8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Sosiologi Sastra
Menurut Ratna 2003:1-2 sosiologi sastra berasal dari kata sosiologi dan sastra. Sosiologi berasal dari kata sosioYunani socios berarti bersama-
sama, bersatu kawan, teman dan logi logos berarti sabda, perkataan, perumpamaan. Perkembangan berikutnya mengalami perubahan makna,
socios berarti masyarakat logos berarti ilmu. Sosiologi berarti ilmu mengenai asal-usul dan pertumbuhan mayarakat, ilmu pengetahuan yang mempelajari
keseluruhan jaringan hubungan antar manusia dalam masyarakat, sifatnya umum, rasional, dan empiris. Sastra dari akar kata sas-Sansekerta berarti
mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan intruksi, akhiran –tra berarti
alat, sarana. Sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjukbuku pengajaran yang baik. Maka sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang masyarakat, sedangkan sastra adalah segala sesuatu yang berfungsi untuk mengajar.
Pendekatan sosiologi sastra dilatarbelakangi oleh fakta bahwa keberadaan karya sastra tidak terlepas dari realitas sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Damono 2002:1 bahwa karya sastra tidak jatuh begitu saja dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara
sastrawan, sastra dan masyarakat, sehingga dalam memahami dan menilai sastra dengan cara mempertimbangkan segi-segi kemasyarakatan sosial.
8
9
Jadi pengarang dalam menciptakan karya sastra dipengaruhi oleh kehidupan nyata.
Asumsi dasar penelitian sosiologi sastra adalah kelahiran sastra tidak dalam kekosongan sosial. Kehidupan sosial akan menjadi picu lahirnyakarya
sastra. Menurut Endraswara 2004:77-79, sosiologi sastra adalah penelitian yang terfokus pada masalah sosial. Pendapat yang sama dikemukakan oleh
Semi 1985:52-53 sosiologi sastra adalah suatu telaah sosiologis terhadap karya sastra yang mengkhususkan diri dalam menelaah sastra dengan
memperhatikan segi-segi sosial kemasyarakatan. Melihat kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi sastra merupakan telaah sastra yang
mempermasalahkan segi-segi kemayarakatan. Wellek dan Werren 1995:109 bahwa sastra adalah intitusi sosial yang
memakai medium bahasa. Teknik-teknik satra tradisional seperti simbolisme dan latar bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma dalam
masyarakat. Lagi pula sastra “menyajikan kehidupan”, dan “ kehidupan sebagian berasal dari kenyataan sosial, walaupun karya sast
ra juga “ meniru” alam dan dunia subjektif manusia.
Menurut Nurgiantoro 2000:2-3, kehadiran karya sastra merupakan bagian dari kehidupan masyarakat melalui karya sastra. Pembaca dapat
mengamati fenomena sosial, budaya, dan politik yang terjadi ketika karya sastra dihasilkan. Pembaca juga dapat mengetahui pikiran-pikiran pengarang
beserta kelompok sosialnya. Sebagai karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan.
10
Fiksi menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan.
Menurut Endraswara 2011:173, karya sastra yang diciptakan pengarang melukiskan kecemasan, harapan, dan aspirasi manusia. Oleh
karena itu, analisis terhadap karya sastra dilakukan dengan kritik sosiologi sastra. Hal tersebut disebabkan oleh penciptaan suatu karya sastra tidak
terlepas dari kehidupan masyarakat. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Hardjana 1985:71, bahwa asumsi yang harus dipegang sebagai pangkal
tolak titik kritik sastra aliran sosiologi sastra adalah bahwa karya sastra tidak lahir dari kekosongan sosial social vacuum. Jadi pengarang dalam
menciptakan karya sastra dipengaruhi oleh kehidupan nyata yaitu masyarakat.
Menurut Hardjana 1985:78, kecenderungan dalam menafsirkan karya sastra sebagai sumber informasi tata kemasyarakatan, sejarahsosial, latar
belakang biografik pengarangnya, ajaran, dan etika sosial menunjukkan bahwa karya sastra lahir dalam jaringan kemasyarakatan dan bukan dari
kekosongan sosial. Karya sastra lahir dari masalah sosial dalam masyarakat yang digarap oleh pengarang dengan imajinasinya. Hal tersebut menunjukkan
jika antara karya sastra dengan permasalahan sosial terdapat hubungan sebab akibatsehingga perlu dilakukan analisis karya sastra. Hal tersebut karena
karya sastra langsung berhubungan dengan permasalahan individu dengan masyarakat.Penelitian ini akan menggunakan teori sosiologi sastra dalam
menganalisis mengenai latar sosial budaya dalam novel Sintru Oh Sintru.
11
B. Pengertian Novel