Gambar 3. Struktur Tegakan Kelompok Non-Dipterocarpaceae
Gambar 3 di atas menunjukan bahwa penyebaran tegakan sisa penebangan kelompok Non-Dipterocarpaceae tersebar cukup merata atau menempati 7 tipe
dari 9 kemungkinan tipe struktur tegakan, dari 7 tipe tersebut jumlah paling banyak terdapat di tipe 1 dan terkecil terdapat di tipe VIII. Grafik di atas juga
menjelaskan bahwa adanya variasi jumlah pohon awal per ha, tetapi secara umum terjadi penurunan jumlah pohon pada setiap kenaikan kelas diameter. Keadaan
tersebut menjelaskan bahwa adanya indikasi kerusakan terhadap tegakan tinggal pada kelompok jenis Non-Dipterocarpaceae.
5.3.3 Kelompok semua jenis
Nilai N
o
untuk kelompok tegakan semua jenis berada antara 10,226 PT. Inhutani III Hutan Emas hingga 3683,4 PT.Mugi PUP 1 4. Nilai k untuk
kelompok tegakan semua jenis berada antara - 0,21235 PT Daisy PUP 5 hingga - 0,0221 PT. Barito Unit I PUP 104. Sedangkan besaran nilai R
2
berkisar antara 0,336 PT. Barito Pacific Timber Unit I PUP 4 hingga 0,999 PT. Sarmiento
Parakantja Timber PUP 35. Dengan menggunakan kriteria N
o
kecil 396,8, N
o
sedang 396,8 N
o
783,4 , dan N
o
besar 783,4 serta k-kecil 0,0636, k-sedang 0,0636 k 0,1051, dan k-besar 0,1051 maka struktur tegakan untuk kelompok jenis
Dipterocarpaceae dapat dikelompokkan menjadi 5 tipe tegakan Tabel 10. Menurut Meyer 1952 yang diacu Nursetyanti 2007, nilai ini
menunjukan bahwa pada hutan tersebut pohon-pohon yang berdiameter kecil memiliki jumlah yang lebih banyak, sedangkan yang berdiameter besar berjumlah
lebih sedikit, sehingga kurva yang dibentuk dari data tegakan masing-masing PUP tersebut menyerupai huruf āJā
Tabel 10. Pengelompokan struktur tegakan semua jenis
K Kecil
Sedang Besar
Kecil
RDsn4,RDsn5,RDsn6,RRej4, RSj216,RSj225,RKed4,RKed5,
RKed6,HIhu5,HIhu6,HIka6,HIse4, HIse6,TBpt4,TBpt5,TBpt6,THtl5,
THtl6,TKkp4,TKkp5,TKkp6,NEmi4 ,NEmi5,NEmi6,NKod5,NKod6
N=27
RBas6,RBrt4,RBrt6,RDai4, RGjr4,RGjr5,RHit6,RItk5,
RItk6,RIyp6,RRat5,RRej5, RSj16,RSj214,RSj215,
RSj226,HBpt4,HFaj6,HIhu4, HIka4,HIka5,HIse5,THtl4,
TSbk4
N=24
HFaj4,HFaj5 HGum5,TSbk6
N=4
Sedang
RBas4,RBas5,RDai6,RHit4, RHit5,RIyp4,RJam5,RKbt4,
RKbt5,RKbt6,RRat4,RRej6 RSj14,HBpt6,THal6,TSjm4
N=16
RBrt5,RGjr6,RItk4,RIyp5, RRat6,RSj15,RSj224,Hern5
RSj414,HGum4,HGum6, HSar14,HSar34,TSbk5,
HSar35,THal4,THal5,TSjm5
N=18
No
Besar
RDai5,RJam4,RJam6, RMug4,RMug5,RMug6,
RSj415,RSj416,HBpt5, HErn4,HSar15,HSar16
HSar36,HSbk4,HSbk5, HSbk6,TSjm6
N=17
Model struktur tegakan untuk kelompok semua jenis tersebar pada enam kelas yaitu N
o
kecil dan k-kecil, N
o
kecil dan k-sedang, N
o
kecil dan k-besar, N
o
sedang dan k-sedang, N
o
sedang dan k-besar, serta N
o
besar dan k-besar. Berdasarkan hasil pengelompokan di atas dapat diketahui bahwa jumlah
PUP yang masuk dalam tipe I adalah 27 buah atau 25,47, tipe II adalah 24 buah atau 22,64, tipe III adalah 4 buah PUP atau 3,77, tipe V adalah 16 PUP atau
15,09, tipe VI adalah 18 buah atau 16,98, dan tipe IX adalah 17 buah atau 16,04.
Berdasarkan tabel struktur tegakan pada hutan bekas tebangan kelompok semua jenis di atas dapat dibuat grafik struktur tegakannya Gambar 4 yang
mewakili setiap tipe tegakan yang dinyatakan dalam persamaan ekponensial negatif berupa N = No e
-kd
.
Keterangan Absis X : Kelas Ddh cm
Tipe III : 3,77 4
PUP
Absis Y : Jumlah Pohon per Ha Tipe V : 15,09 16
PUP
Tipe I : 25,47 27
PUP
Tipe VI : 16,98 18
PUP
Tipe II : 22,64 24
PUP
Tipe IX : 16,04 17
PUP
Gambar 4. Struktur Tegakan Kelompok Semua Jenis
Bervariasinya titik awal kurva pada Gambar 4 menunjukan bervariasinya jumlah pohon awal pada setiap PUP. Selanjutnya jumlah pohon per kelas diameter
menurun dengan tajam. Penurunan jumlah pohon yang tajam dengan semakin meningkatnya kelas diameter disebabkan oleh sedikitnya jumlah pohon jenis
Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae yang tersisa setelah kegiatan penebangan dari kelompok tiang dan pohon atau yang berdiameter 20 cm. Dari
kondisi tersebut mengindikasikan bahwa keadaan tegakan jenis Dipterocarpaceae dan Non-Dipterocarpaceae kelompok semua jenis berada dalam kondisi yang
sudah rusak. Penurunan jumlah pohon pada kelas diameter besar mengindikasikan
bahwa kondisi hutan sudah rusak karena tidak ditemukannya tegakan dari kelompok jenis Dipterocarpace dan Non-Dipterocarpaceae yang berdiameter
besar.
Model struktur tegakan yang terbentuk dari persamaan N = N
o
e
-kd
dengan
d sebagai peubah bebasnya menunjukan bahwa besarnya nilai N akan dipengaruhi oleh besarnya nilai N
o
dan k. Semakin besar nilai N
o
maka akan semakin tinggi pula kerapatan jumlah pohon maksimal yang akan tercapai pada saat diameter
terkecil dalam luasan satu hektar. Sedangkan parameter k akan mempengaruhi berapa besar penurunan jumlah pohon per hektar saat kenaikan kelas diameter
pohon tersebut, oleh karena itu nilai k akan menjadi penentu dan petunjuk bagi penurunan derajat jumlah pohon untuk setiap kenaikan kelas diameter.
Secara keseluruhan, kurva struktur tegakan hutan alam bekas penebangan di pulau Kalimantan memiliki bentuk huruf āJā terbalik dengan tingkat kecuraman
yang berbeda - beda dari sangat landai hingga curam. Tingkat kecuraman yang tajam mengindikasikan bahwa keadaan hutan di Pulau Kalimantan secara umum
sudah berada dalam kondisi yang memprihatinkan rusak.
5.4 Penutupan lahan