pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Atas dasar hal
tersebut, pembelajaran yang kontekstual adalah proses belajar dan mengajar yang berkaitan erat dan didasarkan pada pengalaman nyata.
Dengan konsep itu diharapkan hasil pembelajaran lebih bermakna bagi anak. Proses pembelajarannya berlangsung alamiah dalam bentuk anak
bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pengetahuan dan keterampilan datang dari menemukan sendiri, bukan
dari apa kata guru.
b. Konsep dan Strategi Pendekatan Kontekstual
1 Strategi Belajar dan Mengajar yang Kontekstual
Konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi pembelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliknya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-
hari Depdiknas, 2004:18. Strategi belajar dan mengajar yang kontekstual adalah sebagai berikut.
a Menekankan pentingnya pemecahan masalah.
b Menyadari perlunya belajar dan mengajar yang terjadi dalam
berbagai konteks seperti rumah, masyarakat, dan tempat kerja. c
Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya agar siswa menjadi pembelajar mandiri dan teratur.
d Menempatkan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa
yang beraneka ragam. e
Memberanikan siswa untuk belajar dari yang lain dan belajar bersama-sama.
f Menggunakan penilaian yang autentik.
2 Lima Bentuk Belajar yang Esensial
Untuk memahami lebih mendalam konsep pembelajaran kontekstual, COR Center for Occupational Research di Amerika
menjabarkan lima bentuk belajar yang esensial yang disingkat REACT yaitu Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan
Transfering. Masnur 2009:41, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut.
a Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan nyata
atau pengalaman nyata. Pembelajaran harus digunakan untuk menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi baru untuk
dipahami atau dengan problem untuk dipecahkan. Misalnya untuk menanamkan konsep bilangan bulat, para siswa tidak hanya
berhadapan dengan lambang bilangan, melainkan perlu ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya menang-kalah,
bergerak kanan-kiri, naik-turun, laba-rugi, perhitungan dalam termometer dan sebagainya
b Experiencing merupakan jantungnya belajar kontektual.
Experiencing adalah belajar dalam konteks kegiatan ekplorasi, penemuan, dan penciptaan. Untuk menyatakan bilangan -3 dapat
dengan berbagai cara misalnya dalam permainan kalah 3 c
Applaying adalah belajar dalam bentuk penerapan pengalaman
hasil belajar ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis. Dalam penerapan itu siswa menerapkan konsep dan informasi ke dalam
kebutuhan kehidupan mendatang. d
Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi. Bentuk
belajar ini tidak hanya membantu siswa belajar tentang materi, tetapi juga konsisten dengan penekanan belajar kontekstual dalam
dunia nyata. Dalam kehidupan yang nyata siswa akan menjadi warga yang hidup berdampingan dan berkomunikasi dengan
warga lain. Misalnya dengan diadakan kelompok belajar, masing- masing anggota kelompok akan saling berkomunikasi, yang tahu
menolong kepada yang belum tahu ataupun yang tidak tahu bertanya kepada yang sudah tahu
e Transfering adalah kegiatan belajar dalam bentuk memanfaatkan
pengetahuan dan pengalamannya berdasarkan konteks baru untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru.
c. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas