Penelitian yang Relevan LANDASAN TEORI

sebelumnya. Teori yang ada adalah akumulasi dari teori yang sudah pernah ada sebelumnya hingga akhirnya mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Kenyataan ini didasarkan pada sifat ilmu itu sendiri yang selalu berkembang sepanjang zaman. 4. Sosiologi bersifat non-etis, artinya dalam ilmu tersebut yang dipersoalkan adalah fakta yang menjadi objek kajiannya, bukan baik dan buruknya fakta tertentu berdasarkan pola-pola aturan yang bersifat normatif, oleh sebab itu kajian kedua ilmu tersebut lebih terfokus pada menjelaskan fakta secara analitis.

2.11. Penelitian yang Relevan

Penelitian ini mengacu pada sumber penelitian sebelumnya yang relevan dengan hasil penelitian ini. Sumber penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: Skripsi Universitas Gunadarma tahun 2008 yang berjudul “Gaya Hidup Remaja yang Melakukan Clubbing” oleh Dimitri Nindyastari yang meneliti tentang gaya hidup dan faktor-faktor pembentuk gaya hidup remaja yang melakukan clubbing. Hasil penelitian ini menemukan bahwa gaya hidup para remaja yang melakukan clubbing, dekat dengan pengaruh negatif seperti minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang, banyak menghabiskan waktu di luar rumah dengan teman-teman, prioritas hidup cenderung jangka pendek, dan perhatiannya berorientasi seputar masalah pribadi. Gaya hidup tersebut terbentuk terutama dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di dalam keluarga, dimana ketiga Subjek cenderung tidak mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya di dalam keluarga, sehingga mencari jalan keluar melalui lingkungan sebaya. Skripsi Universitas Sumatera Utara tahun 2009 yang berjudul “Dugem Gaya Hidup Para Clubbers” oleh Muhhamad Liyansyah yang meneliti tentang kegiatan Dugem disalah satu diskotik di kota Medan yang bernama Retro Spective. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa yang disebut para clubber adalah para penikmat kehidupan malam yang memilih cara menghabiskan waktunya dengan berkumpul dengan teman-temannya di sebuah diskotik dengan segala aktivitas di dalamnya. Kegiatan yang biasa dilakukan clubbers pada saat dugem adalah ngobrol, minum, dan dance jojing. Aktivitas ini adalah kegiatan utama para clubber pada saat dugem dan mampu membuat para clubber merasa senang dan terlebur dalam suasana malam hingga lupa waktu. Para clubber merasa bahwa pada saat dugem, mereka dapat memperoleh kepuasan, kesenangan, informasi, dan citra diri. Melalui dugem para clubber merasa memperoleh kepuasan dan kesenangan yang mampu menghilangkan beban pikiran yang mereka rasakan. Skripsi Universitas Gunadarma tahun 2009 yang berjudul “Hubungan antara kesepian dan kebutuhan afisiliasi pada remaja akhir yang senang Clubbing” oleh Sri Yola Tiska yang meneliti tentang bagaimana hubungan antara kesepian dengan kebutuhan afiliasi pada remaja akhir yang senang clubbing dan factor- faktor apa saja yang mempengaruhi kesepian dengan kebutuhan afiliasi pada remaja akhir yang clubbing. Hasil penelitian ini menemukan terdapat hubungan yang positif antara kesepian dengan kebutuhan afiliasi pada remaja akhir yang senang clubbing. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kesepian subjek maka semakin tinggi pula kebutuhan afiliasinya, dan sebaliknya semakin rendah tingkat kesepian subjek maka semakin rendah pula tingkat kebutuhan afiliasinya.

2.12. Kerangka Berfikir