B. Kajian Empiris
Hasil penelitian Anaswati, 2006 memberikan simpulan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
matematika siswa kelas IB SMP Al-Azhar 3 Bandar lampung, dengan rincian: 1 persentase siswa yang memiliki motivasi tinggi pada siklus 1
sebesar 61, pada siklus 2 sebesar 72, dan pada siklus 3 sebesar 77 dan 2 persentase siswa yang memiliki nilai hasil belajar
65 pada siklus 1
sebesar 61, pada siklus 2 sebesar 80, dan pada siklus 3 sebesar 91. Hasil penelitian Mahmudah 2009, menunjukkkan bahwa
penerapan pembelajaran kontekstual pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik dibanding pada siklus I dan peningkatan
prestasi belajar siswa cukup baik. Pada siklus I ada 19 siswa 63,33 memperoleh nilai ≥ 65 dan dapat dikatakan tuntas belajar. 11 siswa
36,67 memperoleh nilai ≤ 65 dan dinyatakan belum tuntas belajar . Pada siklus II
yang berhasil memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 28 siswa 93,33 dan dinyatakan tuntas belajar dan 2 siswa 6,67 memperoleh
nilai ≤ 65 dan dinyatakan belum tuntas belajar . Nilai tertinggi adalah 100 dan terendah adalah 60. dari data nilai tes tersebut diperoleh rata-rata
kelas adalah 85,33. Berdasarkan hasil dari dua penelitian tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui pendekatan
kontekstual sesuai digunakan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses
pembelajaran baik guru maupun siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan suatu pendekatan
pembelajaran sebagai sarana untuk mendorong keaktivan siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.
Salah satu diantaranya adalah menggunakan pembelajaran melalui pendekatan Kotekstual.
Kondisi awal pembelajaran sebelum menggunakan pendekatan Kontekstual pembelajaran lebih berpusat pada guru, siswa mengalami
kesulitan belajar matematika, sehinggga mengakibatkan hasil belajar matematika rendah. Kemudian peneliti memotivasi siswa dan menerapkan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan kontekstual melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran, mengembangkan pengetahuan secara mandiri, sikap dan keterampilannya. Selain itu komponen-
komponen yang terstruktur dalam pendekatan kotekstual memungkinkan terciptanya kondisi pembelajaran yang kondusif bagi siswa untuk belajar
sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, bekerjasama dengan teman secara efektif, berinteraksi dengan guru
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif. Hal ini akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa yang lebih baik
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pendekatan Kontekstual
D. Hipotesis Tindakan