Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerilaku Bullying

23 yaitu temannya sendirimerasa tidak nyaman, gelisah, terancam atau ketakutan. 5. Pelecehan Seksual Pelecehan seksual biasanya dilakukan oleh seorang laki-laki terhadap perempuan. Pelecehan seksual dilakukan secara fisik atau lisan menggunakan ejekan atau kata-kata yang tidak sopan untuk menunjuk pada sekitar hal yang sensitif pada seksual. Secara fisik pelecehan seksual bisa dilakukan dengan sengaja memegang wilayah-wilayah seksual lawan jenis. Pada tindak kekerasan seksual bisa juga terjadi dalam bentuk penghinaan- penghinaan terhadap lawan jenis atau sejenis seperti halnya mengatakan teman laki-laki ”banci”bagi laki-laki yang berperilaku feminim. Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa bentuk-bentuk bullying meliputi bullying lisan, bullying fisik, bullying sosial, dan bullying psikologis.

C. Faktor-Faktor yang MempengaruhiPerilaku Bullying

Bullying terjadi tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja tetapi setiap bagian yang ada di sekitar anak juga turut memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam munculnya perilaku tersebut. Menurut Andri Priyatna 2010:6-8 mengemukakan bahwa faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor dari Keluarga 24 Pola asuh dalam suatu keluarga mempunyai peran dalam pembentukan perilaku anak terutama pada munculnya perilaku bullying. Keluarga yang menerapkan pola asuh permisif membuat anak terbiasa untuk bebas melakukan segala sesuatu yang diinginkannya. Anak pun juga menjadi manja, akan memaksakan keinginannya. Anak juga tidak tahu letak kesalahannya ketika ia melakukan kesalahan sehingga segala sesuatu yang dilakukannya dianggapnya sebagai suatu hal yang benar. Begitu pula dengan pola asuh yang keras, yang cenderung mengekang kebebasan anak. Anak pun terbiasa mendapatkan perlakuan kasar yang nantinya akan dipraktikkan dalam pertemanannya bahkan anak akan menganggap hal tersebut sebagai hal yang wajar.Anantasari 2006:57 menyatakan bahwa lingkungan keluarga si anak apabila cenderung mengarah pada hal-hal negatif seperti sering terjadi kekerasan memukul, menendang meja dan lain-lain, sering memaki-maki dengan menggunakan kata kotor, sering menonton acara televisi yang mana terdapat adegan-adegan kekerasan dapat berimbas pada perilaku anak. Sifat anak yang cenderung meniru imitation akan melakukan hal yang sama seperti apa yang dilihatnya. Selain itu anak akan membentuk kerangka pikir bahwa perilaku yang sering dilihatnya merupakan hal yang wajar bahkan perlu untuk dilakukan. 2. Faktor dari Pergaulan 25 Teman sepermainan yang sering melakukan tindakan kekerasan terhadap orang lain akan berimbas kepada perkembangan si anak. Anak juga akan melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Selain itu anak baik dari kalangan sosial rendah hingga atas juga melakukan bullying dengan maksud untuk mendapatkan pengakuan serta penghargaan dari teman- temannya. Menurut Costrie Ganes Widayanti 2009 menyatakan bahwa anak- anak yang melukai temannya baik secara fisik ataupun psikis tanpa merasa empati atau iba disebabkan: 1. Perasaan berhak Berkaitan dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki anak untuk mengendalikan, mengontrol, bahkan menindas dan menyiksa orang lain 2. Fanatisme pada perbedaan Perbedaan yang ada baik fisik, agama, kemampuan ekonomi, hingga kemampuan akademik dipandang sebagai kelemahan yang tidak pantas untuk mendapatkan penghargaan. 3. Suatu kemerdekaan untuk mengecualikan Anak dengan leluasa dan bebas untuk mengkotak-kotakkan untuk memisahkan seseorang atau kelompok dari yang lain dengan anggapan bahwa mereka tidak sejajar dengan yang lain. 26 Selanjutnya, menurut Faye Ong 2003:8-9menjelaskan bahwa faktor yang berpengaruh pada terjadinya perilaku bullying antara lain: 1. Dinamika keluarga bagaimana anggota keluarga berhubungan satu sama lain mengajarkan hal-hal mendasar dan penting pertama kalinya dan hal tersebut bersifat long term memory pada diri seorang anak. Sebuah keluarga yang menggunakan gertakan atau kekerasansebagai alat untuk mengkomunikasikan suatu hal akan mengajarkan kepada seorang anak bahwa gertakan atau kekerasan merupakan cara yang dapat diterima untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan atau butuhkan. Menurut University of Georgia Profesor Arthur Horne, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dimana anggota keluarga sering menggunakan ejekan, sarkasme, dan kecaman, atau dimana mereka mengalami frustrasi berulang atau penolakan, atau dimana mereka menjadi saksi kekerasan terhadap anggota keluarga lainnya menjadikan mereka beranggapan bahwa tidak ada satu tempat pun yang aman bagi mereka sehingga mereka akan melakukan kekerasan untuk bertahan hidup. 2. Media gambar dan pesan dapat mempengaruhi cara seseorang mengartikan suatu tindakan bullying. Bullying sering dipertontonkan dan digambarkan sebagai perilaku lucu sehingga bullying dapat diterima sebagai hal yang wajar saja.Sebagai contohnya sering kali tayangan televisi film, reality show, talk 27 show, siaran radio, games, dimana di dalamnya terdapat unsur- unsur kekerasan memperlakukan seseorang, ejekan, menendang, memukul yang dianggap sebagai suatu hiburan nantinya akan terakumulasi dalam pikiran anak yang dapat memicu anak untuk memlakukan bullying. 3. Gambar tindak kekerasan yang terpasang di media dapat dilihat sebagai suatu pembenaran untuk perilaku kekerasan dan kasar yang dilakukan di kehidupan sehari-hari. Menurut Psikolog David Perry dari Florida Atlantic University mengatakan bahwa “youths see images or popular role models in the media that support the idea that success can be achieved by being aggressive ”. 4. Aturan dalam pertemanan sebaya secara aktif maupun pasif dapat meningkatkan pemikiran dan pemahaman bahwa bullying bukanlah suatu masalah yang besar.Seorang anak yang menjadi pengamat dan hanya diam saja ketika ada temannya yang melakukan bullying kepada teman yang lain tanpa disadari anak tersebut membenarkan apa yang dilakukan oleh temannya. Selain itu, bagi pengamat bullying cenderung menghindari situasi bullying guna melindungi dirinya sendiri. 5. Teknologi telah memungkinkan bagi pelaku bullying untuk melakukan bullying kepada teman lainnya dengan menggunakan dunia maya. Dengan menggunakan internet untuk berkomunikasi dan bersosialisasi, pelaku bullying dapat menggunakn gambar 28 menyakitkan, foto-foto pribadi korban yang digunakan sebagai alat memperlakukan si korban, ancaman, dan kata-kata kotor yang dapat diakses oleh semua orang. 6. Iklim dan budaya sekolahturut berperan dalam timbul bahkan berkembangnya perilaku bullying pada siswa.Iklim dan budaya yang cenderung acuh terhadap perilaku bullying mulai dari yang sederhana akan memberikan celah untuk terus berkembang menjadi perilaku bullying yang dapat mengarah pada tindak kriminal yang dapat mengakar dan membudaya dalam sekolah tersebut. Ponny Retno Astuti 2008:8 menyatakan bahwa sekolah yang biasanya terjadi kasus bullying pada umumnya: 1. Di dalamnya terdapat perilaku diskriminatif baik di kalangan guru maupun siswa 2. Kurangnya pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan petugas sekolah 3. Terdapat kesenjangan besar antara siswa yang kaya dan miskin 4. Adanya pola kedisiplinan yang sangat kaku ataupun yang terlalu lemah 5. Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten Berikutnya menurut National Center for Injury Prevention and Control2011:1 menyatakan bahwabeberapa faktor yang menyebabkan anak melakukan perilaku bullying antara lain: 1 Impulsif memiliki emosi 29 yang meledak-ledak, dan kurang dapat mengontrol diri, 2 Pengasuhan yang kasar yang dilakukan oleh pengasuh, 3 Mendapatkan perlakuan yang mengarah pada kekerasan. Selain itu, faktor penyebab terjadinya bullying berasal dari anak yang menjadi sasaran bullying korbanantara lain: 1 anak yang kurang dapat menjalin pertemanan dengan orang lain, 2 Anak yang rendah diri, 3 Pendiam, pasif, dan kurang tegas. Berdasarkan pendapat di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa penyebab terjadinya perilaku bullying tidak hanya dilatarbelakangi oleh salah satu faktor saja tetapi segala faktor baik internal dan eksternal dari seorang anak juga mengambil peranan dalam timbulnya perilaku bullying.

D. Karakteristik Pelaku Bullying Bully