6
2.1.5. Wilayah Jelajah
Wilayah jelajah kelelawar bervariasi menurut ukuran tubuh. Rata-rata wilayah jelajah Macroglossus minimus di hutan dataran rendah wilayah
konservasi Kau, Provinsi Madang, Papua New Guinea adalah 5,8±4,6 ha dengan rata-rata areal utama seluas 1,5±1,3 ha. Jarak jelajah datar spesies ini mencapai
495±258 m setiap malam. Aktivitas utama M. minimus adalah memakan bunga pisang Mussaceae sebagai pakan utamanya. Tempat roosting bagi M. minimus
terletak dalam kisaran 0,5±0,4 ha Winkelmann et al. 2003. Berbeda dengan M. minimus, kelelawar Syconyeteris australis yang hidup di
hutan dataran rendah wilayah konservasi Kau, Provinsi Madang, Papua New Guinea memiliki wilayah jelajah berkisar antara 2,7–13,6 ha. Wilayah jelajah S.
australis jantan tidak berbeda nyata dengan betina. Jarak jelajah spesies ini dapat mencapai 264–725 m Winkelmann et al. 1999.
Dobsonia minor atau dikenal sebagai lesser bare-backed bats dari famili Pteropodidae di kawasan konservasi Kau Papua New Guinea rata-rata memiliki
wilayah jelajah 5,1 ha. Pada ukuran tubuh yang sama maka tidak terdapat perbedaan wilayah jelajah antara jantan dan betina baik pada musim kering
ataupun musim lembab. Namun demikian terdapat perbedaan wilayah jelajah berdasarkan ukuran tubuh pada betina. Jarak terjauh yang dapat dicapai oleh D.
minor berkisar antara 150–1.150 m Bonaccorso et al. 2002.
2.1.6. Jenis Tumbuhan Pakan Kelelawar Buah
Jenis tumbuhan sumber pakan buah bagi kelelawar Cynopterus sphinx adalah Psidium guajava, Ficus bengalensis, Prosopis juliflora, Achras sapota,
dan Musa paradisiaca. Jenis kelelawar ini tidak hanya memakan buah, tetapi juga memakan daun. Jenis tumbuhan pakan daun bagi kelelawar C. sphinx adalah P.
guajava, Moringa oleifera, Coccinia cordifolia, Tamarindus indica, Ficus religiosa, Cassia fistula, dan Cassia fistula. Berdasarkan kandungan nutrisi maka
karbohidrat tertinggi terdapat pada buah pisang M. paradisiaca, sedangkan lemak tertinggi terdapat pada buah P. guajava. Pada daun, kandungan protein
tertinggi terdapat pada C. fistula, M. oleifera, C. cordifolia dan F. religiosa; kalsium tertinggi pada C. fistula, sodium tertinggi pada daun M. oleifera dan buah
7 A. sapota. Berdasarkan konsentrasi protein dan kalsium maka daun merupakan
sumber pakan penting bagi kelelawar C. sphinx Rubi et al. 2000. Kelelawar Megachiroptera mengkonsumsi buah, polen dan nektar Suyanto
2001. Serat polen mengandng protein lebih dari 60, sedangkan pada lapisan terluar dinding polen exin mengandung lemak netral, hidrokarbon, terpenoid,
pigmen carotenoid, dan sering terdapat karbohidrat lengkap sporopollenin. Lapisan dinding dalam polen intin terdiri atas selulosa dan pektin serta nutrisi
cytoplasmic Roulston Cane 2000. Terdapat enam metode dasar dalam mencerna polen, yakni: a memecahkan
dinding exin secara mekanik, b membelah dinding polen dengan bagian tajam pada mulut, c memecahkan exin dengan enzim, d membuat perkecambahan
polen pseudo-germination, e menghancurkan exin dengan tekanan osmotik, serta f menembus exin menggunakan enzim pencernaan Roulston Cane
2000.
2.2. Tumbuhan 2.2.1. Mahkota Bunga