Teori X dan Teori Y dari M cGregor

dengan persaingan yang ketat dibutuhkan ketrampilan untuk memotivasi individu- individu secara kreatif, yang mungkin tidak diperlukan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat spesialisasi tinggi. c. Fungsi-fungsi kepemimpinan Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek pertama pendekatan perilaku kepemim- pinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan dengan efektif seseorang harus melaksanakan dua fungsi umum: 1 fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas “ t ask-relat ed” atau peme- cahan masalah, dan 2 fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok “ group- maint enance ” atau sosial. Fungsi pertama menyangkut pemberian saran penyele- saian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua mencakup segala sesutau yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar, persetujuan dengan kelompok lain, penengahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.

d. Gaya-gaya kepemimpinan

Menurut Martoyo 2000 terdapat 6 tipe gaya kepemimpinan yaitu: 1. Tipe pribadi. Tipe kepemimpinan ini didasarkan pada kontak pribadi secara langsung dengan bawahannya; 2. Tipe non pribadi. Pimpinan dengan tipe ini memberikan cermin kurang adanya pribadi pemimpin yang bersangkutan dengan bawahannya. Ini berarti bahwa hubungan pemimpin dengan bawahan- bawahannya hanya melalui sarana atau media tertentu seperti: rencana- rencana atau instruksi-instruksi; 3. Tipe otoriter. Pemimpin otoriter me- nganggap kepemimpinannya meru- pakan hak pribadinya dan berpendapat bahwa ia dapat menentukan apa saja dalam organisasi, tanpa mengadakan konsultasi dengan bawahanya yang melaksanakan; 4. Tipe Demokratis. Pemimpin tipe ini menitikberatkan pada partisipasi kelom- pok dengan memanfaatkan pandangan- pandangan atau pendapat-pendapat kelompok; 5. Tipe partenalistis. Tipe ini cenderung ke “bapak”an, sehingga sangat memikirkan keinginan dan kesejahteraan anak buah, terlalu melindugi dan membimbing; 6. Tipe indigenous. Pemimpin tipe ini timbul dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan yang bersifat informal seperti perkumpulan sepakbola, sekolah dan sebagainya. Menurut Handoko 1999 perilaku kepemimpinan memusatkan pada gaya pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan, terdapat dua gaya kepemimpinan yaitu gaya dengan orientasi tugas t ask- orient ed dan gaya dengan orientasi karyawan employee-orient ed . Manajer berorietasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya, manajer dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan dari pada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Manajer berorientasi karyawan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka, mereka men- dorong para anggota kelompok untuk melak- sanakan tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan- hubungan saling mempercayai dan meng- hormati.

e. Teori X dan Teori Y dari M cGregor

Konsep Teori X dan Teori Y dari McGregor, dalam Supardi 2002 dike- mukakan bahwa strategi kepemimpinan dipe- ngaruhi anggapan-anggapan seorang pemim- pin tentang sifat dasar manusia. Sebagai hasil pengalamannya menjadi konsultan McGregor menyimpulkan dua kumpulan anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh para manajer yang dikenal dengan teori X dan teori Y. Anggapan-anggapan teori X: 1 Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin; 2 Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk men- capai tujuan-tujuan organisasi; 3 Rata-rata manusia lebih menyukai diarah- kan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan me- nginginkan keamananjaminan hidup di atas segalanya. Anggapan-anggapan teori Y: 1 Penggunaan usaha phisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, seperti bermain atau istirahat; 2 Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi. Orang akan melakukan pengendalian diri dan pengarahan diri untuk mencapai tujuan yang disetujuinya; 3 Keterikatan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka; 4 Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggung jawab; 5 Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreatifitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan; 6 Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern. Seorang pemimpin yang menganut anggapan-anggapan teori X akan cenderung menyukai gaya kepemimpinan otoriter. Sebaliknya, pemimpin yang mengikuti teori Y akan lebih menyukai gaya kepemimpinan partisipasif atau demokratis. D.Kepuasan Kerja 1. Definisi Kepuasan Kerja Menurut Sondang P Siagian 1992 kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaan, pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Menurut Handoko 1999 kepuasan keja adalah keadaan emosional yang menye- nangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Menurut Martoyo 2000 kepuasan kerja merupakan keadaan emosional karya- wan dimana terjadi ataupun tidak tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa karyawan dari perusahaanorganisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Menurut Irianto 2001 Kebutuhan- kebutuhan individu yang membutuhkan pemuasan adalah kebutuhan ekonomi untuk memenuhi keperluan hidup secara mendasar, kebutuhan keamanan, kebutuhan interaksi, kebutuhan status, kebutuhan prestasi, penga- kuan, pertumbuhan, dan pengembangan.

2. M engukur kepuasan kerja

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompensasi Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

0 11 158

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Taspen (Persero) Cabang Surakarta.

0 1 12

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Taspen (Persero) Cabang Surakarta.

0 3 14

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV.ILMU TETAP Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cv. Ilmu Tetap Abadi Di Surakarta.

0 3 11

PENGARUH KEPEMIMPINAN, KEPUASAN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. ILMU TETAP Pengaruh Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Cv. Ilmu Tetap Abadi Di Surakarta.

0 2 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT Personel Alih Daya Kota Jambi).

0 1 16

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kompensasi, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PT Personel Alih Daya Kota Jambi).

0 2 16

PENGARUH ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PENGARUH ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN BATIK BROTOSENO DI SRAGE.

0 0 12

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

0 3 148

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

2 2 145