xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Informasi yang
diberikan akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan. Pemakai laporan keuangan dapat dibedakan menjadi beberapa pihak yaitu : pihak internal dan
pihak eksternal. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan Baridwan, 2004:17.
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba. Informasi
keuangan yang dapat menunjukkan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba adalah laporan laba rugi Chariri dan Ghozali, 2007, dalam Siagian 2011:1.
Investor sebagai penyedia modal bagi perusahaan tentunya akan sangat berhati-hati dalam menginvestasikan uangnya. Oleh karena itu, investor
membutuhkan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi masa depan perusahaan demi memperoleh pengembalian return yang diharapkan atas
investasi yang dilakukan. Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode tertentu Kieso dan Weygandt,
2008: 128. Laporan laba rugi digunakan oleh para investor untuk memprediksi perusahaan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, laporan laba rugi
Universitas Sumatera Utara
xiii
seringkali disajikan tidak dengan keadaan yang sebenarnya dan manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat
laporan keuangan menjadi baik. Tindakan inilah yang kemudian disebut dengan manajemen laba. Tujuan manajemen laba adalah meningkatkan kesejahteraan
pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak terdapat perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat diidentifikasikan sebagai suatu
keuntungan Fischer dan Rosenzweirg, 1995:433. Banyak kasus manipulasi keuangan yang muncul karena perusahaan
melakukan manajemen laba, misalnya kasus yang terjadi atas Enron Corporation pada tahun 2001, World Com pada tahun 2002, Xerox pada tahun 2002, dan
Vivendi Universal pada tahun 2002 yang merupakan perusahaan-perusahaan raksasa Amerika Serikat. Selain itu, di Indonesia juga terjadi hal serupa, seperti
skandal manipulasi laporan keuangan pada PT. Kimia Farma Tbk. Manajemen PT. Kimia Farma Tbk terbukti melakukan pelanggaran dalam kasus penggelembungan
harga persediaan agar laba bersih terlihat besar yang terjadi di laporan keuangan perusahaan untuk tahun buku 2001.
Dari beberapa contoh kasus tersebut, maka sangat relevan bila ditarik suatu pertanyaan tentang bagaimana efektivitas penerapan Corporate Governance. Di
Indonesia, konsep corporate governance mulai banyak di perbincangkan mulai pertengahan tahun 1997, walaupun demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan corporate governance pada perusahaan-perusahaaan di Indonesia masih mengalami sejumlah kendala.
Universitas Sumatera Utara
xiv
Tata kelola perusahaan Corporate Governance adalah sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan
Ali, 2006, dalam Ruth 2013:3. Menurut Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI Corporate Governance adalah seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal
dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Terdapat lima prinsip yang dapat dijadikan pedoman agar praktik CG dapat berjalan dengan baik yaitu : keterbukaan transparency, akuntabilitas
accountability, pertanggungjawaban responsibility, independensi independency, dan kewajaran fairness. Salah satu pihak yang juga merupakan
bagian terpenting dari terlaksananya konsep Good Corporate Governance GCG adalah dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan
kesuksesan perusahaan Egon dalam FCGI, 2008 karena dewan komisaris yang bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen, sedangkan manajemen
bertanggungjawab atas peningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan manajemen dalam
mengelola perusahaan termasuk kemungkinan manajemen untuk melakukan manajemen laba. Selain dewan komisaris pihak yang juga merupakan bagian
penting dari terlaksananya GCG adalah dewan direksi karena dewan direksi
Universitas Sumatera Utara
xv
bertugas untuk mengurus kepentingan perusahaan sesuai dengan kebijakan yang dianggap tepat dan dewan direksi juga bertanggungjawab secara pribadi atas
kerugian perusahaan bila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Agar terbentuknyan Good Corporate Governance GCG, peran komite
audit juga dianggap penting karena komite audit bertanggungjawab membantu dewan komisaris salah satunya adalah meningkatkan kualitas keterbukaan laporan
keuangan dan juga mendorng terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai.
Penelitian ini menggunakan indikator corporate governance yaitu dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit., karena indikator-indikator tersebut
dianggap berpotensi dalam mempengaruhi manajemen laba. Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh corporate governance
terhadap manajemen laba pernah dilakukan oleh beberapa peneliti antara lain oleh Xie et al. 2001, mengungkapkan bahwa proporsi dewan komisaris dan frekuensi
rapat dewan berpengaruh terhadap manajemen laba. Iqbal dan Norman 2010, mengungkapkan bahwa ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, proporsi
dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Menurut Abbas et al. 2009, ukuran dewan direksi, proporsi dewan komisaris, dan proporsi komite
audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Nasution dan Setiawan 2007, komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap manajemen laba, tetapi komite audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
xvi
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ulang pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur karena perusahaan manufaktur memiliki jumlah perusahaan yang banyak
dibandingkan dengan jenis usaha lain dan juga karena pernah terdapat adanya kasus manipulasi laporan keuangan dalam perusahaan manufaktur. Berdasarkan
uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI 2010-2012 ”.
1.2 Perumusan Masalah