xxxviii
Penelitian Nasution dan Setiawan 2007 yang berjudul pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan di Indonesia. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah komposisi dewan komisaris, ukuran dewan komisaris, komite audit dan ukuran perusahaan, variabel dependennya
adalah manajemen laba. Nasution dan Setiawan 2007 menyatakan bahwa komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap
manajemen laba, hanya komite audit yang memiliki pengaruh terhadap manajemen laba.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah
penelitian yang menjelaskan tentang variabel-variabel, hubungan antara variabel- variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang
kebenarannya dapat diuji secara empiris Iskandar, 2008. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, maka kerangka
konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut
Universitas Sumatera Utara
xxxix
CORPORATE GOVERNANCE STRS
H1
H2 H4
H3
Sumber: Olahan Penulis 2014
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Corporate Governance terhadap Manajemen Laba
Gambar 2.1 menjelaskan pengaruh corporate governance sebagai variabel bebas independent variable terhadap manajemen laba sebagai variabel terikat
dependent variable. Dalam penelitian ini, indikator corporate governance yang digunakan adalah dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. Saat terjadi
pemisahan antara pengelola perusahaan dengan para pemegang saham, pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih dibandingkan pemegang saham.
Akibatnya, karena pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak, lebih lengkap, dan lebih akurat, dibanding dengan pemegang saham, maka akan
terjadi kecenderungan para pengelola perusahaan akan memanfaatkan informasi ini untuk kepentingan mereka sendiri. Hal inilah yang dapat memicu terjadinya
manajemen laba. MANAJEMEN
LABA Y
DEWAN KOMISARIS X1
DEWAN DIREKSI X2
KOMITE AUDIT X3
Universitas Sumatera Utara
xl
Tata kelola perusahaan Corporate Governance adalah sistem yang digunakan dalam mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan
Ali, 2006, dalam Ruth 2013:9 . Tata kelola perusahaan yang baik akan mampu mengatasi tindakan dari manajemen laba. Terdapat lima prinsip yang dapat
dijadikan pedoman agar praktik CG dapat berjalan dengan baik yaitu : keterbukaan transparency, akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban
responsibility, independensi independency, dan kewajaran fairness. Salah satu pihak yang juga merupakan bagian terpenting dari terlaksananya konsep Good
Corporate Governance GCG adalah dewan komisaris. Dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan Egon dalam FCGI, 2008
karena dewan komisaris yang bertanggungjawab untuk mengawasi manajemen, sedangkan manajemen bertanggungjawab atas peningkatkan efisiensi dan daya
saing perusahaan, sehingga dewan komisaris dapat mengawasi segala tindakan manajemen dalam mengelola perusahaan termasuk kemungkinan manajemen
untuk melakukan manajemen laba. Selain dewan komisaris pihak yang juga merupakan bagian penting dari terlaksananya GCG adalah dewan komisaris karena
dewan komisaris bertugas memberikan nasihat kepada dewan direksi dan juga bertanggungjawab renteng secara pribadi atas kepailitan peseroan bila disebabkan
oleh kesalahan dan kelalaian dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat. Agar terbentuknyan Good Corporate Governance GCG, peran komite
audit juga dianggap penting karena komite audit bertanggungjawab membantu dewan komisaris salah satunya adalah meningkatkan kualitas keterbukaan laporan
Universitas Sumatera Utara
xli
keuangan dan juga mendorng terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai.
2.4 Hipotesis Penelitian