 1 angka 3 UU Kehutanan, Pihak Terkait mengalami kerugian hak-hak konstitusional karena dengan berlakunya ketentuan Pasal I angka 3 Undang-Undang a quo, maka seluruh wilayah desa Pihak Terkait berubah menjadi kawasan hutan, yaitu kawasan hutan dengan status Taman Nasional Gunung Halimun-Salak TNGHS; 2.8. Bahwa dengan ditunjuknya wilayah desa Pihak Terkait menjadi kawasan hutan maka Pihak Terkait mengalami potensi kerugian atau kerugian konstitusional dalam bentuk: a. kehilangan atau dibatasinya akses dalam pengelolaan sumber daya hutan; b. hilangnya rasa aman dari Pihak Terkait dalam mengelola sumber daya hutan; c. hilangnya hak milik Pihak Terkait berupa pohon-pohon puspa, kisampang, huru, kisirem, pasang dan rasamala yang ditanam langsung oleh Pihak Terkait di atas lahan yang sekarang dijadikan kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 175Kpts-Il2003; d. Berpotensi dijadikan sebagai pelaku tindak pidana atau dikriminalisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 Juncto Pasal 78 UU Kehutanan; 2.9. Bahwa penunjukan kawasan hutan yang menyebabkan wilayah desa Pihak Terkait menjadi kawasan hutan sebagaimana ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor I75Kpts-Il2003 dikeluarkan oleh Menteri Kehutanan tanpa ada informasi terlebih dahulu dan tanpa ada 143 persetujuan dari Pihak Terkait dan seluruh warga desa di tempat Pihak Terkait berdomisili; 2.10. Bahwa apabila Mahkamah mengabulkan permohonan pengujian Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan yang diajukan oleh Muhammad Mawardi, Duwel Rawing, H. Zain Alkim, H. Ahmad Dirman, Akhmad Taufik, Hambit Bintih [Perkara Nomor 45PUU-IX20111, potensi kerugian atau kerugian konstitusional yang dialami oleh Pihak Terkait tetap akan terjadi; 2.11. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, maka ada hubungan sebab akibat atau causal verband antara Pihak Terkait dengan permohonan pengujian Pasal I angka 3 UU Kehutanan yang diajukan oleh Muhammad Mawardi, Duwel Rawing, H. Zain Alkim, H. Ahmad Dirman, Akhmad Taufik, Hambit Bintih [Perkara Nomor 45PUU-IX2011], yang memunculkan potensi kerugian dan kerugian konstitusional pada Pihak Terkait.

3. Alasan-Alasan Mengajukan Permohonan Menjadi Pihak Terkait