Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di Laboratorium Sifat Dasar dan Laboratorium Pengerjaan Kayu workshop, Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Fakultas Kehutanan IPB mulai Juli sd Oktober 2008.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan utama penelitian berupa lempengan kayu tipis dalam kondisi basah setebal 5 cm dari lima jenis kayu perdagangan yaitu sengon Paraserianthes falcataria, mangium Acacia mangium, manii Maesopsis eminii, gmelina Gmelina arborea dan nangka Arthocarpus heterophyllus, yang dibeli dari sebuah usaha rental penggergajian di daerah Cinangneng, Bogor. Lempengan tipis berasal dari bagian pangkal batang, sekitar 130-200 cm dari permukaan tanah. Alat utama berupa timbangan elektrik, oven, kaliper, gergaji, moisture meter, dan alat tulis.

3.3 Pelaksanaan Penelitian

3.3.1 Pembuatan contoh uji Dari masing-masing lempengan tadi, diambil 8-10 buah contoh uji tergantung diameter batang, dari pinggir batang yang satu ke pinggir batang lainnya dengan ukuran penampang 2 x 2 cm dengan panjang 4-5 cm dan berbentuk segi empat. Contoh uji yang dibuat tanpa memisahkan bagian teras atau gubal itu, diusahakan sedemikian rupa sehingga ketiga sisinya mewakili arah longitudinal, tangesial dan radial. 3.3.2 Pengukuran KA dan BJ Kayu KA dan BJ kayu dihitung menggunakan metode Gravimetri, dimana volume merupakan hasil perkalian rata-rata dimensi panjang, lebar dan tebal pada kondisi basah VB. Contoh uji selanjutnya ditimbang beratnya BB, lalu dikering-udarakan selama sebulan dan ditimbang kembali BKU, kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 103±2 º C sampai mencapai berat konstan BKT. Nilai KA baik kondisi basah dan kering udara, serta BJ kayu dihitung dengan rumus: KA kondisi basah = 100 x BKT BKT BB KA kondisi kering udara = 100 x BKT BKT BKU BJ kayu = air kerapatan VB BKT 3.3.3 Pengukuran Susut Kayu Susut volume merupakan jumlah susut dari ketiga dimensi longitudinal, tangensial, dan radial. Nilai penyusutan yang dihitung adalah penyusutan dari kondisi basah ke kondisi KU B-KU, dan dari kondisi basah ke kondisi KT B-KT. Besar susut dimensi dan susut volume dihitung dengan rumus: Susut Dimensi = 100 1 2 1 X D D D Susut Volume = S L + S T + S R Dimana D1 = Dimensi basah, D2 = Dimensi akhir KU atau KT 3.3.4 Penetapan Nilai KA-TJS Nilai KA-TJS dihitung dengan rumus : KA-TJS = BJ SV

3.4 Pengolahan Data