Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (2010-2012)
SKRIPSI
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
(2010-2012)
OLEH
Hashfi Siregar 100503156
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (2010-2012) ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juni 2014
Yang membuat pernyataan
Hashfi Siregar NIM. 100503156
(3)
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
(2010-2012)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance yang terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Jenis penelitian ini merupakan basic research. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 26 sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba sedangkan dewan direksi dan komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba. Secara simultan, dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Kata Kunci: corporate governance, dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan manajemen Laba
(4)
ABSTRACT
EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE IN EARNINGS MANAGEMENT COMPANY LISTED IN MANUFACTURING IDX (2010-2012)
This study aims to determine whether the corporate governance consisting of a board of commissioners, board of directors and audit committee either partially or simultaneous effect on earnings management in manufacturing company on was listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange).
This type of research is basic research. The population used in this research are maufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2010-2012 the sample using purposive sampling method. Where the number of samples obtained in this study were 26 samples. Data used in this research is secondary data, obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is done first is descriptive statistics, the classical assumption and hypothesis test. The statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that partially, commissioners and no significant positive effect on earnings management, while the board of directors and audit committee and no significant negative effect on earnings management. Simultaneously, the board of commissioners, board of directors and audit committee had no significant effect on earnings management in companies listed in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: corporate governance, board of commissioners, board of directors, audit committee and earnings management
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan, melimpahkan rahmat, karuniaNya serta petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (2010-2012) ”, yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak terlepas dari hambatan- hambatan dan banyak kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun dengan usaha dan kerja keras yang maksimal dan bantuan dari segala pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengarahan kepada penulis dalam proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
(6)
5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Ketua Penguji dan Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan yang sangat membangun dalam skripsi ini..
6. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ibunda ku Hafsah, SE, M.Si dan ayahanda Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak telah mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah berdoa demi selesainya studi penulis. Kakak Penulis Hashifah Siregar, SE dan Adik Penulis Hafizhan Siregar, Sahabat – sahabat penulis: Harry Mulya, Bobby R.P siregar, Norman Jaya Hutabarat,Tuppal Siallagan, Rifal Sapta Hadi, Romi Pangestu, Juliver Ardianus Partogi Samosir, Syarial Akbar, Ayu Siska P Sitorus, atas motivasi dan dukungan yang tetap setia membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik dari isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, saya ucapkan terima kasih
Medan, Juni 2014 Penulis
NIM. 100503156 HASHFI SIREGAR
(7)
DAFTAR ISI
halaman
SURAT PERNYATAAN ……… i
ABSTRAK ………... ii
ABSTRACT ………. iii
KATA PENGANTAR ………. iv
DAFTAR ISI ……… vi
DAFTAR TABEL……….. viii
DAFTAR GAMBAR………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….... 1
1.2. Perumusan Masalah………. 5
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… 6
1.3.1. Tujuan Penelitian ………... 6
1.3.2. Manfaat Penelitian ………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka……… 8
2.1.1 Laporan Keuagan……….………. 8
2.1.2 Teori Keagenan………..…... 12
2.1.3 Konsep Laba………..………... 13
2.1.4 Manajemen Laba……….. 15
2.1.5 Corporate Governance………..……… 19
2.1.5.1 Dewan Komisaris…..………. 21
2.1.5.2 Dewan Direksi………..…….. 22
2.1.5.3 Komite Audit……….. 23
2.2 Penelitian Terdahulu………...……… 23
2.3 Kerangka Konseptual……….……… 27
2.4 Hipotesis Penelitian……… 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian…………..……….... 31
3.2 Jenis dan Sumber Data……….. 31
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian……… 32
3.4 Metode Pengumpulan Data……...……… 37
3.5 Batasan Operasional………... 38
3.6 Definisi Operasional Variabel………... 38
3.6.1 Variabel Dependen…………....……….. 38
3.6.2 Variabel Independen……….... 39
(8)
3.7.1 Analisis Regresi Berganda………... 41
3.7.2 Uji Asumsi Klasik……… 42
3.7.2.1 Uji Normalitas……… 42
3.7.2.2 Uji Multikolonieritas……… 43
3.7.2.3 Uji Autokorelasi………... 43
3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas………. 43
3.7.3 Uji Hipotesis………... 44
3.8 Jadwal Penelitian…………..………... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian….………. . 46
4.2 Statistik Deskriptif…….………..………. 46
4.3 Uji asumsi Klasik .………..………. 48
4.3.1. Uji Normalitas……….……….. 48
4.3.1.1. Analisis Grafik …………..……….……. 48
4.3.1.2. Analisis Statistik………..… 51
4.3.2. Uji Multikolonieritas………..……….. 54
4.3.3. Uji Autokolerasi…...………..……….. 56
4.3.4. Uji Heteroskedastisitas.…………..……….. 58
4.4 Analisis Regresi .………..……….………. 59
4.4.1. Analisis Koefisien Determinasi…..……….. 61
4.4.2. Uji Parsial (Uji-t).……….………..……….. 62
4.4.3. Uji Simultan (Uji-F).……….………..………….. 66
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian .………...….………. 67
4.5.1. Pengaruh Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba………... 67
4.5.2. Pengaruh Dewan Direksi Terhadap Manajemen Laba………... 68
4.5.3. Pengaruh Komite Audit Terhadap Manajemen Laba………... 68
4.5.4. Pengaruh Corporate Terhadap Manajemen Laba………... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan………. 70
5.2 Keterbatasan Penelitian ………. 71
5.3 Saran ………. 72
DAFTAR PUSTAKA ………... 73
(9)
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel ...….. 33
Tabel 3.2 Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukurannya...……. 41
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian……… 45
Tabel 4.1 Descriptive Statistics…....……….. 47
Tabel 4.2 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test .….………. 52
Tabel 4.3 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test .….………. 54
Tabel 4.4 Coefficients………...….………. 55
Tabel 4.5 Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson (DW-Test)..…. 56
Tabel 4.6 Model Summary………...….………. 57
Tabel 4.7 Coefficients………...….………. 60
Tabel 4.8 Model Summary………...….………. 61
Tabel 4.9 Coefficients………...….………. 62
(10)
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual……….. 28
Gambar 4.1 Histogram………..………….. 49
Gambar 4.2 Normal P-P Plot…….………. 49
Gambar 4.3 Histogram………..………….. 50
Gambar 4.4 Normal P-P Plot…….………. 51
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Pemilihan Sampel Tahun 2010... 75
Lampiran 2 Daftar Pemilihan Sampel Tahun 2010... 76
Lampiran 3 Daftar Pemilihan Sampel Tahun 2010... 77
Lampiran 4 Statistik Deskriptif setelah penggurangan sampel... 78
Lampiran 5 Hasil Uji Multikolonieritas dan Autokorelasi……….. 80
Lampiran 6 Hasil Uji Heterokedastisitas…………...……….. 81
Lampiran 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Uji-F ……...……… 82
(12)
ABSTRAK
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI
(2010-2012)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate governance yang terdiri dari dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Jenis penelitian ini merupakan basic research. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 26 sampel. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari situs www.idx.co.id
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, dewan komisaris berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba sedangkan dewan direksi dan komite audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap manajemen laba. Secara simultan, dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
. Proses analisis data yang dilakukan terlebih dahulu adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Kata Kunci: corporate governance, dewan komisaris, dewan direksi, komite audit dan manajemen Laba
(13)
ABSTRACT
EFFECT OF CORPORATE GOVERNANCE IN EARNINGS MANAGEMENT COMPANY LISTED IN MANUFACTURING IDX (2010-2012)
This study aims to determine whether the corporate governance consisting of a board of commissioners, board of directors and audit committee either partially or simultaneous effect on earnings management in manufacturing company on was listed on the IDX (Indonesia Stock Exchange).
This type of research is basic research. The population used in this research are maufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2010-2012 the sample using purposive sampling method. Where the number of samples obtained in this study were 26 samples. Data used in this research is secondary data, obtained from the site www.idx.co.id. The process of data analysis is done first is descriptive statistics, the classical assumption and hypothesis test. The statistical method used is multiple linear regression.
The results showed that partially, commissioners and no significant positive effect on earnings management, while the board of directors and audit committee and no significant negative effect on earnings management. Simultaneously, the board of commissioners, board of directors and audit committee had no significant effect on earnings management in companies listed in Indonesia Stock Exchange.
Keywords: corporate governance, board of commissioners, board of directors, audit committee and earnings management
(14)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Informasi yang diberikan akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan. Pemakai laporan keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu : pihak internal dan pihak eksternal. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004:17). Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba adalah laporan laba rugi (Chariri dan Ghozali, 2007), dalam Siagian (2011:1).
Investor sebagai penyedia modal bagi perusahaan tentunya akan sangat berhati-hati dalam menginvestasikan uangnya. Oleh karena itu, investor membutuhkan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi masa depan perusahaan demi memperoleh pengembalian (return) yang diharapkan atas investasi yang dilakukan. Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu (Kieso dan Weygandt, 2008: 128). Laporan laba rugi digunakan oleh para investor untuk memprediksi perusahaan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, laporan laba rugi
(15)
seringkali disajikan tidak dengan keadaan yang sebenarnya dan manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik. Tindakan inilah yang kemudian disebut dengan manajemen laba. Tujuan manajemen laba adalah meningkatkan kesejahteraan pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasikan sebagai suatu keuntungan (Fischer dan Rosenzweirg, 1995:433).
Banyak kasus manipulasi keuangan yang muncul karena perusahaan melakukan manajemen laba, misalnya kasus yang terjadi atas Enron Corporation pada tahun 2001, World Com pada tahun 2002, Xerox pada tahun 2002, dan Vivendi Universal pada tahun 2002 yang merupakan perusahaan-perusahaan raksasa Amerika Serikat. Selain itu, di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti skandal manipulasi laporan keuangan pada PT. Kimia Farma Tbk. Manajemen PT. Kimia Farma Tbk terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus penggelembungan harga persediaan agar laba bersih terlihat besar yang terjadi di laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2001.
Dari beberapa contoh kasus tersebut, maka sangat relevan bila ditarik suatu pertanyaan tentang bagaimana efektivitas penerapan Corporate Governance. Di Indonesia, konsep corporate governance mulai banyak di perbincangkan mulai pertengahan tahun 1997, walaupun demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaaan di Indonesia masih mengalami sejumlah kendala.
(16)
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan (Ali, 2006), dalam Ruth (2013:3). Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Terdapat lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman agar praktik CG dapat berjalan dengan baik yaitu : keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Salah satu pihak yang juga merupakan bagian terpenting dari terlaksananya konsep Good Corporate Governance (GCG) adalah dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan (Egon dalam FCGI, 2008) karena dewan komisaris yang bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen, sedangkan manajemen bertanggungjawab atas peningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk kemungkinan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Selain dewan komisaris pihak yang juga merupakan bagian penting dari terlaksananya GCG adalah dewan direksi karena dewan direksi
(17)
bertugas untuk mengurus kepentingan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang dianggap tepat dan dewan direksi juga bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian perusahaan bila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Agar terbentuknyan Good Corporate Governance (GCG), peran komite audit juga dianggap penting karena komite audit bertanggungjawab membantu dewan komisaris salah satunya adalah meningkatkan kualitas keterbukaan laporan keuangan dan juga mendorng terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai.
Penelitian ini menggunakan indikator corporate governance yaitu dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit., karena indikator-indikator tersebut dianggap berpotensi dalam mempengaruhi manajemen laba.
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba pernah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain oleh Xie et al. (2001), mengungkapkan bahwa proporsi dewan komisaris dan frekuensi rapat dewan berpengaruh terhadap manajemen laba. Iqbal dan Norman (2010), mengungkapkan bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Menurut Abbas et al. (2009), ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dan proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Nasution dan Setiawan (2007), komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap manajemen laba, tetapi komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
(18)
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur karena perusahaan manufaktur memiliki jumlah perusahaan yang banyak dibandingkan dengan jenis usaha lain dan juga karena pernah terdapat adanya kasus manipulasi laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI (2010-2012) ”.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnnya, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah dewan komisaris berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba?
2. Apakah dewan direksi berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba?
3. Apakah komite audit berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba?
4. Apakah dewan komisaris, direksi, dan komite audit bepengaruh secara simultan terhadap manajemen laba?
(19)
1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnnya, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Memperoleh bukti empiris apakah dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
2. Memperoleh bukti empiris apakah dewan direksi berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba
3. Memperoleh bukti empiris apakah komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba
4. Memperoleh bukti empiris apakah dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yaitu:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba
(20)
Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi perusahaan mengenani pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba, dan bagi para investor diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pengambil keputusan dalam berinvestasi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian lain dalam mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal yang sama.
(21)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan. Menurut (Harahap, 2002:7) laporan keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Menurut (Munawir 2004:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut.
Laporan keuangan menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajamen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Menurut IAI (2002) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
(22)
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Warren, Reeve and Fess (2008:24), laporan keuangan suatu entitas terdiri atas :
a. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep perbandingan atau pengaitan (matching concept). Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban yang terjadi yang disebut laba bersih.
b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut disiapkan setelah laporan laba rugi karena laba bersih ataupun rugi bersih dalam periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Laporan ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di dalam neraca.
c. Neraca
Neraca merupakan suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. Pada bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat
(23)
lambatnya aktiva tersebut dikonversikan kedalam kas atau digunakan dalam operasi.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu. Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Menurut Baridwan (2004:5) dalam bahwa laporan keuangan akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh kualitas sebagai berikut :
1. Relevan.
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaanya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, betapapun kualitas lainnya terpenuhi. Sehubungan dengan tujuan relevansi seyogyanya dipilih metode-metode pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang akan membantu sejauh mungkin para pemakai dalam pengambilan jenis-jenis keputusan yang memerlukan penggunaan data akuntansi keuangan. Dalam mempertimbangkan relevansi dari pada informasi yang bertujuan umum (general purpose information), perhatian difokuskan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan pada kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu; dengan demikian, suatu informasi mungkin
(24)
mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu, sementara kecil sekali relevansinya bagi kegunaan yang lain.
2. Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya pengertian/pengetahuan mengenai aktivits-aktivitas ekonomi perusahaan, proses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
3. Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Sehubungan dengan keterlibatan manusia didalam proses pengukuran dan penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita obyektf semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.
5. Tepat Waktu
(25)
dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. 6. Daya Banding.
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama.
7. Lengkap.
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitas diatas; dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam laporan keuangan.
2.1.2 Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam Ruth (2013:25) dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang dalam pengambilan keputusan kepada agent tersebut.
Pada teori keagenan yang disebut prinsipal adalah pemegang saham dan yang disebut agen adalah manajemen yang mengelola perusahaan. Prinsipal diasumsikan
(26)
hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka pada perusahaan, sedangkan agen diasumsikan akan menerima kepuasaan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan lain yang terlibat dalam hubungan keagenan (Anthony dan Govindarajan, 2005), dalam Budiasih, 2009).
Eisenhardt (1989), dalam Siagian (2011:11) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk
averse). Dari sifat manusia tersebut kita dapat melihat sering terjadinya konflik antara
manajer dengan para pemegang saham, karena dipicu oleh sifat manusia tersebut. Manajer dalam mengelola perusahaan cenderung mementingkan kepentingan pribadi dibanding kepentingan perusahaan, sedangkan pemegang saham hanya tertarik pada pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di perusahaan tersebut.
2.1.3 Konsep Laba
Menurut Belkaoui (1993), dalam Siagian (2011:18) laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi.
Informasi tentang laba/rugi dapat dilihat dari laporan laba rugi sebuah perusahaan, laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
(27)
perusahaan selama periode tertentu (Kieso, 2008: 129). Unsur-unsur utama yang terdapat dalam laporan laba rugi, antara lain:
1. Pendapatan
Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu entitas ( atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
2. Expense
Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva suatu entitas, atau penambahan hutang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan perusahaan secara terus-menerus.
3. Keuntungan (Gain)
Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aktiva neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam suatu periode di luar transaksi yang berasal ari pendapatan dan investasi oleh pemilik.
(28)
Kerugian adalah penurunan ekuitas (aktiva neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu periode di luar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.
2.1.4 Manajemen Laba
Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004), dalam Siagian (2011:18). Dari pengertian diatas manajer memiliki kebebasan untuk memilih dan menggunakan pilihan-pilihan yang ada agar laporan keuangan dan informasi laba lebih baik dari biasanya karena laporan keuangan yang paling diminati investor dan analis adalah laba perusahaan.
Menurut Scott (1997) dalam Pujiningsih (2011), ada beberapa faktor yang mendorong manajer melakukan praktik manajemen laba, yaitu :
1. Perencanaan Bonus
Faktor ini diungkapkan oleh Healy (1985), bahwa manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan earning management dengan memaksimalkan laba saat ini. Dengan adanya laba yang maksimal yang diterima oleh perusahan. Maka pihak prinsipal akan memberikan bonus tambahan kepada manajer sesuai dengan kinerja yang telah
(29)
dilakukan, hal ini yang dimanfaatkan oleh seorang manajer untuk mendapatkan insentif bonus oleh perusahaan dengan melakukan praktik manajemen laba.
2. Motivasi Lain
Faktor lain yang dapat mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba adalah politik, pajak, pergantian CEO, IPO,dan pentingnya informasi kepada investor.
a. Motif Politik
Earning management digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.
b. Motif Pajak
Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi earning management yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak penghasilan.
c. Pergantian CEO
CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikkan pendapatan utnuk meningkatkan bonus mereka dan jika kinerja perusahaan buruk akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.
(30)
d. IPO
Informasi mengenai laba menjadi sinyal atas nilai perusahaan pada perusahaan yang akan melakukan IPO. Hal ini berakibat bahwa manajer perusahaan yang akan go public melakukan earnings management menaikkan harga saham perusahaan.
e. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor.
Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.
Scott (2000) juga menambahkan bahwa pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
1. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa mendatang. Strategi seperti ini dilakukan seolah-olah manajer baru melakukan kebijakan yang agresif pada perusahaan yang mengalami kerugian tersebut. Teknik taking a bath dilakukan dengan mengakui adanya biaya-biaya ada periode yang akan datang dan kerugian pada periode berjalan sehingga manajemen menghapus beberapa aktiva dan membebankan
(31)
perkiraan-perkiraan biaya mendatang. Akibatnya laba pada periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.
2. Income Minimization
Teknik ini dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.
3. Income Maximization
Teknik ini dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian utang.
4. Income Smoothing
Teknik ini dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporakan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
(32)
2.1.5 Corporate Governance
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan (Ali, 2006), dalam Ruth (2013:9). Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Praktik corporate governance dapat berjalan dengan baik apabila menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Komite Nasional Kebijakan Governance / KNKG (2006) mengemukakan prinsip-prinsip dasar good corporate governance sebagai berikut:
1. Keterbukaan Informasi (Transparency)
Transparansi adalah keterbukaan dalam menggungkapkan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam menggungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Dalam mewujudkan transparansi itu, perusahaaan harus menyediakan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu kepada para pemegang saham.
2. Akuntabilitas (Accountability)
(33)
pelaksanaan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan berjalan secara efektif.
3. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) pengelolaan di dalam perusahaan terhadap prinsip-prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundang undangan yang berlaku.
4. Kemandirian (Independency)
Kemandirian adalah suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara obyektif. 5. Kewajaran (Fairness)
Kewajaran adalah keadilan dan kesetaraan perlakuan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundang undangan yang berlaku.
(34)
2.1.5.1Dewan komisaris
Hubungan, peran, wewenang, tugas dan tanggungjawab dewan direksi diatur dalam undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (dalam Sigit, 2012:145) sebagai berikut:
a. Melakukan tugas dan tanggungjawab pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, dan memberikan nasihat kepada direksi (Pasal 108 dan Pasal 114).
b. Bertanggungjawab renteng secara pribadi atas kerugian perseroan bila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya (Pasal 114 ayat 3 dan ayat 4).
c. Bertanggungjawab renteng secara pribadi atas kepailitan peseroan bila disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat (pasal 115).
d. Diberi wewenang untuk membentuk komite yang diperlukan untuk mendukung tugas dewan komisaris (Pasal 121).
(35)
2.1.5.2Dewan Direksi
Hubungan, peran, wewenang, tugas dan tanggungjawab dewan direksi diatur dalam undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 (dalam Sigit, 2012:145) sebagai berikut:
a. Menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan kebijakan yang dianggap tepat dalam batas yang ditetapkan Undang-Undang dan Anggaran Dasar Perseroan (Pasal 92).
b. Bertanggungjawab renteng penuh secara pribadi atas kerugian perseroan bila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya (Pasal 97).
c. Mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan (Pasal 98).
d. Wajib membuat Daftar Pemegang Saham, risalah RUPS, dan risalah rapat Direksi (Pasal 100 ayat 1a).
e. Wajib membuat laporan tahunan (Pasal 100 ayat 1b).
f. Wajib memelihara seluruh daftar, risalah, dokumen keuangan, dan dokumen Perseroan lainnya di tempat kedudukan perseroan (Pasal 1c dan Pasal 2).
g. Wajib meminta persetujuan RUPS untuk mengalihkan kekayaan perseroan, atau menjadikan jaminan utang perseroan (Pasal 102).
(36)
2.1.5.3Komite Audit
Menurut Hasnati dalam Sigit, 2012:148), tentang tugas, tanggungjawab, dan wewenang komite audit adalah membantu dewan komisaris yang mencakup:
a. Mendorong terbentuknya struktur pengadilan internal yang memadai (prinsip tanggungjawab).
b. Meningkatkan kualitas keterbukaan dan laporan keuangan (prinsip transparansi).
c. Mengkaji ruang lingkup dan ketepatan audit eksternal, kewajaran biaya audit eksternal, serta kemandirian dan objektivitas audit eksternal (prinsip akuntabilitas).
d. Mempersiapkan surat uraian tugas dan tanggungjawab komite audit selama tahun bukuyang sedang diperiksa eksternal audit (prinsip tanggungjawab).
2.2Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba pernah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain oleh Xie et al. (2001), mengungkapkan bahwa proporsi dewan komisaris dan frekuensi rapat dewan
(37)
berpengaruh terhadap manajemen laba. Iqbal dan Norman (2010), mengungkapkan bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Menurut Abbas et al. (2009), ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dan proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Nasution dan Setiawan (2007), komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap manajemen laba, tetapi komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Adapun ringkasan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Xie et al. (2001) Variabel Independen: Proporsi Dewan Komisaris, Dualisme peran CEO, Frekuensi Rapat Dewan, Proporsi Komite Audit
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Proporsi dewan komisaris dan frekuensi rapat dewan
berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan dualisme peran CEO dan proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba 2 Iqbal dan
Norman (2010)
Variabel Independen: Ukuran Dewan Direksi, Proporsi Dewan
Komisaris, Proporsi Dewan Direksi, Dualisme peran CEO, Kepemilikan Instusional, Kepemilikan Manajerial, Reputasi Auditor
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi, dualisme peran CEO, dan reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap
(38)
No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian 3 Abbas et al.
(2009)
Variabel Independen: Ukuran Dewan Direksi, Proporsi Dewan
Komisaris, Dualisme Peran CEO, Proporsi Komite Audit, Reputasi Auditor
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dualism peran CEO, dan proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hanya reputasi auditor yang berpengaruh terhadap manajemen laba. 4 Nasution dan
Setiawan (2007)
Variabel Independen: Komposisi Dewan Komisaris, Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen: Manajemen Laba
Komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan komite audit
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
Sumber: Olahan Penulis (2014)
Penelitian Xie et al (2001) yang berjudul earnings management and corporate governance: the role of the board and the audit commite. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah proporsi dewan komisaris, dualisme peran CEO, frekuensi rapat dewan, dan proporsi komite audit, variabel dependennya adalah manajemen laba. Dari hasil penelitian ini Xie et al (2001) menyatakan bahwa ada pengaruh antara manajemen laba dengan proporsi dewan komisaris dan frekuensi rapat dewan, sedangkan dualisme peran CEO dan proporsi komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen.
(39)
Penelitian Iqbal dan Norman (2010) yang berjudul the effect of corporate governance on earnings management around UK rights issues. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi, dualism peran CEO, kepemilikan instusional, kepemilikan manajerial, dan reputasi auditor, variabel dependennya adalah manajemen laba. Dari hasil penelitian ini Iqbal dan Norman (2010) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi dewan direksi, dualism peran CEO dan reputasi auditor berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan instusional dan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian Abbas et al. (2009) yang berjudul corporate governance and earnings management: An empirical study of the Saudi market. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dualism peran CEO, proporsi komite audit, dan reputasi auditor dan variabel dependenya adalah manajemen laba. Abbas et al. (2009) menyatakan bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dualism peran CEO, proporsi komite audit tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, hanya reputasi auditor yang memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
(40)
Penelitian Nasution dan Setiawan (2007) yang berjudul pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan di Indonesia. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan, variabel dependennya adalah manajemen laba. Nasution dan Setiawan (2007) menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba, hanya komite audit yang memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
2.3Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang kebenarannya dapat diuji secara empiris (Iskandar, 2008). Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut
(41)
CORPORATE GOVERNANCE
STRS H1
H2 H4
H3
Sumber: Olahan Penulis (2014)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba
Gambar 2.1 menjelaskan pengaruh corporate governance sebagai variabel bebas (independent variable) terhadap manajemen laba sebagai variabel terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini, indikator corporate governance yang digunakan adalah dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. Saat terjadi pemisahan antara pengelola perusahaan dengan para pemegang saham, pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih dibandingkan pemegang saham. Akibatnya, karena pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak, lebih lengkap, dan lebih akurat, dibanding dengan pemegang saham, maka akan terjadi kecenderungan para pengelola perusahaan akan memanfaatkan informasi ini untuk kepentingan mereka sendiri. Hal inilah yang dapat memicu terjadinya manajemen laba.
MANAJEMEN LABA
(Y)
DEWAN KOMISARIS (X1)
DEWAN DIREKSI (X2)
(42)
Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) adalah sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan (Ali, 2006), dalam Ruth (2013:9) . Tata kelola perusahaan yang baik akan mampu mengatasi tindakan dari manajemen laba. Terdapat lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman agar praktik CG dapat berjalan dengan baik yaitu : keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Salah satu pihak yang juga merupakan bagian terpenting dari terlaksananya konsep Good Corporate Governance (GCG) adalah dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan (Egon dalam FCGI, 2008) karena dewan komisaris yang bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen, sedangkan manajemen bertanggungjawab atas peningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk kemungkinan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Selain dewan komisaris pihak yang juga merupakan bagian penting dari terlaksananya GCG adalah dewan komisaris karena dewan komisaris bertugas memberikan nasihat kepada dewan direksi dan juga bertanggungjawab renteng secara pribadi atas kepailitan peseroan bila disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat. Agar terbentuknyan Good Corporate Governance (GCG), peran komite audit juga dianggap penting karena komite audit bertanggungjawab membantu dewan komisaris salah satunya adalah meningkatkan kualitas keterbukaan laporan
(43)
keuangan dan juga mendorng terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai.
2.4Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya dalam suatu penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Dewan komisaris berpengaruh secara parsial terhadap Manajemen Laba
H2: Dewan direksi berpengaruh secara parsial terhadap Manajemen Laba
H3: Komite audit berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba
H4: Dewan komisaris, dewan direksi, komite audit berpengaruh secara simultan terhadap Manajemen Laba
(44)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini merupakan basic research yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan. Basic research digunakan untuk membangun suatu teori maupun menguji kebenaran suatu teori, dalam konsep ini peneliti hanya membatasi pada menguji kebenaran suatu teori.
3.2Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik, dan merupakan data sekunder yaitu “sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)” (Indriantoro, 1999)
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoneisa. Data tersebut dieperoleh dari Bursa Efek Indonesia dengan
(45)
3.3Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2006:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 146 perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:73). Sampel yang digunakan dalam penelitian ditentukan berdasarkan teknik pengambilan sampel, yaitu purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik dimana sampel ditetapkan dari populasi berdasarkan kriteria tertentu yang ditetapkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Adapun kriteria-kriteria tersebut, antara lain:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara terus-menerus listing pada tahun 2010 sampai tahun 2012.
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012.
3. Perusahaan yang laporan keuangannya memiliki kelengkapan data yang diperlukan berdasarkan variabel penelitian.
(46)
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia, yang dapat memenuhi kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 26 perusahaan yang meliputi 3 periode pengamatan dari tahun 2010 sampai tahun 2012.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Manufaktur yang menjadi sampel
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
1 ADES PT Akasha Wira Internasional Tbk. √ √ √ 1 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. √ √ X -
3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk. √ √ X -
4 DAVO PT Davomas Abadi Tbk. √ √ X -
5 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. √ √ X - 6 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk √ √ √ 2 7 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, √ √ X - 8 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk, √ √ X - 9 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ X -
10 MYOR PT Mayora Indah Tbk √ √ X -
11 PSDN PT Parasidha Aneka Niaga Tbk √ √ X - 12 PTSP PT Pioneerindo Gourment Internasional Tbk. √ X X - 13 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk. √ √ √ 3
14 SKLT PT Sekar Laut Tbk √ X X -
15 SMAR PT Sinar Mas Agro Resources And Technology Tbk. √ √ √ -
16 STTP PT Siantar Top Tbk. √ √ X -
17 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk √ √ X - 18 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. √ √ √ 4
19 GGRM PT Gudang Garam Tbk √ √ √ 5
20 HMSP PT Hanjaya Mandala Tbk √ X X - 21 RMBA PT Bentoel Internasional Investama Tbk. √ √ X -
22 ARGO PT Argo Pantes Tbk. √ √ X -
23 CNTX PT Century Textile Industry (CENTEX) Tbk. √ √ X -
24 ERTX PT Eratex Djaja Tbk. √ X X -
25 PAFI PT Panasia Filament Inti Tbk. √ X X -
(47)
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
27 SSTM PT Sunson Textile Manufacturer Tbk. √ X X - 28 TFCO PT Tifico Fiber Indonesia Tbk. √ X X -
29 UNTX PT Unitex Tbk. √ √ X -
30 BATA PT Sepatu Bata Tbk. √ √ X -
31 BIMA PT Primarindo Asia Infrastucture Tbk. √ √ √ 6
32 ESTI PT Ever Tex Tbk √ X X -
33 INDR PT Indorama Synthetics Tbk. √ √ X - 34 KARW PT Karwell Indonesia Tbk. √ X X - 35 MYRX PT Hanson Internasional Tbk. √ √ X - 36 MYTX PT Apac Citra Centertex Tbk. √ √ X - 37 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk. √ √ X - 38 RICY PT Ricky Putra Globalindo Tbk. √ √ X - 39 SRSN PT Indo Acidatama Tbk. √ X X - 40 SIMM PT Surya Intrindo Makmur Tbk. √ √ X - 41 BRPT PT Barito Pasific Tbk. √ X X - 42 SULI PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk. √ √ X - 43 TIRT PT Tirta Mahakam Resources Tbk. √ √ √ 7 44 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk. √ √ X - 45 INKP PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. √ X X - 46 KBRI PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. √ √ √ 8 47 TKIM PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. √ √ X - 48 SAIP PT Surabaya Agung Industri Pulp & Kertas Tbk. √ X X -
49 SPMA PT Suparma Tbk. √ X X -
50 INRU PT Toba Pulp Lestari Tbk. √ √ X - 51 AKRA PT AKR Corporindo Tbk. √ √ √ 9 52 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk. √ X X - 53 CPIN PT Colorpak Indonesia Tbk. √ X X - 54 ETWA PT Eterindo Wahanatama Tbk. √ √ X -
55 LTLS PT Lautan Luas Tbk. √ √ X -
56 POLY PT Asia Pasific Fiber Tbk. √ √ √ 10 57 TPIA PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. √ √ X - 58 SOBI PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk. √ X X - 59 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk. √ X X -
60 DPNS PT Duta Pertiwi Tbk. √ √ X -
61 EKAD PT Ekadharma Internasional Tbk. √ √ X - 62 INCI PT Intanwijaya Internasioanal Tbk. √ √ X -
(48)
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
63 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk. √ √ X 64 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk. √ √ √ 11 65 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk. √ √ X - 66 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk. √ X X - 67 APLI PT Asiaplast Industries Tbk. √ √ X -
68 BRNA PT Berlian Tbk. √ X X -
69 DYNA PT Dynaplast Tbk. √ √ X -
70 FPNI PT Titan Kimia Nusantara Tbk. √ √ X - 71 IGAR PT Champion Pasific Indonesia Tbk. √ √ √ 12 72 IPOL PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk. √ X X - 73 LAPD PT Leyand Internasional Tbk. √ √ X - 74 LMPI PT Langgeng Makmur Industri Tbk. √ √ X - 75 SIAP PT Sekawan Inti Pratama Tbk. √ X X -
76 SIMA PT Siwani Makmur Tbk. √ X X -
77 TRST PT Trias Sentosa Tbk. √ √ X -
78 YPAS PT Yanaprima Hastapersada Tbk. √ √ X - 79 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. √ √ X - 80 SMCB PT Holcim Indonesia Tbk. √ √ X 81 SMGR PT Semen Gresik (Persero) Tbk. √ √ √ 13 82 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. √ √ X 83 BTON PT Betonjaya Manunggal Tbk. √ √ X - 84 CTBN PT Citra Tubindo Tbk. √ X X - 85 GDST PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. √ √ X - 86 INAI PT Indal Aluminium Industry Tbk. √ √ √ 14
87 JKSW PT Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. √ √ X - 88 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk. √ √ X - 89 KRAS PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. √ X X - 90 LION PT Lion Metal Works Tbk. √ √ √ 15 91 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk. √ √ X - 92 NIKL PT Pelat Timah Nusantara Tbk. √ X X - 93 PICO PT Pelangi Indah Canindo Tbk. √ √ X - 94 TBMS PT Tembaga Mulia Semanan Tbk. √ √ X - 95 TIRA PT Tira Austenite Tbk. √ √ X - 96 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk. √ √ √ 16 97 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk. √ √ √ 17 98 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk. √ X X - 99 IKAI PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk. √ √ X -
(49)
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
100 MITI PT Mitra Investindo Tbk. √ X X - 101 MLIA PT Mulia Industrindo Tbk. √ √ √ - 102 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk. √ √ X - 103 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk. √ √ X - 104 JECC PT Jembo Cable Company Tbk. √ X X - 105 KBLI PT KMI Wire and Cable Tbk. √ X X - 106 KBLM PT Kabelindo Murni Tbk. √ √ X - 107 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. √ X X - 108 VOKS PT Voksel Electric Tbk. √ √ X - 109 ASGR PT Astra Graphia Tbk. √ √ √ 18
110 MLPL PT Multipolar Tbk. √ X X -
111 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk. √ √ X - 112 MYOH PT Myoh Technology Tbk. √ X X - 113 PTSN PT Sat Nusapersada Tbk. √ √ X - 114 ASII PT Astra Internasional Tbk. √ √ √ 19 115 AUTO PT Astra Otoparts Tbk. √ √ √ 20 116 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk. √ √ X -
117 BRAM PT Indo Kordsa Tbk. √ √ X -
118 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk. √ √ √ 21 119 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk. √ √ X - 120 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk. √ √ X - 121 IMAS PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. √ √ X -
122 INDS PT Indospring Tbk. √ √ X -
123 INTA PT Intraco Penta Tbk. √ √ X 124 LPIN PT Multi Prima Sejahtera Tbk. √ √ √ 22 125 MASA PT Multistrada Arah Sarana Tbk. √ √ X -
126 NIPS PT Nipress Tbk. √ X X -
127 PRAS PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. √ √ X - 128 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk. √ √ √ 23
129 TURI PT Tunas Ridean Tbk. √ √ X -
130 UNTR PT United Tractor Tbk. √ √ √ 24
131 INTD PT Inter Delta Tbk. √ √ X -
132 KONI PT Perdana Bangun Pusaka Tbk. √ X X - 133 MDRN PT Modern Internasional Tbk. √ √ X - 134 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk. √ √ X - 135 INAF PT Indofarma (Persero) Tbk. √ √ X -
(50)
NO KODE POPULASI KRITERIA SAMPEL
136 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk. √ √ X -
137 KLBF PT Kalbe Farma Tbk. √ √ √ 25
138 MERK PT Merck Tbk. √ √ X -
139 PYFA PT Pyridam Farma Tbk. √ X X - 140 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk. √ √ X - 141 SQBI PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. √ √ X - 142 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk. √ X X -
143 MRAT PT Mustika Ratu Tbk. √ √ X -
144 MBTO PT Martina Berto √ X X -
145 TCID PT Mandom Indonesia Tbk. √ √ X - 146 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk. √ √ √ 26 Sumber: www.idx.co.id
3.4Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia dengan cara mendownload dari periode pengamatan yaitu tahun 2010-2012.
(51)
3.5Batasan Operasional
Atas pertimbangan-pertimbangan efisensi, minat, keterbatasan waktu dan tenaga, serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti, yaitu diantaranya:
1. Penelitian ini dibatasi hanya selama 3 tahun yaitu dari tahun 2010-2012. 2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
3. Penelitian ini meneliti pengaruh corporate governance dengan menggunakan dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit terhadap manajemen laba.
3.6Definisi Operasional Variabel
3.6.1 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah manajemen laba. Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan-pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai tingkat laba yang diinginkan (Belkaoui, 2004), dalam Siagian (2011:18). Manajemen laba dalam penelitian ini diukur dengan dasar rasio akrual kerja dengan pendapatan
(52)
(penjualan) berdasarkan penelitian McNichols (2000) dan Girsang (2010), yang secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
∆AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t ∆HL = Perubahan hutang lancar pada periode t
∆Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Data akrual modal kerja dapat diperoleh langsung dari laporan arus kas aktivitas operasi, sehingga investor dapat langsung memperoleh data tersebut tanpa melakukan perhitungan yang rumit.
3.6.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel bebas yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen secara positif maupun negatif. Dalam penelitian
(53)
ini yang merupakan variabel independen adalah corporate governance, yang diproksikan dalam dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit.
1. Dewan Komisaris
Variabel dewan komisaris diukur dengan jumlah total anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan yang termasuk dalam sampel.
Dewan Komisaris = Jumlah total anggota dewan komisaris
2. Dewan Direksi
Variabel ukuran dewan komisaris diukur dengan jumlah total anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.
Dewan Direksi = Jumlah total anggota Dewan Direksi
3. Komite Audit
(54)
baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.
Komite Audit = Jumlah total komite audit
Tabel 3.2
Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukurannya
No. Jenis variabel Nama Variabel Parameter Skala Pengukuran
1 Dependen Manajemen Laba Persentase antara modal kerja dengan pendapatan
Rasio 2 Independen Dewan Komisaris Jumlah keseluruhan
dewan komisaris dalam masing-masing
perusahaan sampel
Nominal
3 Independen Dewan Direksi Jumlah keseluruhan dewan direksi dalam masing-masing perusahaan sampel
Nominal
4 Independen Komite Audit Persentase antara jumlah anggota komite audit independen dengan jumlah seluruh komite audit
Rasio
Sumber: Olahan Penulis (2014)
3.7Teknik Analisis Data
3.7.1 Analisis Regresi Berganda
Teknik analisis data yang penulis lakukan adalah analisis regresi berganda yaitu suatu analisis untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen.
(55)
Analisis ini dilakukan untuk melihat pengaruh variabel dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit terhadap manajemen laba. Adapun rumus dari regresi liniear berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y = manajemen laba
X1 = dewan komisaris
X2 = dewan direksi
X3 = komite audit
a = konstanta
b1,b2,b3 = koefisien regresi dari setiap variabel independen
e = error
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan software SPSS Versi 16. Sebelum melakukan analisis regresi berganda, maka harus terlebih dahulu
(56)
dilakukan uji asumsi klasik agar estimasi (ß) bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator).
3.7.2 Uji Asumsi Klasik
3.7.2.1Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk “menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil” (Ghozali, 2006:74). Untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
3.7.2.1Uji Multikolonieritas
Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen” (Ghozali, 2006:57). Korelasi tidak akan terjadi diantara variabel independen jika model regresinya baik. Jika terjadi korelasi antara variabel independen maka variabel independen tersebut tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang korelasi antar sesama variabel independennya sama dengan nol.
(57)
3.7.2.2Uji autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk “menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode sebelumnya (t-1). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjangb waktu berkaitan satu sama lainnya” (Ghozali, 2006:61).
3.7.2.3Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji “apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas” (Ghozali, 2006:69)
3.7.3 Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2006:45). Semakin kecil nilai R2 berarti semakin terbatas kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
(58)
b. Uji-F
Uji-F menunjukkan “apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen” (Ghozali, 2006:47). Uji-F pada dasarnya menunjukkaan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat/dependen.
c. Uji-t
Uji-t menunjukkan “seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji-t bertujuan untuk melihat signifikansi dalam pengujian hipotesis” (Ghozali, 2006:48). Penelitian ini menggunakan uji-t dengan derajat kepercayaan 5% (α = 0,05).
(59)
3.8Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan direncanakan sebagai berikut :
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No.
Tahapan Penelitian
Januari 2014
April 2014
Juni
2014 Keterangan
1. Pengajuan Proposal Skripsi √ 1 minggu
2. Bimbingan Proposal Skripsi √ 2 minggu
3. Pengumpulan Data √ 1 minggu
4. Pengolahan Data √ 1 minggu
5. Bimbingan Skripsi √ 2 minggu
6. Penyelesaian Penulisan Laporan Penelitian
√ 2 minggu
(60)
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Dekripsi Objek Penelitian
Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai 2011. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Objek penelitian dipilih bagi Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara terus-menerus listing pada tahun 2010 sampai tahun 2012, Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2010, 2011, dan 2012. Perusahaan yang laporan keuangannya memiliki kelengkapan data yang diperlukan berdasarkan variabel penelitian. Adapun jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini 26 perusahaan, yang dipilih berdasarkan metode purposive sampling.
4.2Statistik Deskriptif
Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, dan menggunakan manajemen laba sebagai variabel dependen. Statistika deskriptif dari masing-masing variabel penelitian diperoleh sebagai berikut:
(61)
Tabel 4.1
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan hasil statistika deskriptif pada tabel 4.1 diketahui bahwa variabel X1 (Dewan Komisaris) memiliki nilai minimum 2, nilai maksimum sebesar 12, nilai mean (rata-rata) 4,32 dan standar deviasi 2,201. Variabel X2 (Dewan Direksi) memiliki nilai minimum 2, nilai maksimum sebesar 10, nilai mean (rata-rata) 4,79 dan standar deviasi 1,989. Variabel X3 (Dewan Komisaris) memiliki nilai minimum 2, nilai maksimum sebesar 4, nilai mean (rata-rata) 3,04 dan standar deviasi 0,376. variabel Y (Manajemen Laba) memiliki nilai minimum -7.861552460, nilai maksimum sebesar 3.896452389, nilai mean (rata-rata) 0,09088502381 dan standar deviasi 0,591245224685.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 78 2 12 4.32 2.201
X2 78 2 10 4.79 1.989
X3 78 2 4 3.04 .376
Y 78 -7.861552460E-1 3.896452389E0 .09088502381 .591245224685
(62)
4.3Uji Asumsi Klasik
Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis regresi berganda. Sebelum melakukan uji hipotesis, maka peneliti akan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji asumsi klasik dilakukan dengna tujuan untuk mendapatkan data yang BLUE (Best, Linear, Unbias, Estimator) dengan mengetahui apakah data yang digunakan telah normal dan bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
4.3.1 Uji Normalitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel penggangu atau residual terdistribusi secara normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik.
4.3.1.1 Analisis Grafik
Analisis grafik digunakan dengan dua cara yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang terdistribusi secara normal adalah data yang terdistribusi dengan garis titik-titik berbentuk lonceng pada grafik histogramnya, titik tersebut tidak mengarah ke kiri atau ke kanan. Pada grafik P-P Plot, data akan menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal apabila data tersebut terdistribusi secara normal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik.
(63)
Gambar 4.1
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Gambar 4.2
(64)
Berdasarkan tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 dapat terlihat bahwa gambarnya berbentuk lonceng dan grafik P-P Plots pada gambar 4.2 dapat terlihat bahwa titik-titik menyebar menjahui arah garis diagonal. Hasil ini menunjukkan bahwa data tidak dapat dikatakan terdistribusi secara normal. Cara agar data terdistribusi secara normal adalah dengan melakukan regresi dengan persamaan semilog yaitu variabel dependen dalam bentuk logaritma natural dan variabel independen dalam bentuk aslinya atau tidak berubah. Berikut adalah hasil yang diperoleh setelah melakukan persamaan semilog.
Gambar 4.3
(65)
Gambar 4.4
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan tampilan grafik histogram pada gambar 4.3 dapat terlihat bahwa gambarnya berbentuk lonceng dan grafik P-P Plots pada gambar 4.4 dapat terlihat bahwa titik-titik menyebar mengikuti arah garis diagonal. Hasil ini menunjukkan bahwa data dapat dikatakan terdistribusi secara normal.
4.3.1.2 Analisis Statistik
Data belum dapat dikatakan terdistribusi secara normal apabila hanya dilakukan uji normalitas dengan melihat grafik histogram, maupun grafik P-P Plot, oleh karena itu perlu diadakannya uji statistik, untuk meyakinkan data terdistribusi
(66)
secara normal. Maka dilakukan uji statistik dengan kolmogorov-Smirnov (K-S). data dikatakan terdistribusi secara normal apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Berikut hasil uji K-S dengan menggunakan data semilog.
Tabel 4.2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.88211401
Most Extreme Differences Absolute .194
Positive .093
Negative -.194
Kolmogorov-Smirnov Z 1.713
Asymp. Sig. (2-tailed) .006
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan table 4.2 hasil uji K-S menunjukkan bahwa residual tidak terdistribusi secara normal dengan nilai signifikansi 0,006 < 0,05. Hasil ini menunjukkan data tidak terdistribusi secara normal yang berarti uji statistik akan menjadi tidak valid apabila data ini digunakan dalam analisis regresi berganda.
(67)
Menurut Santoso (2002), jika data tidak terdistribusi secara normal ada beberapa perlakuan yang dapat dilakukan untuk menangani data tersebut:
1. Melakukan transformasi data, yaitu dengan cara mengubah data ke logaritma atau bentuk natural (LN) kemudian dilakukan pengujian ulang.
2. Menghilangkan data yang dianggap penyebab tidak normalnya data dan melakukan pengujian ulang
3. Menambah jumlah data, kemudian dengan jumlah yang baru dilakukan pengujian ulang
4. Data diterima apa adanya
Untuk menormalkan data dalam penelitian ini sebelumnya telah dilakukan transformasi data dengan logaritma, dan data tidak terdistribusi secara normal. Berikutnya, penanganan yang dilakukan oleh peneliti untuk menormalkan data adalah dengan cara menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab distribusi yang tidak normal.
Dalam proses menghilangkan data pada penelitian ini telah dipertimbangkan bahwa dengan menghilangkan data tidak akan mengaburkan tujuan penelitian ini. Data-data yang dihilangkan adalah data-data yang outlier atau dengan kata lain merupakan data yang menyimpang terlalu jauh dari data yang lainnya, adanya data outlier ini dapat menyebabkan analisis menjadi bias. Setelah menghilangkan data-data yang outlier maka diperoleh 20 sampel dengan tahun penelitian 2010-2012, sehingga total seluruh sampel adalah 60. Berikut hasil uji K-S pada sampel tersebut.
(68)
Tabel 4.3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .04459966
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .463
Asymp. Sig. (2-tailed) .983
a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan uji K-S pada table 4.3 tersebut telah menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, dengan nilai signifikansi 0,983 > 0,05. Dengan penanganan data yang tidak normal diperoleh 60 sampel pada penelitian ini yang telah lulus uji normalitas.
4.3.2 Uji Multikolonieritas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dalam model regresi yang baik tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Ada atau tidaknya korelasi dapat dilakukan dengan melihat tolerance dan lawanya yaitu VIF (Variance inflation factor). Menurut Ghozali (2006:57) kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
(69)
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dengan kata lain, setiap variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap variabel independen lainnya untuk mengetahui korelasi antar variabel independen tersebut. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan VIF > 10. Dengan kata lain, data yang bebas multikolonieritas adalah yang memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Berikut adalah hasil dari uji multikolonieritas.
Tabel 4.4
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .067 .047 1.426 .159
X1 .001 .004 .037 .200 .842 .486 2.059
X2 -.004 .004 -.180 -1.021 .312 .550 1.818
X3 -.012 .017 -.105 -.715 .477 .784 1.275
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Pengelolaan SPSS, 2014
Berdasarkan table 4.4 dapat dilihat bahwa tidak satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance < 0.1 dan nilai VIF > 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini bebas dari adanya multikolonieritas.
(70)
4.3.3 Uji Autokorelasi
Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan melalui uji Durbin-Watson (DW) dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 4.5
Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson ( DW-Test)
Sumber: Siagian, (2011)
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d <dl Tidak ada autokorelasi poitif No decision dl < d < du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 - dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No Decision 4 - du < d < 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak du < d < 4 – du atau negatif
(71)
Berikut hasil uji autokorelasi
Tabel 4.6
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Hasil pengujian di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson adalah 2.068. Nilai ini akan kemudian diuji berdasarkan ketentuan ada tidaknya gejala autokorelasi, yakni jika nilai Durbin-Watson (D-W) ada pada batas du (atas) dan 4-du (du < D-W < 4-du), model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi. Nilai signifikansi yang digunakan adalah 5% dengan jumlah sampel 60 (N = 60) dan jumlah variabel independen sebanyak tiga (k = 3), maka dari tabel data statistik Durbin-Watson diperoleh nilai batas bawah (dl) sebesar 1.48 dan nilai batas atas (du) sebesar 1.69. Nilai D-W (2.068) berada di antara du (1.69) dan 4-du (2.31) atau 1.69 < 2.068 < 2.31. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi, sehingga pengujian dapat dilanjutkan.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .212a
.045 -.006 .045778710594 2.068
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
(72)
4.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat grafik scatterplot dengan dasar analisis sebagai berikut (Ghozali, 2006:69) :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.5
(73)
Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar di bawah dan diatas angka 0 pada sumbu Y yang berarti bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.4Analisis Regresi
Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan BLUE (Best, Linear, Unbiased, Estimator), data yang digunakan telah normal dan bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil regresi linear berganda yang diperoleh melalui pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 16 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
(74)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .067 .047 1.426 .159
X1 .001 .004 .037 .200 .842
X2 -.004 .004 -.180 -1.021 .312
X3 -.012 .017 -.105 -.715 .477
Dependent Variable: Y
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2014
Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,067 + 0,001X1 - 0,004X2 - 0,12X3
Keterangan:
1. Konstanta sebesar 0,067 menunjukkan bahwa bila tidak ada variabel independen (X1=X2=X3=X4=X5=X6=0), akan terjadi manajemen laba sebesar 0,067.
2. Nilai X1 sebesar 0,001 menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran dewan komisaris dalam perusahaan sebesar 1% akan diikuti penurunan tindakan manajemen laba sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
3. Nilai X2 sebesar 0,004 menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran dewan komisaris dalam perusahaan sebesar 1% akan diikuti penurunan tindakan manajemen laba sebesar 0,004 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
4. Nilai X3 sebesar 0,12 menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran dewan komisaris dalam perusahaan sebesar 1% akan diikuti penurunan tindakan manajemen laba sebesar 0,12 dengan asumsi variabel lainnya tetap.
(1)
Lampiran 4: Statisitka Deskriptif dewan komisaris, dewan direksi, komite audit
dan manajemen laba setelah penggurangan sampel
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 60 3 12 4.57 2.317
X2 60 2 10 5.20 2.032
X3 60 2 4 3.07 .406
Y
60
-9.410298500E -2
.126098310 .0135015942
0 .045632338444
(2)
Lampiran 5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .04459966
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .463
(3)
Lampiran 5
Hasil Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Autokorelasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .067 .047 1.426 .159
X1 .001 .004 .037 .200 .842 .486 2.059
X2 -.004 .004 -.180 -1.021 .312 .550 1.818
X3 -.012 .017 -.105 -.715 .477 .784 1.275
a. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .212a .045 -.006 .045778710594 2.068
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
(4)
Lampiran 6
(5)
Lampiran 7
Uji koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .212a
.045 -.006 .045778710594
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .005 3 .002 .874 .460a
Residual .117 56 .002
Total .123 59
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y
(6)
Lampiran 8
Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .067 .047 1.426 .159
X1 .001 .004 .037 .200 .842
X2 -.004 .004 -.180 -1.021 .312
X3 -.012 .017 -.105 -.715 .477