Peralatan Kondisi Sosial Budaya yang Terefleksi dalam Latar

66 begja tinimbang dadi guru biyen kae. Mula aku babarpisan ora rumangsa getun ninggal gaweyan dinas iku Terjemahan: Alkhamdulillah, semua sudah kepunyaanku mas. Karena kerjaan saya lancar. Di rumah saya usaha jahit pakaian, mempunyai tukang jahit lima. Untu masalah kekayaan saya sudah merasa lebih dibandingkan menjadi guru seperti dahulu. Sehingga saya tidak merasa menyesal keluar dari dinas guruSuryadi, 1993:117149. Dari penggalan paragraf di atas menunjukkan bahwa seorang manusia harus selalu bersyukur atas kenikmatan yang telah diberikan dari Tuhan. Sebagai manusia ketika diberi kenikmatan sebaiknya mengucap rasa syukur kepada Allah. Seberapapun nikmat yang diberikan hendaknya selalu bersyukur tidak mengeluh atas apa yang diperolehnya. Aspek agama yang ditampilkan dalam novel tersebut, memiliki ciri khusus. Walaupun mayoritas para tokoh beragama Islam, ada yang masih berpegang dan mempercayai mitos seperti mempercayai akan cerita Roro Jonggrang dan kemampuannya. Pendeskripsian agama yang dianut oleh para tokoh dalam novel tersebut mencerminkan akulturasi agama dan kebudayaan yang melahirkan orang yang taat kepada agamanya dan percaya pula pada kebudayaan yang sudah diwarisi oleh nenek moyang mereka.

f. Peralatan

Aspek peralatan yang digunakan dalam novel tersebut, memiliki ciri pada umumnya peralatan yang menggunakan teknologi tinggi dan mahal harganya saat novel tersebut dibuat. Walaupun mayoritas peralatan 67 yang digunakan untuk mendukung peran setiap tokoh berteknologi tinggi dan berharga mahal, tetapi peralatan tersebut tidak merupakan beban dari tokoh dalam novel tersebut. Pendeskripsian peralatan yang digunakan oleh para tokoh dalam novel tersebut tidak mengganggu para tokoh dalam mengarungi kehidupan mereka, terutama dari segi ekonomi. Suatu kehidupan masyarakat tidak terlepas dari fungsi peralatan. Suatu peralatan yang memanfaatkan teknologi ciptaan manusia salah satunya adalah Mesin-mesin pabrik jamu kang gumuruh iku mandeg greg, kaya ditekak dhemit semu bareng maju. Para karyawan atusan cacahe kaget, paing plinguk tleh tinoleh karo kanca kiwa tengen. Ana apa? Oglangan? Ah, selawase durung tau ana oglangan ing pabrik kene. Terjemahan: Mesin-mesin pabrik jamu yang gemuruh, mendadak berhenti, seperti dicekik setan dikala sedang ramai. Ratusan karyawan semua kaget, saling memandang satu sama lainnya. Ada apa? Mati listrik? Ah, selamanya belum pernah ada kejadian mati listrik di pabrik ini Suryadi, 1993:11 Durung tau Bu Sintru melu caturan ngenani pakaryan ing pabrik iki. Apa Pak Candra lagi kena alangan ? Kabeh bingung, lan rumangsa ora samesthine diprentah dening Bu Sintru. Direkture rak Pak Candra ? Nanging Bu Sintru iku garwane. Bener, bisa uga Pak Candra lagi kena alangan, banjur kongkon bojone nglerenake para karyawan. Terjemahan: Belum pernah Bu Sintru ikut membicarakan tentang pekerjaan pabrik. Apa Pak Candra mendapat halangan? Semua bingung, merasa tidak biasa diperintah oleh Bu Sintru. Direkturnya kan Pak Candra ? Tetapi Bu Sintru adalah istrinya Pak Candra. Benar, bisa jadi Pak Candra baru mendapat kecelakaan, sehingga memerintahkan istrinya untuk mengistirahatkan karyawannya.Suryadi, 1993:2. 68 Berdasarkan paragraf di atas, pendeskripsian peralatan yang digunakan oleh para tokoh dalam novel tersebut merupakan peralatan yang biasa ada di manusia modern, yang cenderung bersififat kapitalistik yang berorientasi pada efisiensi ekonomi. Mesin pabrik merupakan peralatan yang canggih yang bisa membantu memudahkan pekerjaan manusia. Pekerjaan yang mulanya sangat berat dengan adanya mesin menjadi lebih mudah. Sintru ganti sing njenger. Dheweke mau babarpisan ora kelingan yen Candra direktur pabrik iku diidini nggawa pistul kanggo bela diri . Sintru. Sejatine aku ora daksiya marang kowe. Aku pancen lara ati, awit bareng srawung karo Dokter Sambu kowe njur meteng Terjemahan: Sintru menjadi terperanjat. Dia tidak mengingat kalau Candra direktur pabrik itu, mempunyai hak membawa pistol untuk membela diri . Sintru. Sebenarnya saya tidak membenci kamu. Aku memang sakit hati, karena setelah bertemu Dokter Sambu kamu menjadi hamil Suryadi, 1993:714. Berdasarkan paragraf di atas, peralatan yang digunakan oleh para tokoh tidak biasa dimiliki oleh manusia pada umumnya, hal ini menandakan bahwa yang mempunyai alat seperti pistol merupakan orang yang memang istimewa. Peralatan pistol pada umumnya dimiliki oleh orang yang bekerja dalam bidang keamanan misalnya saja polisi. Orang biasa jarang mempunyai peralatan tersebut karena sangat berbahaya jika digunakan tanpa keahlian khusus. 69 Nalika nyaketi kreteg ing tengah bulak, katon ana regemenge mobil mandheg ono kono. Mobil apa kae , kok mandheg ora mlaku-mlaku? macet sajake. Rada digelak lakune Mursid, kepenginngerti, lan yen perlu kepengin tetulung. Saya cedhak saya cetha. Mobil Suzuki cet ireng, Mursid milang-milang ing sandhinge. Kok ora katon penumpange. Terjemahan: Ketika mendekati jembatan di tengah sawah, terdengar ada bunyi mobil berhenti di situ. Mobil apa itu, kok berhenti tidak jalan- jalan? Macet sepertinya. Agak dipercepat langkahnya Mursid, ingin mengerti dan kala perlu ingin membantu. semakin dekat semakin kelihatan, ada mobil Suzuki cat hitam, Mursid melihat samping kanan kiri tidak ada orang yang menaiki Suryadi, 1993:918 Dumadaan Mursid weruh amplop ing sikile bayi iku. Gurawalan dibukak, isi kalung, gelang, krumpul lan ali-ali, serta layang sesuwek. Terjemahan: Tiba-tiba Mursid melihat amplop di kaki bayi itu. Gemeteran amplop dibuka berisi kalung, gelang, krumpul dan cincin, serta kertas surat selembar Suryadi, 1993:1735. Kanthi ngati-ati Sintru mudhun saka mobil. Dikunci premati, ngelingi ing jero mobil kuno ana bandha ora sithik ajine.badhe ndwrek adus, Mbak tembunge marang wong wadon setengah umur kang tunggu warung iku.O, mangga, Jeng saure wong iku karo gupuh nunduk. Terjemahan: Dengan berhati-hati Sintru turun dari mobil. Dikunci dengan benar, karena di dalam mobil kuna tersebut ada barang-barang yang berharga. Mau numpang mandi, Mbak, permintaannya kepada seorang ibu paruh baya yang menunggu warung itu. O, silahkan Jeng Jawab ibu tadi seraya menunduk Suryadi, 1993:3362 70 Berdasarkan beberapa paragraf di atas mayoritas peralatan yang digunakan untuk mendukung peran setiap tokoh berteknologi tinggi, berbentuk barang mewah dan berharga mahal,tetapi peralatan tersebut tidak merupakan sebab timbulnya masalah dari tokoh dalam novel tersebut. Rembug dol tinuku omah kidul candhi iku tetela lancar. Patang puluh pitu yuta ora akeh tumrape Sintru. Eminggu ing tlatah kono Sintru wis kelakon manggon ing omahe dhewe. bab Sertifikate mengko arep dipasrahake notaris awewaton layang prajanjen kang wis digawe karo pihak sing adol. Terjemahan: Urusan jual beli rumah bagian selatan candi tersebut ternyata lancar. Empat puluh juta rupiah untu seorang Sintru tidak banyak. Satu minggu di wilayah itu Sintru sudah bisa mendiami rumahnya sendiri. Urusan sertifika nanti akan diserahkan notaris berdasarkan perjanjian jual beli yang sudah dibuat oleh pihak yang menjual Suryadi, 1993:3769 Berdasarkan paragraf di atas, peralatan yang digunakan oleh para tokoh dalam mendukung cerita hanya dilakukan pada orang tertentu yang mengerti tentang hukum dan aturan, hal ini menandakan bahwa yang terlibat merupakan orang yang memang terpelajar. Esuk iku esuk kang mengku lelakon anyar tumrap Sintru. Jampapat wis tangi. Nggodhog wedang lan gawe sarapan. Adus lan dandan. Sintru nganggo clana Levis tekan kemiri, kaos dawa, tanpa kotang. Mingar minger ngilo ing ngarep kaca. pawakane kang wiwing panten katon cakrak kanthi panganggo iku, nanging saben-saben mulat ing dhadha banjur katon mbesengut polatane Terjemahan: Pagi itu merupakan pagi yang merupakan suatu kehidupan baru untuk Sintru. Pukul empat pagi sudah bangun. Memasak air dan 71 membuat sarapan. Mandi terus berdandan. Sintru memakai celana Levis, kaos panjang tanpa BH. Berputar-putar bercermin di kaca. Badannya kelihatan pantas dengan memakai pakaian itu, tetapi sebentar-sebentar kalau melihat di dada terlihat cemberut mukanya Suryadi, 1993:3974 Berdasarkan paragraf di atas, peralatan yang digunakan oleh tokoh Sintru merupakan produk yang terbaru dan bersifat modern dalam mendukung cerita dan peralatan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan kehidupan dan tingkat ekonominya. Sintru ngadeg mbregagah ing tengah ruwangan iku. Dheweke ngrasa, wis wancine netepake langkah kang bakal dijangkah. Ruang iki enggal didhapuk dadi toko. Wis manthep pilihane saiki : toko besi lan bahan bangunan. Ora dupeh wong wadon, dikira ora bisa dadi juragan alat-alat besi lan bahan bangunan. Terjemahan: Sintru berdiri tegak di tengah ruangan itu. Dia mantap, sudah menetapkan langkah yang akan dijalani. Ruang itu segera diubah menjadi toko. Sudah mantap pilihannya sekarang : toko besi dan bahan bangunan. Jangan dikira orang perempuan tidak bisa jadi juragan alat-alat besi dan bahan bangunan Suryadi, 1993:4076. Banjur tuwuh gagasan kepengin pasang wara-wara ing layang kabar, utawa ing siaran radio. Nanging kok ngisin-isini, prasasat njereng wirange dhewe tekan ngendi-endi. `Terjemahan: Kemudian muncul gagasan ingin memasang iklan di surat kabar, atau di radio. Tetapi kok memalukan, seperti membuka aibnya sendiri kemana-mana Suryadi, 1993:79107. Berdasarkan paragraf di atas, pendeskripsian peralatan yang digunakan oleh para tokoh dalam novel tersebut merupakan peralatan 72 yang biasa ada di manusia modern, yang cenderung bersififat serba cepat yang berorientasi pada efisiensi ekonomi. Pendeskripsian dari aspek peralatan yang digunakan dalam novel tersebut pada umumnya memiliki ciri peralatan yang menggunakan teknologi tinggi dan mahal harganya terutama pada saat Novel itu dibuat pada tahun 1993. Pendeskripsian peralatan yang digunakan oleh para tokoh dalam novel tersebut tidak mengganggu jalannya cerita para tokoh dalam mengarungi alur kehidupan mereka, justru memberikan kesan yang lebih utuh terhadap cerita novel tersebut.

g. Hubungan masyarakat

Dokumen yang terkait

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL MADAME KALINYAMAT KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai Budaya Dalam Novel Madame Kalinyamat Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra.

1 9 13

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL MADAME KALINYAMAT KARYA ZHAENAL FANANI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai Budaya Dalam Novel Madame Kalinyamat Karya Zhaenal Fanani: Tinjauan Sosiologi Sastra.

4 24 12

ASPEK BUDAYA DALAM NOVEL ENTROK KARYA OKKY MADASARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Aspek Budaya dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari : Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 12

CITRA BUDAYA JAWA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI DENGAN TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Citra Budaya Jawa Dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami Dengan Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Di Sma.

0 0 12

CITRA BUDAYA JAWA DALAM NOVEL BILANGAN FU KARYA AYU UTAMI DENGAN TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Citra Budaya Jawa Dalam Novel Bilangan Fu Karya Ayu Utami Dengan Tinjauan Sosiologi Sastra Dan Implikasinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Di Sma.

0 3 18

NILAI BUDAYA DALAM NOVEL AJI SAKA KARYA WAWAN SUSETYA: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA Nilai Budaya Dalam Novel Aji Saka Karya Wawan Susetya: Tinjauan Sosiologi Sastra.

0 1 12

TRANSFORMASI BUDAYA JAWA DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA SKRIPSI.

0 0 1

Perbandingan nilai-nilai pendidikan budaya Jawa dalam novel Para Priyayi karya Umar kayam dan novel Canting karya Arswendo atmowiloto (Sebuah Telaah dengan Pendekatan Sosiologi Sastra).

1 10 71

Muslimin Modernisasi dalam Novel Belenggu Karya Armijn Pane Sebuah Kajian Sosiologi Sastra

0 0 23

MODERNISASI DALAM NOVEL BELENGGU KARYA ARMIJN PANE Sebuah Kajian Sosiologi Sastra

0 4 20