KAJIAN EMPIRIS KAJIAN PUSTAKA

40 9 Guru menjadi fasilitator dalam diskusi agar seluruh peserta didik mengonfirmasikan hal-hal yang telah mereka lakukan yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan dengan model pembelajaran make a match dalam meningkatkan keterampilan membaca aksara Jawa yang menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini. Adapun hasil penelitian tersebut adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Patitis tahun 2012 dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa Melalui Pembelajaran Make a Macth pada Siswa Kelas IV SDN Bojonglor Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa aktivitas guru, pada siklus I memperoleh jumlah skor 10 dan rata-rata 2 dengan kategori cukup, siklus II aktivitas guru meningkat memperoleh jumlah skor 15 dan rata-rata 3 dengan kategori baik dan siklus III aktivitas guru meningkat memperoleh jumlah skor 18 dan rata-rata 3,6 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa, pada siklus I memperoleh jumlah skor rata-rata 1,5 dengan kategori cukup. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II aktivitas siswa meningkat yaitu dengan jumlah skor rata-rata 2,7 dengan kategori baik, pada siklus III memperoleh jumlah skor rata-rata 3,4 dengan kategori sangat baik. Pemahaman siswa terhadap materi, pada siklus I memperoleh jumlah skor rata-rata 1,9 dengan kategori cukup, siklus II meningkat memperoleh jumlah skor rata-rata 2,8 dengan kategori baik. Setelah 41 dilakukan perbaikan pada siklus III pemahaman siswa meningkat yaitu dengan jumla skor rata-rata 3,6 dengan kategori sangat baik. Hasil belajar, pada siklus I memperoleh jumlah skor rata-rata 52,38 dengan kategori kurang, ketuntasan 38,1. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II hasil belajar meningkat yaitu dengan jumlah skor rata-rata 63,8 dengan kategori kurang, ketuntasan 42,8 dan siklus III memperoleh jumlah skor rata-rata 86,7 dengan kategori sangat baik, ketuntasan 80,9. Penelitian yang dilakukan oleh Anjarwati, pada tahun 2010 dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Jawa Pada Siswa Kelas III SDN 2 Purbalingga Lor, Purbalingga. Data menunjukkan pada kondisi awal pembelajaran nilai terendah 30, nilai tertinggi 80, dan rata-rata kelas 60. Siswa yang mencapai tuntas belajar 4 siswa 9,09 dari 44 siswa. Siklus I nilai terendah menjadi 60, nilai tertinggi mencapai 100 mencapai diperoleh oleh 3 siswa. Pada siklus II, nilai terendah 70, rata-rata 85,23. Pada siklus III seluruh siswa mencapai ketuntasan dengan rata-rata kelas 92,27. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 40,91 poin dari kondisi awal ke siklus I, 34,09 poin dari siklus I ke siklus II, dan 15,91 poin dari siklus II ke siklus III. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu pada tahun 2009 dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Pewayangan Siswa Kelas V SDN 2 Tegal Dengan Model Make A Match menunjukkan bahwa siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, minat belajar siswa juga semakin meningkat. Hasil 42 belajar yang dicapai siswa juga meningkat dengan tingkat ketuntasan klasikal mencapai 86,66 pada siklus pertama dan 90,00 pada siklus kedua. Beberapa judul skripsi yang telah dipaparkan di atas membuktikan bahwa penelitian tentang keterampilan membaca sudah banyak dilakukan walaupun berbeda-beda media yang digunakan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah pada tujuan. Tujuan dari penelitian yang akan peneliti lakukan adalah untuk meningkatkan keterampilan membaca kalimat huruf Jawa. Media yang peneliti gunakan berupa kartu kata, kartu kalimat, serta kartu kalimat huruf Jawa.

2.3 KERANGKA PIKIR