Karakteristik korban bullying di SD Negeri Delegan 2

57 temannya untuk mengambilkan spidol hingga menyuruh temannya untuk merebut buku dari “R”. Tidak ada yang berani melawannya jika sedang dimintai untuk melakukan sesuatu hal karena jika mereka melawan pasti dia akan mengamuk. Selain itu dia juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi dengan mudah karena ia memiliki teman-teman yang menjadi pengikutnya dimana segala perintahnya pasti akan mereka lakukan.

4. Karakteristik korban bullying di SD Negeri Delegan 2

Siswa yang menjadi sasaran perilaku bullying yang dilakukan oleh “H” berjumlah tiga orang dimana ketiganya memiliki karakteristik masing-masing. Ketiga korban tersebut yaitu: “R”, “J”, dan “K”. Mereka sering diejek, diancam bahkan mendapatkan tindakan fisik dari “H”. Tak jarang jika ada salah satu dari mereka yang menangis setiap harinya. Hal tersebut tidak lagi menjadi suatu hal yang mengherankan di kelas tersebut. “R”merupakan siswa perempuan yang sering menjadi target pem-bully-an dimana ia sering menangis karena perbuatan “H”. Dia sering di-bully karena sering membantah apa yang diminta “H”. Ketika pelaku meminta jawabannya, ia sering tidak memberikan sehingga sering membuat pelaku kesal. Dia juga sering membalas pandangan sinis, membalas ejekan pelaku sehingga dia dianggap seorang yang menyebalkan di kelas tersebut. 58 “J” merupakan siswa laki-laki yang memiliki kekurangan pada fisiknya serta memiliki sifat penurut sehingga menjadikannya sering di- bully oleh si pelaku. “J” memiliki warna kulit yang lebih hitam dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Secara penampilan, ia juga terlihat dekil, dan kotor sehingga sering kali menjadi bahan ledekan si pelaku di kelasnya. Ketika diejek, dia hanya diam dan justru memberikan senyuman kepada teman-teman yang menertawakannya. Sikapnya yang jarang melawan si pelaku justru membuatnya semakin di-bully. Pelaku semakin leluasa menjalankan aksi bully-nya terhadap “J”. “K”merupakan siswa pindahan dari Sragen dimana keberadaannya di kelas tersebut menyebalkan bagi si pelaku. Kehadiran “K” di kelas tersebut telah mengambil perhatian guru karena selain pintar, ia juga merupakan siswa yang patuh. Tak jarang jika guru-guru sering memujinya di depan siswa-siswa yang lain. Tentu saja hal tersebut memicu rasa tidak senang si pelaku kepada “K”. Hal lain yang menyebabkan pelaku tidak menyukainya yaitu sikap “K” saat pertama kali berada di kelas tersebut. “K” bersikap sombong dan merasa „jagoan‟ dimana ia menantang dan meremehkan si pelaku. Pelaku tentu saja tidak tinggal diam, ia melakukan pem-bully-an terhadap “K” karena sikapnya yang menyebalkan tersebut. “K” juga kurang bisa berbaur dengan teman-temannya di kelas. Ketika jam istirahat, ia menghabiskan waktunya di kelas sedangkan temannya yang lain sedang 59 asyik bermain di luar kelas. Kadang dia juga keluar kelas hanya sekedar melihat teman-temannya yang sedang bermain dan bercanda.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi memicu perilaku bullying