Formasi Notopuro yang berada pada lapisan teratas di situs Sangiran ini sekitar 500.000 – 250.000 tahun yang lalu dengan litologi breksi laharik dan
batu gamping tufaan yang diakibatkan oleh banyaknya aktivitas vulkanik. Lahar vulkanik diendapkan kembali di daerah Sangiran, yang juga
mengangkut material batuan andesit berukuran kerikil hingga bongkah. Di dalam lapisan ini banyak ditemukan artefak batu hasil budaya manusia yang
berupa serpih-bilah sehingga Sangiran dijuluki industri serpih-bilah Sangiran, kapak perimbas, bola batu, kapak penetak, dan kapak persegi.
Selain itu, lapisan ini juga ditandai oleh endapan lahar, breksi, pasir dan juga banyak ditemukan alat serpih, fosil kerbau dan kijang.
Setelah pembentukan Formasi Notopuro, terjadilah pelipatan morfologi secara umum di Sangiran, yang mengakibatkan pengangkatan Sangiran ke
dalam bentuk kubah raksasa. Erosi K. Cemoro berlangsung terus-menerus di bagian puncak kubah sehingga menghasilkan cekungan besar yang saat ini
menjadi ciri khas dari morfologi situs Sangiran. Berumur 250 ribu sd 15 ribu tahun lalu. Dengan lapisan:
Lapisan lahar atas Lapisan teras
Lapisan batu pumice 6. Formasi Teras Solo Kali Pasir
Berumur 15 ribu sd 1.5 ribu tahun lalu. Dimana hanya memiliki lapisan endapan sungai batu kerikil dan kerakal.
C. Pemeliharaan dan pelestarian benda-benda yang terdapat di Museum Sangiran
Sebanyak 50 lima puluh individu fosil manusia Homo erectus telah
ditemukan. Jumlah ini mewakili 65 dari fosil Homo erectus yang
ditemukan di seluruh Indonesia atau sekitar 50 dari populasi Homo
erectus di dunia .Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini
adalah sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di dalam
gudang penyimpanan. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs pra sejarah yang memiliki peran yang sangat penting
dalam memahami proses evolusi manusia dan merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia. Berdasarkan hal tersebut, Situs
Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Dunia nomor 593 oleh Komite World
Heritage pada saat peringatan ke-20 tahun di Merida, Meksiko.
Koleksi Museum Sangiran 1. Fosil manusia, antara lain
Australopithecus africanus , Pithecanthropus mojokertensis Pithecantropus robustus , Meganthropus palaeojavanicus ,
Pithecanthropus erectus, Homo soloensis , Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Homo sapiens .
2. Fosil binatang bertulang belakang, antara lain Elephas namadicus gajah,
Stegodon trigonocephalus gajah, Mastodon sp gajah, Bubalus palaeokarabau kerbau, Felis palaeojavanica harimau, Sus sp babi,
Rhinocerus sondaicus badak, Bovidae sapi, banteng, dan Cervus sp rusa dan domba.
3. Fosil binatang air, antara lain Crocodillus sp buaya, ikan dan kepiting,
gigi ikan hiu, Hippopotamus sp kuda nil, Mollusca kelas Pelecypoda dan
Gastropoda , Chelonia sp kura-kura, dan foraminifera . 4. Batu-batuan , antara lain MeteoritTaktit, Kalesdon, Diatome, Agate,
Ametis 5. Alat-alat batu, antara lain serpih dan bilah, serut dan gurdi, kapak persegi,
bola batu dan kapak perimbas-penetak
6. Koleksi lainnya a. Fosil kayu yang terdiri dari:
Fosil kayu Temuan dari Dukuh Jambu, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar. Ditemukan pada tahun 1995 pada lapisan tanah lempung warna abu-abu ditemukan pada formasi pucangan
Fosil batang pohon Temuan dari Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen. Fosil
ini ditemukan pada tahun 1977 pada lapisan tanah lempung Warna abu-abu dari endapan ditemukan pada Formasi pucangan
b. Tulang hasta Ulna Stegodon Trigonocephalus Ditemukan di kawasan cagar sangiran pada tanggal 23 november 1975 di
tanah lapisan lempung warna abu –abu Formasi kabuh bawah. c. Tulang paha
Ditemukan dari Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe, Kabupaten Sragen pada tanggal 4 Februari 1989 pada lapisan tanah lempung warna abu – abu
dari endapan ditemukan pada formasi pucangan atas. d. Tengkorak kerbau
Ditemukan oleh Tardi Pada tanggal 20 November 1992 di Dukuh Tanjung, Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar pada lapisan
tanah Warna coklat kekuning-kunginan yang bercampur pasir ditemukan formasi kabuh berdasarkan penanggalan geologi berumur 700.000-500
tahun e. Gigi Elephas Namadicus
Ditemukan di situs cagar budaya sangiran Pada tanggal 12 Desember 1975, Pada lapisan tanah pasir bercampur kerikil berwarna cokelat
ditemukan pada Formasi kabuh Fragmen gajah purba
Hidup di daerah cagar budaya sangiran. Jenisnya adalah: Mastodon
Stegodon f. Tulang rusuk Casta Stegodon Trigonocephalus
Ditemukan oleh Supardi pada tanggal 3 Desember 1991 di Dukuh Bukuran, Desa Bukuran Kecamatan kalijambe Kabupaten Sragen pada
lapisan lempung warna abu – abu dari endapan pucangan atas. g. Ruas tulang belakang Vertebrae
Ditemukan di situs cagar budaya sangiran pada tanggal 15 Desember 1975 di lapisan tanah pasir berwarna abu – abu pada formasi kabuh bawah.
h. Tulang jari Phalanx Ditemukan di situs sangiran pada tanggal 28 oktober 1975 pada lapisan
tanah pasir kasar warna cokelat kekuning-kuningan pada formasi kabuh. i. Rahang atas Elephas Namadicus
Rahang ini dilengkapi sebagian gading ditemukan oleh Atmo di Dukuh Ngrejo, Desa Samomorubuh Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen pada
tanggal 24 April 1980 pada lapisan Grenz bank antara formasi pucangan dan kabuh.
j. Tulang kaki depan bagian atas Humerus Bagian fosil ditemukan oleh Warsito Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe,
Kabupaten Sragen pada tanggal 28 Desember 1998 pada lapisan tanah lempung warna abu – abu dari formasi pucangan atas kala pleistosen bawah
k. Tulang kering Ditemukan oleh Warsito di Dukuh Bubak Desa Ngebung, Kecamatan
Kalijambe, Kabupaten Sragen pada tanggal 4 januari 1993 lapisan tanah lempung warna abu – abu dari formasi pucangan atas.
l. Fosil Molusca a. Klas Pelecypoda
b. Klas Gastropoda
m. Binatang air
Tengkorak buaya Crocodilus Sp. ditemukan pada tanggal 17 Desember 1994 oleh Sunardi di Dukuh Blimbing, Desa Ngebung, Kecamatan kalijambe
kabupaten Sragen pada formasi pucangan Kura – kura Chlonia Sp. ditemukan pada tanggal 1 Februari 1990 oleh hari
Purnomo Dukuh Pablengan, Desa krikilan , Kecamatan Kalijambe, kabupaten Sragen pada Formasi pucangan
Ruas tulang belakang ikan ditemukan pada tanggal 20 November 1975 oleh Suwarno di Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen pada
formasi pucangan Selain mendirikan museum situs prasejarah sangiran untuk menjaga
kawasan sangiran, pemerintah juga mengeluarkan Undang-undang tentang perlindungan cagar budaya sangiran, yaitu:
1 Mengeluarkan SK. Mendikbud No. 70 111 1977 dan menetapkan sangiran sebagai cagar budaya. Semua fosil-fosil di wilayah sangiran
dilindungi dan setiap temuan harus diserahkan kepada pemerintah. 2 UU No. 5 Tahun 1992 tentang benda cagar budaya yang lebih keras yaitu,
menetapkan sangiran sebagai cagar budaya UNESCO Meskipun pemerintah telah membuat peraturan perundang-undangan
tentang perlindungan cagar budaya, tetapi pada kenyataannya masih mengalami beberapa masalah yaitu;
a. Daerah yang seluas 32 km² hanya diawasi oleh tenaga yang sangat terbatas. Daerah itu hanya dijaga oleh 27 personil, termasuk 8 orang
bertugas sebagai satpam. b. Adanya tradisi memberi hadiah terhadap penemu fosil yang telah
berlangsung sejak jaman pendudukan Belanda. c. Para pembeli asing menawarkan harga yang lebih tinggi dibandingkan
dari pemerintah, sehingga banyak penduduk setempat yang menjual fosil temuannya kepada pembeli asing.
D. Pengembangan Museum Purbakala Sangiran